Liputan6.com, Jakarta - Disebut pekerjaan, mengumandangkan adzan ini bukanlah profesi. Namun, seringkali yang melakukan aktivitas rutin lima waktu itu hanya orang-orang tertentu.
Seringkali, diakui atau tidak, muadzin dipandang remeh. Nyaris tiap orang mengaku bisa adzan. Hanya saja, alasannya macam-macam sehingga dia tak bisa tumakninah menjalaninya.
Karena hampir semua orang bisa melakukannya itulah, sering terjadi muadzin dianggap remeh. Pun dengan marbot masjid atau musala.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, di mata Allah SWT, mereka adalah orang-orang yang mulia. Kemuliaannya bahkan akan membuatnya mudah dikenali pada hari kiamat, di mana miliaran orang dikumpulkan di satu tempat, padang mahsyar.
Adzan merupakan panggilan yang disyariatkan sebagai penanda masuknya waktu shalat fardhu bagi umat Islam. Berkaitan dengan pentingnya azan ini, Nabi SAW menjelaskan beberapa keutamaannya, khususnya bagi orang-orang yang mengumandangkan adzan (muazin atau bilal).
Pertama, memperoleh kemuliaan spesial pada hari kiamat. “Sesungguhnya para muazin itu adalah orang yang paling 'panjang lehernya' pada hari kiamat.” (HR Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Menurut ulama, maksud 'panjang leher' ini adalah orang yang paling banyak pahalanya, paling banyak mengharapkan ampunan dari Allah, paling bagus balasan amal perbuatannya, dan orang yang paling dekat dengan Allah.
Karena ciri khususnya ini pula, muadzin sangat mudah dikenali. Mereka adalah para pemimpin kaumnya. Dalam sebuah kerumunan, pemimpin-pemimpin adalah orang yang mulia.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Diampuni Dosanya dan Peroleh Jaminan Surga
Kedua, mendapatkan ampunan, sebagai saksi dan pahala yang berlipat ganda. “Orang yang azan akan diampuni kesalahannya oleh Allah sepanjang suaranya. Dan, akan menjadi saksi baginya segala apa yang ada di bumi, baik yang kering ataupun yang basah. Sedangkan, orang yang menjadi saksi shalat akan dicatat baginya pahala dua puluh lima shalat dan akan diampuni darinya dosa-dosa antara keduanya.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i).
Ketiga, memperoleh jaminan surga. Abu Hurairah berkata, “Suatu ketika, kami sedang berada bersama Rasul SAW, lalu kami melihat Bilal mengumandangkan azan. Setelah selesai, Rasulullah kemudian bersabda, “Barang siapa mengatakan seperti ini dengan penuh keyakinan, maka dia dijamin masuk surga.” (HR Nasa’i).
“Barang siapa yang azan selama 12 tahun, maka wajib baginya mendapatkan surga. Setiap azan yang dilakukannya setiap hari akan mendapatkan 60 kebaikan. Dan dengan iqamahnya, ia dicatat mendapatkan 30 kebaikan.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah di antara keistimewaan azan. Seandainya manusia mengetahui rahasia keistimewaan azan, niscaya tak ada penghinaan dan pelecehan. Sebaliknya, mereka akan berlomba-lomba untuk mengumandangkannya.
“Sekiranya orang-orang mengetahui akan rahasia keutamaan azan dan rahasia shaf pertama, niscaya mereka akan berebutan meraihnya meski dengan cara mengundi. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu panasnya saat Zhuhur, niscaya mereka akan berebut mengerjakan shalat pada saat itu. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya untuk melakukan shalat keduanya walaupun harus dengan cara merangkak.” (HR Muslim). Wallahu a'lam. (Sumber: Republika)
Tim Rembulan
Advertisement