Suhu Capai 50 Derajat Celcius, Jemaah Calon Haji Diminta Tidak Umrah Siang Hari

Keuntungan lain jika jemaah melaksanakan umrah wajib haji pada malam hari, yaitu ruangan pelaksanaan tawaf utuh.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 24 Jul 2019, 15:10 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2019, 15:10 WIB
Jemaah Haji Melaksanakan Thawaf di Kakbah. Foto: Bahauddin/MCH
Jemaah Haji Melaksanakan Thawaf di Kakbah. Foto: Bahauddin/MCH

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah Indonesia yang baru saja sampai di Kota Makkah disarankan menunaikan ibadah umrah wajib haji pada malam hari. Hal itu dilakukan guna menghindari dampak kepadatan Masjidil Haram dan cuaca panas.

Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Maskat Ali Jasmun mengatakan, cuaca Makkah sangat panas pada musim haji 2019 ini.

Dia memaparkan, suhu kota Makkah pada siang hari rata-rata di atas 40 derajat Celsius dan kadang bisa sampai 50 derajat Celsius.

Suhu tersebut, kata Maskat, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata suhu pada hari biasa di Indonesia yang berkisar antara 26 sampai 36 derajat Celsius.

"Maka pemerintah memberikan imbauan kepada jamaah dari Indonesia yang baru sampai ke Makkah, baik dari Jeddah maupun dari Madinah, sebelumnya ketika melaksanakan umrah, dilaksanakan malam hari karena siang sangat panas," ujar Maskat, seperti dilansir Antara, Rabu (24/7/2019).

Ia menambahkan, menunaikan umrah wajib pada malam hari akan lebih ringan karena suhu udaranya relatif lebih rendah dibandingkan pada siang hari.

"Malam lebih tinggi intensitasnya terkait jemaah yang melakukan malam ibadah umrahnya, mereka pilih malam karena ketika selesai ademlah ya. Enggak seperti siang hari dan ini berat, jemaah melawan cuaca saja sudah berat, apalagi saat siangnya," kata Maskat.

Selain itu, dia juga memaparkan keuntungan lain jika jemaah melaksanakan umrah wajib haji pada malam hari, yaitu ruangan pelaksanaan tawaf utuh.

"Kalau posisinya malam hari, misalnya masuk setelah salat isya, kemungkinan di ruang pelaksanaan tawaf itu utuh. Berbeda kalau masuk ke Haram dalam waktu salat rawatib, mungkin akan terpecah karena ada adzan, kalau ada adzan, berarti ada pengelompokan jamaah laki-laki dan perempuan di tempat yang sudah ditentukan dan berbeda," papar Maskat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Siapkan Petugas Haji

Jemaah Haji
Tim Petugas Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH) Kementerian Agama mencatat, adanya peningkatan jumlah jemaah haji yang terpisah dari rombongannya. . (Dok Tim Petugas Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH) Kementerian Agama)

PPIH 2019 telah menempatkan petugas di pos-pos stasioner siaga membantu jemaah yang memerlukan bantuan di sekitar Masjidil Haram. Ada juga petugas yang ditugasi berkeliling.

Maskat menyarankan, jemaah selepas menunaikan ibadah salat tidak langsung bergegas pulang ke pemondokan guna menghindari terjadinya penumpukan dan antrean panjang di terminal bus Shalawat.

"Karena bubarnya bareng pasti menimbulkan kepadatan di terminal-terminal, maka sarannya setelah salat jangan buru-buru pulang, satu jam dulu di dalam masjid baru setelah itu pulang," pungkas Maskat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya