6 Cara Mengendalikan Emosi Saat Puasa, Salah Satunya Berwudu

Beberapa cara mengendalikan emosi saat puasa dibawah ini, dapat dijadikan pedoman agar puasa lancar dan tidak berkurangnya pahala karena emosi.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 06 Mei 2020, 03:45 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 03:45 WIB
5 Cara Mudah Meredam Amarah di Bulan Puasa
Dalam hidup kita biasa dihadapkan dengan suatu hal yang dapat membuat emosi kita naik.

Liputan6.com, Jakarta Cara mengendalikan emosi saat puasa setidaknya perlu untuk Anda pahami. Karena, sejatinya puasa tidak hanya tentang menahan lapar dan haus, namun juga bagaimana kita menahan emosi dan lebih bersabar dalam menghadapi segala permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi, memang emosi merupakan karunia yang diberikan oleh Sang Pencipta agar manusia dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya. 

Salah satu jenis emosi tersebut yaitu marah. Marah merupakan jenis emosi yang sangat harus dihindari ketika puasa. Namun, tidak banyak orang yang mengerti, bagaimana cara mengendalikan emosi saat puasa yang efektif tersebut.

Dalam Al-Quran dan Hadist, sesungguhnya telah banyak tuntunan mengenai bagaimana cara mengendalikan emosi saat puasa. Namun, artikel ini akan mencoba untuk membahas lebih dalam lagi bagaimana cara mengendalikan emosi saat puasa yang bisa Anda coba.

Berikut Liputan6.com telah menyiapkan rangkuman tentang bagaimana cara mengendalikan emosi saat puasa yang tidak ada salahnya untuk dicoba. Pastinya, beberapa cara tersebut pun juga cukup mudah dan efektif untuk dilakukan, Kamis (30/4/2020).

1. Berwudhu

Tata Cara Wudhu dan Bacaannya
Tata Cara Wudhu dan Bacaannya (Sumber: Pixabay)

Cara mengendalikan emosi saat puasa yang pertama adalah dengan berwudlu. Basahi wajah dan bagian tubuh dengan air wudhu. Hal ini terbukti cukup efektif dalam meredakan amarah yang sedang meledak-ledak. Rasa segar dari basuhan air wudhu tersebut seakan menyadarkan diri kita untuk lebih sabar dan dapat menghadapi masalah tersebut dengan lebih tenang. Bahkan cara ini juga telah mengikuti anjuran dari Nabi Muhammad SAW seperti berikut ini.

Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah bersabda:

عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.”

Jadi, apabila emosi sudah mulai memuncuk, akan lebih baik jika segera mengambil air wudhu agar emosi tersebut mereda.

2. Berdzikir

Dzikir
Sejumlah jemaah melaksanakan dzikir di Mesjid Raya Medan, Sumatra Utara, Minggu (15/8). Berdzikir merupakan salah satu aktivitas ibadah yang dilakukan umat muslim di bulan Ramadan. (Antara)

Selanjutnya, cara mengatur emosi saat puasa adalah apabila Anda telah berwudhu dan merasa masih terdapat sisa-sisa dari amarah yang ada di dalam tubuh, maka dengan berdzikir adalah cara yang bisa Anda lakukan selanjutnya. Dengan berdzikir, diri kita akan semakin mengingat akan kuasa Allah, dan akhirnya akan semakin membuat hati kita menjadi lebih tenang dan lembut dalam menghadapi masalah. Keutamaan berdzikir tersebut juga telah di sampaikan melalui Firman Allah dalam Al-Quran surat ar-Ra’du ayat 28 yang berbunyi:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du: 28).

Jika ditafsirkan lebih dalam, maka maksud dari ayat tersebut yaitu, tentang orang-orang yang Allah beri petunjuk merupakan orang yang beriman. Dengan mengingat Allah melalui cara bertasbih dan bertahmid serta membaca dan mendengar Al-Quran, hati orang beriman akan terasa tenang. Maka, sebagai umat Islam kita perlu mengingat, ketenangan hati akan terwujud dengan mengingat Allah.

3. Lebih baik diam

Ilustrasi marah
Ilustrasi marah. Sumber foto: unsplash.com/Christian Fregnan.

Memang, biasanya dalam menyelesaikan suatu masalah lebih baik dilakukan dengan sebuah percakapan. Akan tetapi, berbicara di sini perlu dilakukan dengan kepala dingin dan perasaan yang tenang. Karena, saat Anda berbicara saat dalam kondisi emosi justru akan membuat keadaan menjadi lebih panas dan semakin memburuk.

Dari Ibnu Abbaas dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

"Barang siapa marah, hendaknya diam (dulu)."

Oleh sebab itu, ada apabila Anda sedang dalam keadaan emosi yang hampir memuncuk, ada baiknya tidak banyak berbicara dahulu atau lebih baik diam. Tunggu hingga Anda merasa tenang siap untuk membahas sebuah masalah dengan kepala dingin. Tentunya, agar hasil pembicaraan tersebut tercipta solusi yang sama-sama menguntungkan.

4. Ubah posisi tubuh

[Bintang] Si Dia Hobi Banget Marah? 3 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Mendinginkannya
Berantem itu adalah sebuah persoalan yang biasa dihadapi setiap pasangan. Saat si dia marah, kamu bisa membuatnya tak marah lagi kok. (Ilustrasi: VideoBlocks)

Ternyata, posisi tubuh kita dapat memengaruhi kondisi dari emosi. Apabila Anda sedang merasa marah dengan posisi sedang berdiri, maka ada baiknya Anda merubah posisi tubuh Anda dengan duduk. Dan, apabila Anda marah dengan posisi duduk, maka berbaringlah.

Dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِذَا ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلاَّ فَلْيَضْتَجِعْ

"Jika salah seorang dari kalian marah saat berdiri, hendaknya ia duduk, kalau belum pergi amarahnya, hendaknya ia berbaring."

5. Ingat akibat dari emosi

Orangtua sering marah, anak rentan sakit. (iStockphoto)
Orangtua sering marah, anak rentan sakit. (iStockphoto)

Selain merugikan bagi diri Anda sendiri dan dapat membatalkan puasa, terkadang emosi tersebut dapat merugikan orang lain. Dan banyak kasus mengenai kerugian yang di timbulkan karena emosi. Beberapa contoh dampak negatif dari emosi selain membatalkan puasa seperti, terjadinya pertengkaran atau perselisihan yang bisa saja diakhiri dengan adu fisik dan merusak barang-barang, timbul rasa dendam, menjadi kesulitan untuk bergaul, hingga dijauhi oleh kerabat dekat. Maka dari itu, akan lebih baik jika segala hal di selesaikan dengan kepala dingin.

6. Membaca AL-Quran

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Cara yang dapat dikatakan paling ampuh dalam meredakan emosi terutama saat puasa, yaitu dengan membaca Al-Quran. Kitab ini memiliki beberapa nama, salah satu nama lain dari Al-Quran adalah Asy Syifa yang memiliki arti obat penyembuh. Karena sesungguhnya emosi adalah sebuah penyakit hati. Dan, dengan membaca Al-Quran, maka keadaan hati yang panas akan menjadi sejuk dan tentu akan melancarkan ibadah puasa kita.

Jadi, selamat mencoba cara mengendalikan emosi saat puasa di atas ya, semoga berhasil dan lancar dalam menjalankan ibadah puasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya