Teks Materi Khutbah Jumat Terbaru: Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah suatu keharusan bagi setiap orang. Namun terkadang kita lupa untuk melakukannya atau bahkan tidak sempat.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 01 Des 2022, 22:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2022, 22:30 WIB
Suasana Salat Jumat di  Masjid Agung Al-Azhar Jakarta
Jemaah mendengarkan Khutbah Jumat di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Ibadah Salat Jumat tetap digelar di Masjid Agung Al-Azhar meski ada imbauan Pemerintah untuk meniadakan kegiatan salat Jumat selama dua pekan ke depan guna mencegah COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah suatu keharusan bagi setiap orang. Namun terkadang kita lupa untuk melakukannya atau bahkan tidak sempat. Padahal kebersihan diri dan lingkungan sejatinya diutamakan agar menjalani hari-hari dengan nyaman.

Supaya menjadi amal kebaikan, maka niatkanlah menjaga kebersihan diri dan lingkungan karena ibadah. Sebab, menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga semata-mata menaati perintah dari Allah SWT.

Selain itu, orang yang menjaga kebersihan diri dia mengamalkan sunah Rasul, akan dicintai Allah SWT, meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT, fitrah manusia, dan menghindari laknat Allah SWT.

Begitu banyak manfaat menjaga kebersihan diri dan lingkungan selain dilihat dari aspek kenyamanan. Maka dari itu, sangat penting bagi seseorang untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Sebagai pengingat untuk melakukan hal kebaikan itu, khatib dapat mengingatkannya kepada umat Islam melalui khutbah salat Jumat. Khatib dapat menggunakan teks materi khutbah Jumat berikut yang ditulis oleh Kader PCPM Cepu Helmi Gunawan, dikutip dari suaramuhammadiyah.id.

 

Khutbah Pertama

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Tiada kata yang pantas yang terucap dan laku kehidupan dari seorang hamba yang lemah melainkan syukur kepada Allah SWT Dzat yang maha Kuasa. Allah adalah sumber segala pujian yang ada, hingga di pagi siang ini kita terhimpun untuk bersama menginsyafi segala kenistaan. Allah-lah yang menggerakan hati, maka tanpa izin-Nya tiadalah kuasa bagi manusia melangkahkan kaki demi menggapai ridha ilahi  ini.

Nabi Muhammad adalah cahaya kehidupan, kepadanya kita panjatkan shalawat dan salam. Juga tidak lupa kepada para sabatnya yang mengikrarkan kesetiaan dalam perjuangan menegakkan ajaran Islam. Kepada Nabi Muhammad kita memohon syafaat, pada hari ketika lisan tak mampu berucap hebat, hanya tangan dan kaki yang bersaksi atas apa yang kita perbuat. Dari syafaat kita gantungkan harap untuk selamat di akhirat. Aaammin

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT

Ada beberapa keutamaan menjaga hubungan baik antara manusia dengan lingkungan terutama dalam hal kebersihan diri dan lingkungan: Pertama, Menaati Perintah Allah.

Muslim yang mengamalkan kebersihan baik kebersihan diri dan lingkungan dalam kehidupannya harus diniatkan semata-mata karena mengikuti aturan Allah Ta’ala. Sebab Allah tidak menyukai sesuatu yang kotor ataupun najis. Seperti firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah [5]: 6)

اَلْاِسْلَامُ نَطِـيْفٌ فَتَـنَطَفُوْا فَاِنَـهُ لايَدْخُلُ الْجَنَـةَ اِلانَطِيْفٌ

Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.” (H.R. Baihaqi)

Kedua, mengamalkan sunnah Rasul. Tiada teladan terbaik sepanjang hayat kecuali Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dialah satu-satunya teladan bagi umat Islam. Meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan hanya dalam amaliyah satu sisi, tapi juga termasuk mengamalkan kebersihan adalah bagian dari mencontoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam begitu senang dengan kebersihan. Bahkan kebersihan adalah bagian dari gaya hidup sehat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Betapa banyak hadis shahih menyebutkan bahwa Rasul adalah tipe orang yang menyukai kebersihan. Beliau gemar bersiwak atau menggosok gigi untuk menjaga kesehatan mulutnya.

Diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah saw bersabda:

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ

Jika aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR Bukhari)

Ketiga, dicintai Allah. Seseorang yang memelihara kebersihan maka kesehatannya juga akan lebih terjaga. Dalam hadis dijelasakan bahwa Allah Ta’ala lebih menyukai mukmin yang sehat dan kuat daripada yang lemah.

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِل اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ  وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan…….” (HR. Muslim).

Lanjutan Khutbah Pertama

Keempat, meningkatkan iman dan takwa kepada Allah. Bukan hanya sehat secara fisik orang yang mengamalkan hidup bersih. Jauh lebih luas lagi, orang-orang yang mengamalkan kebersihan, maka hal itu akan menjadi wasilah baginya untuk meningkatkan keimanan dan rasa takwa kepada Allah Ta’ala.

Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim).

Dalam penjelasan hadis lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الَطُّــهُوْرُ شَطْــرُ الإِيْــمَانِ

Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)

Kelima, fitrah Manusia. Tahukah kita kebersihan itu adalah fitrah manusia, terlebih lagi seorang muslim. Merawat anggota tubuh semisal mencukur bulu kemaluan, membersihkan mulut, memotong kuku, mandi dan lainnya adalah fitrah manusia. Salah satu wujud dari fitrah yang harus dilakukan manusia dalam kesehariannya adalah mandi.

Terkait dengan kebersihan adalah bagian dari fitrah manusia, maka berikut ada riwaya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ

Ada lima macam fitrah, yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Keenam, menghindari laknat Allah. Apakah kita tahu jika wasilah kebersihan itu, maka Allah Ta’ala akan menghindarkan pelakunya dari laknat Allah? Tentu saja tidak satupun manusia ingin mendapatkan laknat dari Allah Tuhan semesta alam ini. Nah, salah satu cara untuk menghindari laknat Allah adalah dengan menjaga kebersihan.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka berkata, “Siapakah yang kena laknat tersebut?” Beliau menjawab, “Orang yang buang hajat di tempat orang lalu lalang atau di tempat mereka bernaung.” (HR. Muslim).

Hadirin yang dirahmati Allah

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Di atas, adalah sebagian kecil yang bisa diurai tentang mengapa seorang muslim wajib hidup berdampingan dengan lingkungan dengan mengamalkan kebersihan.

Jadi, mari kita mulai untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Bukan tidak mungkin, penyakit yang selama ini menyerang akan hilang ketika seseorang mampu mengamalkan hidup bersih dan menjadikan kebersihan sebagai gaya hidupnya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْن وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya