Quraish Shihab: Akidah, Sesuatu yang Diyakini dan Tidak Boleh Lepas dari Hati Seseorang

Menurut Quraish Shihab, Islam menekankan bahwa akidah haruslah sesuatu yang memiliki argumentasi yang kuat.

oleh Maria Flora diperbarui 03 Mei 2020, 09:20 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2020, 08:00 WIB
Mutiara Hati Quraish Shihab - Akidah
Mutiara Hati Quraish Shihab - Akidah (Foto:Liputan6/Maria Flora)

Liputan6.com, Jakarta Quraish Shihab menjelaskan Islam terdiri dari akidah, syariah dan ahlak. Kata akidah diambil dari kata akada yang berarti mengikat. Baik yang diikat sifatnya matrial maupun non matrial. 

Namun, ada sejumlah pakar baik muslim maupun non muslim, yang berbeda pendapat dengan apa yang dimaksud dengan akidah.

Seorang sosilolog dan psikolog asal Prancis salah satunya. Dia menyebut bahwa akidah lahir dri sumber yang tidak sadari, yakni dari bawah sadar manusia. Menurutnya akidah adalah kepercayaan tanpa argumentasi. Tetapi mempercayai penuh bahwa itu adalah kebenaran.

Pandangan ini, menurut Quraish Shihab berbeda dengan pandangan Islam tentang akidah.

"Pandangan ini mengabaikan akal, membedakan ilmu dan akidah. Karena ilmu berkaitan dengan sesuatu yang pasti," ungkap Quraish. 

Sementara, Islam sendiri menekankan bahwa akidah haruslah sesuatu yang memiliki argumentasi yang kuat.

"Haruslah sesuatu yang diyakini dan tidak boleh lepas dari hati dan keyakinan seseorang. Apapun yang terjadi," ucap Quraish Shihab. 

Meski dipaksa untuk meyakini sesuatu yang bertentangan dengan akidahnya, namun dibenarkan untuk mengucapkannya dengan lidah. 

"Akidah harus bersumber dari Alquran dan memiliki makna yang pasti. Dia harus bersumber dari hadits yang sifatnya mutawatir dan disampaikan oleh banyak orang," kata Quraish shihab di akhir renungannnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya