Top 3 Pesantren Populer di Jakarta, Cocok untuk Santri Zaman Now!

Profil Top 3 Pesantren Populer di Ibu Kota Jakarta

oleh Putry Damayanty diperbarui 03 Jan 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2023, 14:30 WIB
Pesantren Darunnajah
Pesantren Darunnajah

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mempunyai beragam keunikan jika dibandingkan dengan negara lainnya. Salah satunya dapat dilihat dari sistem pendidikan yang berlaku.

Lantaran mayoritas sebagian besar masyarakatnya muslim, penddidikan agama Islam pun telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dari keberadaan pondok pesantren yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan berbasis Islam sehingga tidak sedikit pula orangtua yang memutuskan untuk memasukkan anaknya ke pesantren.

Maka tidak heran jika saat ini pesantren di Indonesia berkembang semakin baik seperti 3 pesantren terkenal berikut yang berada di Ibu Kota Jakarta.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

1. Pesantren Darunnajah

Pondok Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan Islam swasta (non-pemerintah). Dirintis sejak 1942, didirikan Pondok Pesantren pada tanggal 1 April 1974 oleh (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar dan dua rekannya (Alm) KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin, dengan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif.

Pondok pesantren ini terus berupaya untuk mencetak manusia yang muttafaqoh fiddin untuk menjadi kader pemimpin umat/bangsa, selalu mengupayakan terciptanya pendidikan santri yang memiliki jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan berfikir dan berperilaku atas dasar Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.

Di pondok ini pengelolaan pendidikan dan pengajaran serta kegiatan santri sehari-hari dilaksanakan oleh para guru/ustadz dengan latar belakang pendidikan dari berbagai perguruan tinggi dan pesantren modern, yang sebagian besar tinggal di asrama dan secara penuh mengawasi serta membimbing santri dalam proses kegiatan belajar mengajar dan kepengasuhan santri.

Pesantren ini berlokasi tepatnya di Jalan Ulujami Raya, nomor 86, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Lokasinya sangat strategis karena berada di pinggiran ibukota, yang mana hal tersebut memudahkan komunikasi, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan masyarakat luas.

2. Pesantren Daarul Rahman

KH Abdul Qodir Rahman, K.H Antung Ghozali, K.H Syukron Ma'mun, K.H Masyhuri Baidlowi merupakan para pendiri Pesantren Daarul Rahman. Sedikit sejarah pendiriannya dimulai dari kedatangan beberapa santri yang ingin belajar agama; semakin hari santri semakin banyak,  kemudian timbul inisiatif untuk mendirikan pondok/asrama di dekat rumah kyai.

Pondok atau asrama yang berdiri juga semakin banyak, sehingga tempat tersebut dinamakan pondok pesantren, karena penghuninya adalah para santri yang ingin belajar menuntut ilmu agama Islam dari kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri.

Dalam Perkembangan dan kemajuan dunia yang telah memasuki era globalisasi baik di bidang teknologi maupun informasi yang sangat memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia khususnya umat islam, yang terkadang bisa menghilangkan jati diri bangsa dan mengikis fundamen di bidang moral spiritual.

Maka dalam rangka mengantisipasi hal tersebut diperlukan kader-kader ulama yang handal dan menguasai ilmu-ilmu agama secara utuh dan dapat membina dan ikut berperan membangun bangsa ini. 

Sebagai salah satu institusi pendidikan keagamaan, maka pondok pesantren Daarul-Rahman merasa berkewajiban untuk berperan serta membangun masa depan bangsa khususnya umat islam. Untuk mewujudkan hal tersebut, pondok pesantren ini dalam pelaksanaan pendidikannya menggunakan sistem kurikulum terpadu antara sistem modern Gontor ponorogo dengan sistem pondok pesantren salafiah (tradisional), yang lebih mengutamakan bahasa arab dan bahasa inggris serta penekanan pada pemahaman pengkajian kitab-kitab kuning.

3. Pesantren Banyuanyar

Pesantren Banyuanyar bermula dari sebuah langgar (mushola) kecil yang didirikan oleh Kyai Itsbat bin Ishaq sekitar tahun + 1787 M/1204 H. Beliau adalah salah seorang ulama kharismatik yang terkenal dengan kezuhudan, ketawadhuan dan kearifannya yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh masyarakat dan pengasuh pondok pesantren di Pulau Madura dan Pulau Jawa.

Pada awal berdirinya, pesantren ini hanya berlokasi di atas sebidang tanah tegalan yang sempit dan gersang yang kemudian dikenal dengan sebutan “Banyuanyar”. Di lokasi inilah Kyai Itsbat mengasuh para santrinya dengan penuh istiqomah dan sabar, sekalipun sarana dan fasilitas yang ada pada saat itu jauh dari kecukupan.

Setelah wafat, beliau meninggalkan amanah suci pada generasi penerusnya yaitu cita-cita luhur untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang representatif yang mampu menjawab tantangan zaman dan tuntutan umat.

Nama Banyuanyar diambil dari bahasa Jawa yang berarti air baru. Hal itu didasari penemuan sumber mata air (sumur) yang cukup besar oleh Kyai Itsbat. Sumber mata air itu tidak pernah surut sedikitpun, bahkan sampai sekarang air tersebut masih dapat difungsikan sebagai air minum santri dan keluarga besar Pondok Pesantren Banyuanyar.

Sedangkan nama “Darul Ulum” adalah nama yang digunakan secara formal sejak tahun 1980-an sebagai nama lembaga, baik pendidikan formal maupun non formal. “Darul Ulum” juga menjadi nama institusi-institusi yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Banyuanyar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya