Materi Khutbah Jumat Januari 2023: Tahun Baru Ajang Muhasabah Diri

Teks khutbah Jumat kali ini akan mengangkat soal muhasabah diri di tahun baru. Khatib dapat menyampaikan materi khutbah ini pada Jumat awal Januari 2023.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 05 Jan 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi Kalender 2023
Tahun baru 2023. (Foto: Unsplash/Behnam Norouzi)

Liputan6.com, Jakarta - Teks khutbah Jumat kali ini akan mengangkat soal muhasabah diri di tahun baru. Khatib dapat menyampaikan materi khutbah ini pada Jumat awal Januari 2023.

Sebagaimana diketahui, setiap akhir tahun dan awal tahun banyak orang yang tersadarkan untuk mengevaluasi dan mengintrospeksi diri sendiri. Dalam Islam istilah ini disebut muhasabah diri.

Muhasabah diri sebaiknya tidak hanya dilakukan saat akhir maupun awal tahun. Islam mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa memperbaiki hidup setiap saat. Artinya, muhasabah diri dapat dilakukan setiap saat tak perlu menunggu momen tahun baru.

Tapi tak mengapa apabila muhasabah diri ini dilakukan di akhir atau awal tahun baru. Anggap saja ini muhasabah besar-besaran agar kesalahan di tahun sebelumnya tidak terulangi di tahun ini.

Apabila khatib tertarik menyampaikan khutbah dengan materi muhasabah diri untuk mengingatkan sesama muslim, khatib dapat menggunakan naskah khutbah Jumat berikut yang dinukil dari situs nujateng.com, Kamis (5/1/2023).

 

Khutbah Pertama

الحَمْدُ للهِ الّذِي لَهُ مَا فِي السمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَلَهُ الحَمْدُ فِي الآخرَة الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وهو الرّحِيم الغَفُوْر. . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِاَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُون

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah

Pada siang hari Jumat yang penuh berkah ini khatib berwasiat kepada kita semua untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang perbuatan yang diharamkan

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan beribu-ribu nikmat sehingga kita masih diberikan kesehatan sampai di hari menjelang pergantian tahun ini. Banyak pemandangan yang selalu kita temui di tiap momen pergantian tahun. Misalnya banyak orang larut dalam suka cita sehingga merasa perlu untuk merayakan pergantian tahun dengan acara-acara yang meriah. Tahun baru menjadi agenda khusus yang sangat ditunggu-tunggu. Semua lapisan masyarakat menanti even pergantian tahun tersebut. Kemudian merayakan dengan meluapkan kebahagiaan dengan aneka kembang api atau sejenisnya.

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah

Bersikap bahagia atau merayakan pergantian tahun dengan kebahagiaan merupakan sesuatu yang sangat manusiawi. Begitupun momen euforia dalam pergantian tahun baru, namun yang menjadi catatan kita sebagai muslim apakah hal tersebut termasuk kebahagiaan yang etis untuk diekpresikan?

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah

Islam mengajarkan pada umatnya untuk memaknai kehidupan sebagai ladang yang harus digarap dengan serius untuk panen dimasa mendatang (akhirat). Hal ini tentunya sebuah warning untuk kita semua mengingat dunia adalah tempat sementara. Waktu adalah anugerah yang harus kita syukuri sementara kita hidup di ruang waktu tersebut tidak lantas bersih dari segala cobaan dan ujian. Dua tahun ini kita berada dalam masa pandemi yang masih ada di sekeliling kita semua. Setidaknya pergantian tahun ini adalah momen kita sebagai manusia untuk muhasabah dan berdoa untuk segera dibebaskan dari segala ujian. 

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah

Islam mengutamakan kehidupan akhirat di atas kehidupan dunia. Dua kehidupan tersebut dikontraskan sebagai dua jenis waktu yang sejati dan tidak sejati. Al-Qur’an melukiskan kehidupan dunia dengan istilah “tempat permainan” belaka.

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ  وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut: 64)

Kalimat “kehidupan dunia ini merupakan senda gurau dan main-main” bukan berarti kita dianjurkan untuk berbuat seenaknya di dunia ini layaknya sebuah permainan. Redaksi tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa kehidupan dunia ini tidak sejati, tidak kekal, dan penuh dengan tipuan. Karena itu, maknanya justru seseorang harus lebih banyak mencurahkan perhatian kepada kehidupan akhirat.

Lanjutan Khutbah Pertama

Ma’asiral Muslimin RahimakumullahImam Al-Ghazali mengatakan, ketika seseorang disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dalam kehidupannya di dunia, maka sesungguhnya ia sedang menghampiri suatu kerugian yang besar. Sebagaimana yang ia nyatakan—dengan mengutip hadits—dalam kitab Ayyuhal Walad:

عَلاَمَةُ اِعْرَاضِ اللهِ تَعَالَى عَنِ الْعَبْدِ، اشْتِغَالُهُ بِمَا لاَ يَعْنِيهِ، وَ اَنﱠ امْرَأً ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مَنْ عُمُرِهِ، في غَيرِ مَا خُلِقَ لَهُ مِنَ الْعِبَادَةِ، لَجَدِيرٌ اَنْ تَطُولَ عَلَيْهِ حَسْرَتُهُ

Artinya: “Pertanda bahwa Allah ta’ala sedang berpaling dari hamba adalah disibukkannya hamba tersebut dengan hal-hal yang tak berfaedah. Dan satu saat saja yang seseorang menghabiskannya tanpa ibadah, maka sudah pantas ia menerima kerugian berkepanjangan.”

Dari penjelasan ini, kita patut memikirkan ulang tentang hakikat perayaan tahun baru. Momen tahunan ini seyogianya disikapi secara wajar dan tepat. Kebahagiaan terhadap tahun baru semestinya diarahkan kepada rasa syukur terhadap masih tersisanya usia, bukan uforia kebanggaan atas tahun baru itu sendiri. Sisa usia itu merupakan kesempatan untuk menambal kekurangan, memperbaiki yang belum sempurna, dari perilaku hidup kita di dunia. Tahun baru lebih tepat menjadi momen muhasabah (introspeksi) dan ishlah (perbaikan).

  باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

  أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.  

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya