Liputan6.com, Jakarta - Haul adalah peringatan kematian seseorang yang dilaksanakan setiap tahun. Biasanya yang rutin dihaulkan secara akbar adalah sosok yang dihormati oleh masyarakat, termasuk di antaranya ulama atau wali Allah seperti KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.
Haul Abah Guru Sekumpul setiap tahunnya selalu dihadiri oleh banyak jemaah dari berbagai pelosok daerah. Tahun ini, Haul Abah Guru Sekumpul ke-19 untuk umum digelar pada Ahad, 14 Januari 2024 di Musholla Ar-Raudhah, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Ada kisah menarik di balik haul Abah Guru Sekumpul yang rutin digelar setiap tahunnya itu. Bergeser ke belakang, tepatnya pada haul ke-10 Abah Guru Sekumpul tahun 2015, ada rombongan dari Papua yang datang ke lokasi haul di Martapura.
Advertisement
Baca Juga
Rombongan yang berjumlah puluhan itu awalnya tidak tahu siapa yang dihaulkan. Mereka tiba-tiba ditarik oleh panitia acara ke dalam makam Abah Guru Sekumpul. Mereka bingung dan banyak bertanya tentang acara haul yang dipadati jemaah itu.
Setelah tahu yang dihaulkan adalah Abah Guru Sekumpul, rombongan Papua itu langsung menangis. Mereka bilang bahwa Abah Guru Sekumpul masih mengajarkan ketauhidan di pedalaman Papua, padahal Guru Zaini telah wafat pada 10 Agustus 2005.
Kisah Abah Guru Sekumpul masih berdakwah di Papua meski sudah wafat diyakini adalah suatu karomah. Simak kisah selengkapnya di halaman berikutnya, semoga terdapat hikmah yang dapat dipetik.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kisah Karomah Abah Guru Sekumpul
Dikisahkan, pada haul ke-10 Abah Guru Sekumpul tahun 2015, ada rombongan dari pedalaman Papua datang ke lokasi acara haul di Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Mereka bingung karena memang baru pertama kali datang ke luar pulau dan keperluan yang mereka sendiri tidak tahu pasti seperti apa acaranya nanti.
“Acara haul ini sebetulnya kayak gimana?” tanya mereka seperti dinukil dari laman Laduni.id, Rabu (15/11/2023).
Rombongan yang berjumlah puluhan orang itu ditarik panitia acara ke dalam makam Abah Guru Sekumpul.
“Ini yang dihauli apa yah?” tanya mereka lagi setelah ritual ziarah berlangsung sebentar. Mereka benar-benar tidak mengetahui maksud dan tujuan haul.
“Ini adalah acara peringatan kematian shohibul haul, yang setiap fotonya juga ada di tiap rumah,” jawab panitia.
“Siapa namanya?” tanya dari rombongan Papua.
“Guru Zaini," jawab panitia.
Advertisement
Kisah Karomah Abah Guru Sekumpul (Lanjutan)
Mereka masih penasaran siapa sebenarnya yang dihauli itu. Akhirnya panitia mengajak rombongan Papua itu ke beberapa warung di sekitar lokasi haul yang banyak menjual foto Abah Guru Sekumpul.
“Yang mana namanya Guru Zaini?” tanya mereka.
“Ya ini,” jawab panitia sambil menunjukkan gambar Abah Guru Sekumpul.
Rombongan Papua itu tiba-tiba menangis dan mengucapkan syahadat bersama-sama. Ternyata, foto yang ditunjukkan oleh panitia di warung-warung tersebut adalah guru mereka yang mengajar akhlak dan kebaikan di pedalaman Papua. Mereka kemudian kembali ke makam lagi Guru Sekumpul dan meminta maaf.
Abah Guru Sekumpul wafat pada 10 Agustus 2005. Akan tetapi, menurut kisah nyata rombongan dari Papua itu, beliau masih mengajarkan ketauhidan di pedalaman Papua dan memberi mereka ongkos berangkat perjalanan dan pulang kembali ke Papua, lengkap dengan ongkos konsumsi dan lain-lainnya.
Masya Allah, itulah karomah para kekasih Allah. Mereka mempunyai batiniyah yang melintas batas, tak bisa dinalar dengan pikiran manusia. Itulah kehendak Allah yang memberikan karomah kepada hambanya yang terkasih.
Kisah karomah Abah Guru Sekumpul ini disarikan dari laman Laduni.id. Wallahu a’lam.