Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Ramadhan telah berlalu dan kini umat Islam memasuki bulan Syawal. Meski pada syawal kewajiban puasa telah usai, namun umat Islam dianjurkan untuk puasa sunnah pada bulan Syawal

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 12:30 WIB
Niat Puasa Sunnah Syawal
Niat Puasa Sunnah Syawal / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan telah berlalu dan kini umat Islam memasuki bulan Syawal. Meski pada syawal kewajiban puasa telah usai, namun umat Islam dianjurkan untuk puasa sunnah pada bulan Syawal.

Puasa Syawal 6 hari akan menambah pahala, setara dengan puasa setahun. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun. (HR Muslim). 

Mengutip laman keislaman nu.or.id, selain menambah pundi-pundi pahala, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan 5 keutamaan yang didapatkan dari melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal.

5 keutamaan puasa Syawal tersebut yakni:

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

5 keutamaan Puasa Syawal

1. Puasa sunah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan

Untuk menyempurnakan shalat fardhu, kita dianjurkan melaksanakan shalat sunah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah. Dengan melaksanakan shalat sunah rawatib, maka shalat sunah fardhu akan menjadi sempurna. Begitu pun puasa sunah Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan.  

 Rasulullah bersabda:

   إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

Artinya: Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya. (HR at-Tirmidzi).  

2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun

Hal ini sebagaimana yang dijanjikan dalam hadits Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim: Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.   

 

3. Membiasakan Puasa

Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.  

Sesungguhnya Allah SWT apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi untuk berbuat kebaikan setelah itu. Sebagian ulama mengatakan:

 ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها

Artinya: Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.  

4. Puasa sunnah Syawal sebagai tanda syukur kepada Allah SWT 

Melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal merupakan tanda syukur kepada Allah SWT atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain.

Puasa di bulan Ramadhan sesungguhnya meniscayakan ampunan bagi orang yang menjalankannya, hal ini didasari dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah RA:

   مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni. (HR Bukhari dan Muslim)  

Karena ampunan ini lah patutnya kita bersyukur kepada Allah dengan melakukan ketaatan berupa puasa Syawal.  

 

5. Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus

Dengan selesainya bulan suci Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan selesai sudah, namun hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan. Puasa Syawal dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.  

5 poin di atas disarikan dari kitab Lathâif al-Ma’ârif fîma li Mawâsim al-‘Am min al-Wadhâif karya Ibnu Rajab al-Hanbali (Dar Ibn Hazm, cetakan pertama, 1424/2004, halaman: 219-223).  Demikianlah keterangan mengenai keutamaan puasa di bulan Syawal, semoga kita diberikan taufik dan kemampuan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan suci Ramadhan, sehingga kita masuk kepada golongan orang-orang yang mendekat kepada Allah dengan perantara amalan-amalan sunah sebagaimana dalam hadits qudsi:

 Artikel diambil dari: Mengapa Puasa Syawal Dianjurkan? Berikut 5 Keutamaannya

   وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

Artinya: Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunah sehingga Aku pun mencintainya. (HR Al-Bukhari). 

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya