Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kembali memperbolehkan masyarakat untuk mudik lebaran tahun ini. Hanya saja, syarat wajibnya adalah vaksin booster.
Soal mudik ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Badan Litbang Perhubungan (Balitbanghub) telah melakukan survey kegiatan mudik Lebaran 2022. Salah satunya, puncak arus mudik diprediksi bakal terjadi pada hari ke-27 dan 28 Ramadhan.
Baca Juga
"Berdasarkan rencana operasi dan prediksi hasil survei, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada tanggal 29-30 April," ujar Menhub seperti ditulis Jumat (8/4/2022).
Advertisement
Sedangkan untuk puncak arus balik, Ia meramal bakal terjadi satu pekan setelah Lebaran Idul Fitri, tepatnya pada 8 Mei 2022.
Pilihan moda transportasi terbanyak kedua setelah kendaraan pribadi yakni angkutan jalan, seperti bus dan moda penyeberangan sebanyak 26,7 juta penumpang. Disusul kereta api dengan 8,2 juta penumpang, kapal 1,4 juta penumpang, dan angkutan lainnya 0,1 juta orang.
"Dari 79,4 juta orang yang diprediksi mudik, sebanyak 13 juta orang berasal dari Jabodetabek," ujar Menhub.
Kota Tujuan Favorit
Adapun menurut survei Balitbanghub Kemenhub, total 79,4 juta orang akan pergi mudik, dimana 40 juta diantaranya memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Provinsi tujuan yang paling dominan akan dituju para pemudik, yakni Jawa Tengah sebanyak 23,5 juta, Jawa Timur sebanyak 16,8 juta dan Jawa Barat sebanyak 14,7 juta.
Untuk jalur perjalanan yang paling dipilih melalui Jalan Tol Trans Jawa, jalur lintas Jawa Tengah, Tol Cipularang, jalur Pantura, hingga Jalan Tol Trans Sumatera.
Advertisement
13 Juta Warga Jabodetabek Diramal Bakal Mudik Lebaran 2022
Jumlah orang yang akan pergi mudik Lebaran 2022 diperkirakan mengalami peningkatan besar pasca pemerintah melonggarkan sejumlah syarat perjalanan.
Hal ini berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) soal prediksi pergerakan mudik Lebaran 2022.
Mengutip hasil survei Balitbang Perhubungan, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan, potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2022 meningkat, dari semula pada survei pertama 20,3 persen atau 55 juta orang akan melakukan perjalanan ke luar kota, menjadi 29,4 persen atau 79,4 juta di survei kedua.
Begitu pun untuk potensi pergerakan dari Jabodetabek, yang pada survei pertama sebanyak 9,1 juta orang atau 26,84 persen dari penduduk Jabodetabek.
"Setelah dilakukan survei kedua mengalami peningkatan menjadi 13 juta atau 38,35 persen," kata Djoko.
Pergeseran Moda Transportasi
Djoko juga menemukan adanya potensi pergeseran penggunaan moda transportasi, setelah dihapusnya kebijakan tes swab antigen atau PCR untuk naik pesawat.
"Walaupun penggunaan angkutan pribadi tetap terbanyak, pemilihan penggunaan pesawat menjadi lebih banyak dibandingkan menggunakan kereta api dibandingkan hasil pada survei 1," ungkapnya.
Secara angka, potensi penggunaan moda mobil pribadi 26,8 persen atau 21,3 juta orang, sepeda motor 18,7 persen atau 14,9 juta orang, bus 16,3 persen atau 12,9 juta orang.
Kemudian, pesawat terbang 12,1 persen atau 9,6 juta orang, kereta api 9 persen atau 7,2 juta orang, kapal laut 1,4 persen atau 1,1 juta orang, dan kapal penyeberangan 1,2 persen atau 900 ribu orang.
"Total pengguna transportasi jalan (saat mudik Lebaran 2022) 75,3 persen atau sebanyak 59,8 juta orang akan menggunakan transportasi jalan. Perlu antisipasi yang menggunakan kendaraan pribadi antar pulau adalah juga potensi menggunakan angkutan penyeberangan atau angkutan laut," tuturnya.
Advertisement