Liputan6.com, Madinah - Jemaah haji Indonesia menjadi satu-satunya yang mendapatkan layanan jalur khusus kepulangan atau Eyab di Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz, Madinah.
Ini berbeda dibandingkan layanan Eyab di Bandara King Abdulaziz, Jeddah. Selain Indonesia, Malaysia dan India juga bisa menikmati fasilitas tersebut.
Ini diungkapkan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah Arsyad Hidayat yang meninjau langsung kesiapan layanan Eyab di Madinah, kemarin.
Advertisement
"Kami dipanggil oleh GACA karena mereka menyampaikan rencana akan diterapkannya inovasi Eyab di Bandara Madinah pada saat pemulangan jemaah haji dari hotel di Madinah ke bandara Madinah," jelas dia, Kamis (29/8/2019).
Di Madinah, layanan Eyab diperuntukkan bagi 13.533 jemaah haji Indonesia dari 32 kelompok terbang (kloter). Angka ini dua kali lipat dibandingkan jemaah yang dilayani Eyab di Jeddah.
Bila berdasarkan penjelasan pihak otoritas bandara menyatakan Indonesia memiliki sistem pengaturan atau penyelenggaraan jemaah haji yang sangat baik. Ini yang membuat hanya jemaah haji Indonesia memperoleh layanan Eyab pada tahun ini.
Â
Keberadaan layanan ini, dinilai sebagai bentuk penghormatan atau apresiasi dari Pemerintah Arab Saudi kepada institusi resmi penyelenggara haji Indonesia.
"Kita cukup bangga karena kita selalu dijadikan pilot project setiap inovasi yang dilakukan oleh pihak Arab Saudi," jelas dia.
Di Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz, fasilitas Eyab berada pada paviliun 5. Jemaah haji akan ditempatkan pada paviliun usai tiba di bandara. Di lokasi ini, sambil menunggu jemaah bisa menikmati berbagai perkenalan budaya Arab Saudi yang ditampilkan.
Usai itu, baru jemaah haji didorong masuk ke dalam bandara ke jalur penerbangan internasional. Selanjutnya melalui pemeriksaan imigrasi sebelum akhirnya masuk ke pesawat.
"Setelah imigrasi baru nanti custom atau bea cukai. Setelah itu masuk ke duty free kemudian menunggu panggilan pesawat," dia menandaskan.
Â