Liputan6.com, Jakarta - Selama puasa Ramadhan, salah satu hal yang tak kalah penting dilakukan yakni memantau kondisi tubuh dan tekanan darah. Seperti disampaikan dokter spesialis gizi RS Pondok Indah Jakarta dr Juwalita Surapsari Sp.GK, pemantauan itu guna mewaspadai tanda bahaya yang bakal memberatkan puasa.
Juwalita mengatakan, jika mengalami kondisi seperti sakit kepala berat, mual, dehidrasi berat saat puasa, individu perlu memeriksa tekanan darah secara mandiri di rumah.
Baca Juga
"Waspada ketika puasa, jika sakit kepala berat, mual, muntah, dehidrasi berat, buang air kecil berwarna gelap sekali, dan berdebar-debar, kalau ada kecurigaan itu, dibutuhkan pemantauan tekanan darah di rumah secara mandiri," ujar Juwalita di Jakarta, Kamis (30/3), dilansir Antara.
Advertisement
Pemantauan kondisi tubuh dan tekanan darah penting dilakukan pada kondisi tertentu serta seseorang yang berisiko berat jika berpuasa seperti ibu hamil, diabetesi, serta penyandang hipertensi yang baru mendapat obat atau penyesuaian obat.
Komposisi tubuh yang perlu dipantau, kata Juwalita, yakni massa otot yang tidak boleh berkurang selama puasa. Menurutnya, jika menjalankan pola makan yang benar saat puasa, massa otot tidak akan berkurang.
"Tubuh kita akan terjadi metabolic switch kalau makannya sesuai, harusnya massa otot tidak akan mengalami penurunan ketika berpuasa asalkan pola makan benar selama sahur dan berbuka," jelas Juwalita.
Lebih lanjut Juwalita menerangkan, tubuh tidak akan mengambil protein dari otot untuk bertahan hingga waktu berbuka puasa. Sebaliknya, tubuh akan mengambil cadangan lemak yang akan menurunkan massa lemak dalam tubuh.
Â
Penuhi Nutrisi
Berdasarkan data penelitian, puasa selama satu bulan penuh bisa menurunkan massa lemak sebanyak 0,5 kg. Selain itu, puasa juga bisa menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
"Cadangan tubuh harus terpenuhi agar bisa digunakan secara baik. Dengan makan yang benar dan nutrisi seimbang dapat menjaga massa otot tidak turun dan sistem imun terjaga," ungkapnya.
Tips Penuhi Nutrisi selama Puasa
Juwalita membagikan tips agar nutrisi tetap terpenuhi sehingga dapat menjadi cadangan energi yang akan dipakai tubuh selama puasa.
Saat sahur, kata Juwalita, utamakan mengonsumsi karbohidrat kompleks agar gula darah naik perlahan dan tidak cepat turun. Konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, susu dan yogurt juga akan menghindari seseorang dari konstipasi atau sembelit.
Â
Â
Advertisement
Cukupi Kebutuhan Cairan
Selanjutnya yakni memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan konsumsi air mineral 8 gelas sehari. Konsumsi tersebut bisa dibagi saat sahur dan berbuka, serta mengurangi konsumsi teh atau kopi karena dapat merangsang dehidrasi akibat sering buang air kecil.
Juwalita mengingatkan bahwa saat sahur dan berbuka adalah saat yang penting untuk mencukupi kebutuhan cairan.
"Sahur dan berbuka itu waktu yang krusial untuk mencukupi cairan. Sahur hindari makanan berlemak karena susah dikeluarkan dari tubuh, hindari minuman kafesin teh atau kopi karena bisa merangsang buang air kecil banyak sehingga juga dehidrasi, dan hindari makanan terlalu asin karena lebih menimbulkan rasa haus," jelasnya.
Perbaiki Pola Tidur Selama Puasa
Memperbaiki pola tidur juga penting dilakukan selama berpuasa Ramadhan. Disarankan untuk tidur setidaknya empat jam sebelum sahur untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Serta usahakan tetap berolahraga di waktu tertentu seperti setelah berbuka.
Hindari juga olahraga intensitas tinggi dengan heart rate di bawah 80 persen. Konsumsi makanan ringan ketika berbuka dan beri jeda sekitar satu jam jika ingin berolahraga dengan intensitas lebih tinggi.
Advertisement