Asal Usul Kata Santri dan Karakter Khasnya, Cocok Diambil Mantu

pendapat lainnya meyakini bahwa kata santri berasal dari kata ‘Cantrik’ (bahasa Sansekerta atau Jawa), yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Makna itu mengandung karakter khas dan unik santri

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2022, 02:30 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2022, 02:30 WIB
Santri Pondok Pesantren El Bayan, Cilacap keluar dari masjid usai salat berjemaah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Santri Pondok Pesantren El Bayan, Cilacap keluar dari masjid usai salat berjemaah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purbalingga - Jutaan santri kini tengah berjuang di ribuan pondok pesantren di Indonesia. Selain menuntut ilmu, pesantren adalah kawah candradimuka untuk menggodok dan membentuk karakter sejak usia dini.

Di era modern, generasi kekinian menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks. Tanpa karakter yang kuat, bisa jadi, anak muda tak akan mampu survive.

Orangtua kebanyakan memilih pondok pesantren karena menyadari hal itu. Anak-anak butuh ilmu umum dan ilmu agama sekaligus untuk berhadapan dengan zaman yang melaju makin kencang.

Perihal kata santri, dalam kamus besar bahasa Indonesia, ada dua pengertian santri, yaitu orang yg mendalami agama Islam dan orang yangg beribadah secara sungguh-sungguh; orang yang saleh.

Pengertian santri lainnya menyebutkan bahwa santri diambil dari bahasa ‘tamil’ yang berarti ‘guru mengaji’. Ada juga yang menilai kata santri berasal dari kata india ‘shastri’ yang berarti ‘orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci’.

Selain itu, pendapat lainnya meyakini bahwa kata santri berasal dari kata ‘Cantrik’ (bahasa Sansekerta atau Jawa), yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Sedang versi yang lainnya menganggap kata ‘santri’ sebagai gabungan antara kata ‘saint’ (manusia baik) dan kata ‘tra’ (suka menolong).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Karakter Khas Santri

Santri mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, Kamis (12/8). Ratusan santri kilat dari berbagai daerah ini menetap selama bulan selama Ramadhan di Ponpes Lirboyo.(Antara)
Santri mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, Kamis (12/8). Ratusan santri kilat dari berbagai daerah ini menetap selama bulan selama Ramadhan di Ponpes Lirboyo.(Antara)

Mengutip NU Online, karakter terbentuk atas kebiasaan dan pembiasaan tertentu, dapat diamati dalam sebuah prilaku yang “ajeg”, istiqomah, terus menerus. Tentu banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter tertentu, mulai dari nilai intrinsik dan ekstrinsik.

Lingkungan tentu faktor yang sangat besar mempengaruhi karakter tersebut. Santri identik dengan lingkungan pesantren, maka kehidupan pesantren adalah karakter yang melekat pada santri. Jiwa yang religius, sikap sosial yang akomodatif adalah bagian dari karakteristik lingkungan pesantren.

Tetapi secara invidu yang santri juga memiliki keunikan yang berbeda-beda, dampak dari dialektika faktor intrinsik dan ekstrinsik. Karakter santri yang unik di antaranya:

1. Teosentrik

Teosentrik atau theocentric yaitu sebuah nilai dalam karakter diri santri yang didasarkan pada pandangan yang menyatakan bahwa sesuatu kejadian berasal, berproses, dan kembali kepada kebenaran Allah SWT.

Semua aktivitas pendidikan dipandang sebagai ibadah kepada Allah SWT, dan merupakan bagian integral dari totalias kehidupan keagamaan. Dalam praktiknya mengutamakan sikap dan perilaku yang kuat beroreintasi pada kehidupan ukrawi dalam kehidupan sehari-hari. Semua perbuatan dilaksanakan dengan hukum agama demi kepentingan hidup ukhrawi (Mastuhu, 1994:62).

Karakter yang demikian membuat santri lebih hati-hati membawa dirinya untuk tidak terjerumus pada perbuatan yang subhat, apalagi bathil atau haram. Spritualitas yang tinggi, membuat dirinya selalu merasa diawasi sang penciptanya. Diri, amal, dan perilakukan kehidupannya semata-mata oleh,dan akan kembali bada Allah SWT.

 

 

Kesukarelaan, Kearifan, Kesederhanaan dan Kemandirian

Sujud Syukur santri El Bayan usai sebanyak 497 orang dinyatakan sembuh Covid-19 tanpa catatan kematian atau gejala berat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Sujud Syukur santri El Bayan usai sebanyak 497 orang dinyatakan sembuh Covid-19 tanpa catatan kematian atau gejala berat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

2. Sukarela dalam Mengabdi

Hal itu tercermin dari kepasrahan seorang santri dalam belajar di pesantren. Secara sukarela dalam melakukan setiap aktivitas pembelajaran dan pembiasaan lainnya, meskipun tanpa diawasi oleh seorang kiai atau ustadz. Bahkan pada pesantren tertentu terdapat santri yang sengaja mengabdikan dirinya secara terus menerus kepada sang kiai.

Totalitas ini dilakukan karena santri meyakini, terdapat berkah yang akan didapat setelah melakukan pengabdian secara sukarela, secara sempurna kepada sang kiai atau ustadz. Berkah itu berupa kesuksesan hidup dalam bermasyarakat kelak, menjadi tokoh agama, tokoh masyarakat yang juga rela berkorban dan mengabdi kepada sesamanya.

3. Kearifan Santri

Ketiga, santri identik dengan karakter kearifan, yakni bersikap sabar, rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, dan mendatangkan manfaat bagi kepentingan bersama. Menghormati perbedaan dan keberagaman.

Dalam setiap keputusan yang diambil mempertimbangkan lokalitas dimana dia hidup. “di mana bumi diijak, disitu langit dijunjung”, inilah kemudian membuat santri mudah diterima oleh semua kalangan.

4. Kesederhanaan dan Kemandirian

Adalah karekter khas santri, tidak tinggi hati dan sombong walau berasal dari orang kaya atau keturunan raja sekalipun. Fasilitas pesantren yang serba terbatas berperan dalam membentuk karakter kesederhanaan dan kemandirian santri.

Sederhana dan mandiri bukan karena tidak mampu, tapi lebih menunjukkan pribadi yang peduli sesama, pribadi yang menyadari bahwa dunia adalah sementara.

Bukti dari karakter tersebut, bahwa santri melakukan aktivitas domestik mereka sendiri-diri, seperti; mencuci, memasak, dan lain sebagainya. Kesederhanaan dilambangkan dengan kesamaan dalam berpakaian dan benda yang dimilki tanpa bermewah-mewah. Perspektif lain tentang karakter santri bisa difahami dengan pendekatan harfiyah.

Demikian beberapa karakter khas santri yang melekat dan menjadi ciri khasnya. Cocok diambil mantu bukan?

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya