Hari Sumpah Pemuda dan Kisah Ashabul Kahfi Tertidur Selama 309 Tahun di Dalam Gua

Peran pemuda dalam memperjuangkan bangsa Indonesia mengingatkan kita kepada kisah Ashabul Kahfi, yakni kisah tujuh pemuda yang beriman tertidur di dalam gua selama ratusan tahun.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 26 Okt 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 04:30 WIB
Serunya Menapak Tilas Gua Ashabul Kahfi di Yordania
Menapak tilas Gua Ashabul Kahfi di Yordania tak kalah menarik dengan mengunjungi tempat bersejarah lainnya. (Doc: Aria Sankhyaadi)

Liputan6.com, Bogor - Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peringatan ini mengingatkan pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda adalah adalah sebuah tekad perjuangan pemuda-pemudi Indonesia untuk kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi momentum membangkitkan semangat pemuda-pemudi Indonesia untuk melawan, mengusir, dan menentang para penjajah.

Sumpah Pemuda merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Berikut isi lengkap dari Sumpah Pemuda.

- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. 

- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Adanya Sumpah Pemuda menjadi tonggak besar dalam perjuangan Indonesia meraih kemerdekaannya. Sumpah Pemuda menumbuhkan semangat juang kaum muda yang kemudian menyatukan elemen bangsa.

Peran pemuda dalam memperjuangkan bangsa Indonesia mengingatkan pada kisah Ashabul Kahfi, yakni kisah tujuh pemuda yang beriman tertidur di dalam gua selama ratusan tahun.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Kisah Ashabul Kahfi

Serunya Menapak Tilas Gua Ashabul Kahfi di Yordania
Menapak tilas Gua Ashabul Kahfi di Yordania tak kalah menarik dengan mengunjungi tempat bersejarah lainnya. (Doc: Aria Sankhyaadi)

Kisah Ashabul Kahfi termaktub dalam QS Al-Kahf, surah ke 18 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 110 ayat. Dalam surah ini dikisahkan tujuh pemuda sebelum zaman Nabi Muhammad SAW yang beriman tertidur di gua hingga ratusan tahun lamanya.

Ketujuh pemuda ini hidup di zaman Raja Diqyanus. Raja ini menyembah berhala. Ia memaksa agar rakyatnya ikut menyembah berhala. Jika tidak menuruti kemauannya, konsekuensinya adalah hukuman mati.

Ketujuh pemuda itu berpegang teguh dengan keyakinannya. Mereka tidak mau mengikuti perintah raja untuk menyembah berhala. Mereka pun akhirnya melarikan ke sebuah gua.

Selama di perjalanan, tujuh pemuda itu diikuti oleh seekor anjing. Meskipun telah diusir, anjing tersebut tetap mengikuti. Setibanya di goa, anjing tersebut menjaga tujuh pemuda itu di depan pintu gua.

Kemudian para pemuda itu berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk yang lurus dalam urusannya.

“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami,” demikian doa tujuh pemuda di dalam gua.

Tidur Selama Ratusan Tahun

Ilustrasi gua.
Ilustrasi gua. (iStockphoto)

Allah menidurkan tujuh pemuda itu di dalam gua selama 309 tahun. Suatu hari, ketujuh pemuda terbangun dari tidurnya dan bertanya-tanya.

“Sudah berapa lama kita tidur di sini?” tanya salah satu pemuda.

“Kita berada di sini sehari atau setengah hari?” timpal pemuda lainnya.

Kemudian di antara tujuh pemuda itu diminta untuk pergi ke kota belanja makanan. Uang yang dibawa adalah uang perak zaman Raja Diqyanus.

“Belilah makanan enak dan bawa ke sini dan berkata lemah lembut lah supaya orang tidak mengetahui kita di sini,” pinta seorang pemuda. 

“Jika mereka mengenal kita, raja tersebut akan memaksa kita untuk menyembah berhala,” katanya.

Setibanya di kota, mereka membeli makanan untuk dibawa ke gua dengan uang perak. Penjual kaget ketika salah satu Ashabul Kahfi membayar dengan uang perak. Pemuda itu dituduh menyimpan uang raja purba.

Akhirnya ditangkaplah pemuda itu dan dibawa ke hadapan raja. Raja yang memerintah saat itu bertanya tentang uang perak yang dimiliki pemuda itu.

“Dapat dari mana uang ini?” tanya sang raja.

Bukti Kuasa Allah

Ilustrasi dinding gua.
Ilustrasi dinding gua. (iStockphoto)

Seorang pemuda dari Ashabul Kahfi itu menceritakan yang sebenarnya. Ia memiliki uang perak ketika melarikan diri ke sebuah gua karena tidak mau menyembah berhala saat raja yang memerintahnya adalah Diqyanus.

“Di manakah gua itu?” tanya sang raja lagi.

Pemuda itu akhirnya menunjukkan tempatnya. Raja dan pembesar kerajaan menuju gua bersama salah satu pemuda Ashabul Kahfi.

Setibanya di lokasi gua, raja kaget dan heran. Sebab, raja Diqyanus lebih dari 300 tahun meninggal dunia dan pemuda itu tertidur selama ratusan tahun. Inilah sebuah kekuasaan Allah SWT. 

Setelah didatangi oleh raja, tujuh pemuda itu kembali tidur di gua. Kemudian Allah mewafatkan mereka. Lalu raja menyalati jenazah Ashabul Kahfi itu. Kemudian hari membuat masjid dekat pintu untuk mengenang tujuh pemuda yang tertidur selama ratusan tahun di dalam gua.

Wallahu’alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya