Gempa Cianjur: Meninggal karena Tertimpa Reruntuhan Termasuk Mati Syahid

Dalam Islam, seseorang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan gempa termasuk mati syahid. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 22 Nov 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2022, 16:30 WIB
kerusakan parah gempa Cianjur
Warga menyelamatkan sisa barang dari rumahnya yang rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di kawasan Cibeureum, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Bupati Cianjur Herman Suherman menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur selama 30 hari dimulai sejak 21 November hingga 20 Desember 2022. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Cianjur - Bencana Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) mengakibatkan 162 orang meninggal dunia yang didominasi oleh anak-anak.

Data ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat usai meninjau korban gempa Cianjur.

"Tercatat di call center BPBD Cianjur, mohon izin menyampaikan berita buruk ada 162 orang meninggal dunia,” kata Ridwan Kamil.

Dalam Islam, seseorang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan gempa termasuk mati syahid. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ؟ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ    

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh Allah telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya. Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah.’ 

Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Mati syahid ada tujuh jenis selain gugur di jalan Allah: (1) korban meninggal karena wabah tha’un (wabah pes) adalah syahid, (2) korban meninggal karena sakit perut juga syahid, (3) korban tenggelam juga syahid, (4) korban meninggal tertimpa reruntuhan juga syahid, (5) korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) juga syahid, (6) korban meninggal terbakar juga syahid, dan (7) wanita meninggal karena hamil adalah syahid.’” (HR An-Nasa`i). 

Dalam hadis tersebut disebutkan ada 7 golongan mati syahid selain gugur di jalan Allah. Yakni meninggal karena wabah, meninggal karena sakit perut, meninggal karena tenggelam, meninggal karena reruntuhan, meninggal karena radang selaput dada, meninggal karena terbakar, dan wanita meninggal karena hamil.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lima Pintu Mati Syahid

Ilustrasi Islami.
Ilustrasi Islami. Photo copyright by Pixabay

Mengutip situs resmi NU, dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim Rasulullah SAW menyebut lima pintu syahid termasuk orang yang gugur di jalan Allah. Kelima pintu mati syahid itu adalah korban meninggal karena wabah, meninggal karena sakit perut, meninggal karena tenggelam, meninggal karena reruntuhan, dan meninggal karena gugur di jalan Allah.

 وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ المَطْعُوْنُ والمَبْطُوْنُ، والغَرِيْقُ، وصَاحِبَ الهَدْمِ، والشَهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه   

Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang mendapat derajat syahid ada lima jenis, yaitu (1) korban meninggal karena wabah tha’un (pes), (2) korban meninggal karena sakit perut, (3) korban tenggelam, (4) korban reruntuhan, dan (5) orang gugur di jalan Allah.’” (HR Bukhari dan Muslim). 

Jika merujuk hadis-hadis di atas, korban meninggal karena reruntuhan akibat gempa Cianjur tergolong mati syahid. Pakar Al-Qur’an KH Ahsin Sakho Muhammad menegaskan bahwa korban yang mati syahid harus dalam keadaan iman dan Islam yang terjaga hatinya, bukan dalam kondisi bermaksiat.

Wallahu’alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya