Liputan6.com, Arab Saudi - Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan wukuf di Padang Arafah adalah medium kembali ke jati diri. Kemampuan untuk berkontemplasi, berdiam diri melakukan refleksi mengenali jati diri sesungguhnya sebagai manusia.
Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang menitiktekankan pada aspek kemanusiaan.
Baca Juga
Ini dia sampaikan saat memberi sambutan pada puncak ibadah haji, wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Sabtu (10/8/2019). Turut hadir Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh.
Advertisement
"Wukuf adalah medium bagaimana kita mampu kembali ke jati diri. Ketika kita mengenali diri kita sendiri, kita pun mampu mengenali Tuhan kita," ujar Menag.
Dia bercerita bagaimana ketika Rasulullah ditanya para sahabat tentang ciri-ciri kemabruran. Ternyata jawaban Nabi Muhammad SAW sangat sederhana tapi bermakna besar. Yakni, memberi makan sesama manusia.
Makan sesungguhnya simbol dari kebutuhan pokok setiap manusia.
"Ketika kita bertanya apakah haji kita mabrur, seberapa besar kita peduli terhadap kebutuhan pokok sesama kita, makan simbol kebutuhan pokok itu," jelasnya.
Kehadiran seorang Muslim adalah mampu mewujudkan serta menghadirkan kedamaian, keamanan sebagai kebutuhan pokok manusia.
Menag menegaskan jika Islam adalah agama kemanusiaan. "Allah meniupkan ruh pada janin yang ada pada rahim ibu kita. Jadi pada diri setiap manusia, tidak peduli apa pun etnisnya apapun rasnya, apa pun jenis kelamin, termasuk apa pun agama yang dianut, ada bagian dari Tuhan yang ditiupkan ke dalam diri setiap manusia," dia menegaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mengapresiasi Layanan Ibadah Haji
Dia mengaku bersyukur berada di Padang Arafah. Melaksanakan wukuf sebagai puncak rangkaian ibadah haji. Tidak ada ibadah yang rangkaiannya begitu panjang seperti haji. Tak hanya hitungan menit, jam hari, bahkan minggu.
Dia berharap melalui wukuf di Arafah mampu mengajak manusia kembali merenungi diri sendiri. Kemudian mampu menghadirkan eksistensi di tengah masyarakat, melalui kemampuan memenuhi kebutuhan pokok seperti kepedulian sosial, yang di dalamnya ada jaminan rasa aman, damai.
Menag turut mengapresiasi pelaksanaan layanan ibadah haji yang terus meningkat. Hal ini dikatakan hasil upaya para petugas haji, di mana negara sejak bertahun tahun silam memfasilitasi penyelenggaraan ibadah haji.
Capaian itu merupakan buah dari kerja sama semua pihak. Tidak hanya Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan tetapi juga jajaran eksekutif, Kementerian Luar Negeri dan lainnya.
"Apa yang sudah menjadi capaian, kita rawat dengan sebaik-baiknya, dan upaya kita meningkatkan kenyamanan jemaah hakekatnya adalah washilah semata, ini bukan tujuan, perantara, karena tujuan berhaji hakekatnya adalah kemabruran.
Advertisement