Al-Qur'an Kulit Kayu, Jejak Awal Penyebaran Islam di Alor

Di Kampung Alor Besar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi NTT ada Al-Qur'an tua yang diyakini sebagai bukti masuknya agama Islam di Alor. Uniknya, Al-Qur'an ini terbuat dari kulit kayu

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 15:30 WIB
Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)
Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Alor - Di Kampung Alor Besar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi NTT ada Al-Qur'an tua yang diyakini sebagai bukti masuknya agama Islam di Alor. Uniknya, Al-Qur'an ini terbuat dari kulit kayu.

Al-Qur'an kulit kayu itu disimpan di dirumah keluarga Nurdin Gogo yang berada di tengah-tengah permukiman di daerah pesisir tidak jauh dari Rumah Adat Watang.

Diyakini Al-Qur'an ini dibawa ke Alor Besar oleh Bapak Iang Gogo yang meratau bersama keempat saudaranya dengan misi penyebaran Agama Islam hingga ke Alor pada masa Kesultanan Baabulah 5.

Kelima bersaudara ini berlayar dari Ternate (Maluku Utara) dengan menggunakan perahu layar. Kelima bersaudara yang berperan dalam penyebaran agama Islam itu adalah Ilyas Gogo, Iang Gogo, Djou Gogo, Boi Gogo, dan Kimales Gogo

Perahu layar itu menurut riwayat bernama ‘Tuma Ninah’ yang berarti berhenti atau singgah sebentar.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sumber Air Banda

Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)
Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)

Kelima bersaudara ini menyinggahi daratan Alor untuk pertama kalinya di Vetelei (Tanjung Bota, Desa Alila).

Karena haus mereka mencari sumber air di sekitar pantai. Karena tidak menemukan sumber air maka Iang Gogo menusukkan tongkatnya ke pasir yang kemudian memancar air tawar.

Sampai saat ini mata air tersebut masih ada yang terletak di Bota, Desa Alila, Kecamatan Alor Barat Laut dan diberi nama mata air Banda.

Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan dan kembali singgah di sebuah tempat bernama Tang-tang yang saat ini bernama Desa Aimoli.

Menyebarkan Islam dan Menikahi Anak Bangsawan

Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)
Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)

Di Aimoli, mereka bertemu dengan Raja Baololong 1 (raja Bungabali). Saat pertemuan ini mereka saling bertukar cendera mata. Gogo bersaudara memberikan sebuah nekara dan Raja Baololong 1 memberikan pisau khitan kepada kelima Gogo.

dari Tang-tang kemudian mereka berpisah denagn janji akan bertemu kembali di Pusung Rebong (pusat kerajaan Bungabali).

Pada saat di Bungabali terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu salah seorang dari kelima Gogo bersaudara tersebut harus tinggal di Bungabali untuk menyebarkan Ajaran Islam, yang kemudian dilaksanakan oleh Bapak Iang Gogo dengan berbekal sebuah Al-Qur'an kulit kayu dan sebuah pisau khitan.

Selanjutnya Iang Gogo menetap dan menikah dengan seorang putri bangsawan kerajaan Bungabali bernama Bui Haki, dan melahirkan keturunan sampai saat ini.

Spesifikasi Al-Qur'an Tua Kulit Kayu

Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)
Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)

Nama : Al-Qur'an Tua (kulit kayu)

UkuranPanjang: 32 cm

Lebar: 21 cm

Ukuran Kotak: Tinggi 27,5 cm Lebar 37 cm

Tebal: 7,5 cm

Bahan: Al-Qur'an dari kulit kayu

 

Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)
Al-Qur'an tua kulit kayu di Alor, NTT. (Foto: kemdikbud.go.id)

Kotak simpan: Bahan kayu

Periode: Islam

Kondisi: Agak rusak

Pemerian: Di dalam Al-Qur'an tertulis ayat-ayat lengkap dengan 30 Juz dan 114 surat menggunakan bahasa dan huruf Arab, dengan warna tinta hitam dan merah.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya