Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari menjadi awal yang baik untuk memulai aktifitas. Namun, ada baiknya sebelum menjalani aktifitas harian, Anda mengawalinya dengan berdoa.
Keistimewaan waktu pagi nyatanya disadari betul oleh Nabi Ibrahim AS. Bapak para Nabi ini tidak pernah melewatkan pagi dengan zikir dan munajat kepada Allah SWT.
Baca Juga
Dalam sejumlah kitab, Nabi Ibrahim AS senantiasa mengisi pagi dengan doa kepada Allah. Doa tersebut dipanjatkan Nabi Ibrahim agar selalu dilimpahi rezeki oleh Allah SWT.
Advertisement
Berikut doa Nabi Ibrahim di kala pagi hari.
اللَّهُمَّ إنَّ هَذَا خَلْقٌ جَدِيْدٌ فَافْتَحْهُ عَلَيَّ بِطَاعَتِكَ ، وَاخْتِمْهُ لِي بِمَغْفِرَتِكَ وَرِضْوَانِكَ ، وَارْزُقْنِي فِيْهِ حَسَنَةً تَقْبَلُهَا مِنِّي ، وَزَكِّهَا وَضَعِّفْهَا لِي ، وَمَا عَمِلْتُ فِيْهِ مِنْ سَيِّئَةٍ فَاغْفِرْ لِي ، إنَّكَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ وَدُوْدٌ كَرِيْمٌ.
Allahumma inna haza kholqun jadidun faftahhu 'alayya bitto'atika wakhtimhu li bimaghfirotika wa ridwanika warzuqni fihi hasanatan taqbaluha minni wa zakkiha wa dho'ifha li wa ma 'amiltu fihi min sayyitin faghfirli innaka ghafurur rohim wadudun karimun.
Artinya,
"Ya Allah, hari ini adalah ciptaan yang baru, maka bukalah hari ini dengan kepatuhanku kepada-Mu, dan tutuplah hari ini dengan ampunan dan ridha-Mu. Berilah saya rezeki kebaikan hari ini, terimalah kebaikan itu dari saya, bersihkanlah dan lipatgandakanlah untuk saya. Amal buruk yang saya lakukan hari ini, ampunkanlah. Engkau Maha Pengampun, Penyayang, Pengasih dan Maha Mulia.
Doa yang Bisa Bantu Ringankan Beban Hidup
Tentu saja masa-masa hidup bahagia atau pahit pernah dirasakan setiap individu. Ketika seseorang tengah merasa jatuh di saat tak terduga, dan berusaha menyelesaikannya. Nah, pada saat bersamaan malah datang masalah lain yang makin memberatkan.
Dalam kondisi seperti itu, seorang muslim dituntut untuk memohon keringanan kepada Allah SWT. Saat menghadapi beratnya beban hidup, dianjurkan untuk bersabar dan memanjatkan doa ini, yang terkandung dalam Surat Al-Baqarah ayat 286.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Rabbanaa laa tu’aakhidznaa in nasiinaa au akhtha’naa. Rabbanaa wa laa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘alaa alladziina min qablina. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaa qatalanaa bihi. Wa’fu’annaa, waghfirlanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa ‘alaa al-qaumi al-kaafiriin.
Artinya:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat, sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
Advertisement
Doa Nabi Yunus saat ditimpa masalah berat
Banyak individu menganggap musibah identik dengan hal-hal buruk yang sering kali merugikan. Namun, nyatanya musibah terkadang menjadi anugerah bagi segelintir individu.
Banyak cara yang bisa dilakukan ketika mengalami kebingungan saat mengalami masalah maupun musibah. Selain dengan ikhtiar, Anda juga dianjurkan untuk membaca doa. Salah satu doa yang banyak diamalkan saat tertimpa masalah berat yakni doa Nabi Yunus.
Kisah Nabi Yunus saat ditelan seekor ikan besar menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang, khususnya orang Islam saat menghadapi musibah.
Dikisahkan, Nabi Yunus berada dalam perut binatang laut itu selama 40 hari. Berkat kuasa dan kehendak Allah SWT, dirinya tetap bisa hidup dan keluar darinya dalam keadaan hidup.
Berikut doa Nabi Yunus beserta artinya.
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minaz zalimim.
Artinya,
Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim” (QS Al-Anbiya’ 87).