Kisah Pengusaha Beragama Buddha Bangun Masjid di Pelosok Konawe Selatan

Seorang pengusaha dan juga tokoh Agama Buddha, membangun Masjid Rahmatan Lil Alamin di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2023, 10:30 WIB
Pengusaha dan tokoh agama Buddha membangun masjid Rahmatan Lil Alamin di pelosok desa Konawe Selatan. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)
Pengusaha dan tokoh agama Buddha membangun masjid Rahmatan Lil Alamin di pelosok desa Konawe Selatan. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)

Liputan6.com, Konawe Selatan - Indonesia dikenal dengan keberagamannya. Beragam suku dan agama hidup dengan penuh kerukunan di negeri kepulauan ini.

Bahkan, tak jarang terjadi kisah-kisah unik yang terjadi dalam hubungan antarsuku atau antaragama tersebut. Salah satunya yakni pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin di pelosok Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Adalah Alexander Tanjaya, seorang pengusaha dan juga tokoh Agama Buddha, membangun Masjid Rahmatan Lil Alamin di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Alexander Tanjaya mengaku dirinya membangun masjid karena panggilan hati nurani. “Saya merasa tergugah dan terpanggil ketika melihat beberapa warga masyarakat setempat yang akan menunaikan ibadah sholat Magrib berjalan kaki kurang lebih satu sampai dua kilometer ke desa tetangga dengan membawa kitab suci Al-Qur’an, sajadah, serta tasbih,” jelasnya melalui sambungan telepon, Jumat (7/4/2023), dikutip dari laman Kemenag.go.id, Jumat (14/4/2023)

“Selanjutnya kami berunding dengan Kepala Desa dan warga untuk membantu pembuatan masjid dengan waktu pembuatan kurang lebih 1 tahun,” sambung tokoh agama Buddha ini.

Menurutnya, keberadaan masjid semakin memudahkan warga Muslim untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Tuhan. “Kota ini, khususnya di Sulawesi Tenggara, merupakan kota yang majemuk. Nilai-nilai toleransi terus meningkat di daerah ini. Tingkat kerukunannya semakin tinggi,” harap Alexander Tanjaya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Menjaga Moderasi Agama

Pengusaha dan tokoh agama Buddha membangun masjid Rahmatan Lil Alamin di pelosok desa Konawe Selatan. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)
Pengusaha dan tokoh agama Buddha membangun masjid Rahmatan Lil Alamin di pelosok desa Konawe Selatan. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)

Hidup ini, lanjut Alexander Tanjaya, harus berbagi dengan sesama tanpa membedakan suku, ras, agama ataupun antar golongan. Dengan dibangunnya masjid ini, dia berharap bisa membangkitkan kepedulian dan ketakwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal senada disampaikan Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara Gino. Dia menyampaikan apresiasi kepada Alexander Tanjaya dan juga masyarakat Konawe Selatan atas kerja samanya selama ini. Pembangunan masjid itu sendiri sudah terlaksana pada 2019.

“Kami sebagai Pembimas sangat bangga. Apalagi, pada 2022 Bapak Alexander Tanjaya telah mendapatkan Piagam Penghargaan atas dedikasinya sebagai Tokoh Pelopor Moderasi Beragama di Provinsi Sulawesi Tenggara yang diserahkan Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang Kemenag RI dan didampingi oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara,” ungkap Pembimas.

Gino berharap ini menjadi motivasi buat semua pihak untuk selalu berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang suku, ras dan agama. Semua dilakukan atas dasar kasih dan penuh rasa kemanusiaan. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Jadi hidup ini benar benar bermanfaat dan berarti bagi orang lain,” tandasnya​​​​​​​​​​​​​​.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya