Dinkes DKI Ingatkan Pemudik untuk Batasi Konsumsi Kopi dan Kafein dalam Perjalanan Mudik

Alih-alih minum kopi, pemudik disarankan meminum air putih atau minuman mengandung ion.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2024, 19:35 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2024, 19:35 WIB
H-3 Lebaran One Way Masih Diberlakukan
Kendaraan pemudik melintas di Jembatan Kalikuto di ruas jalan tol Batang - Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019). Memasuki H-3 Lebaran, kepolisian dan pengelola jalan tol masih memberlakukan jalan tol satu arah (One Way) dari Jakarta menuju Semarang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Para pemudik diimbau untuk membatasi minum kopi dan asupan kafein harian. Hal ini agar para pemudik tidak mengalami masalah kesehatan seperti naiknya asam lambung.

Seperti disampaikan Fugsional Pembimbing Kesehatan Kerja Muda Dinas Keseahtan DKI Jkaarta Neni Herlina Rafida, dianjurkan minum kopi satu atau dua gelas saja dalam sehari.

"Sebaiknya memang sehari satu hingga dua gelas cukup, membatasi kandungan glukosa terutama yang punya penyakit diabetes," ujar Neni beberapa waktu lalu, dilansir Antara.

Pada sebagian orang, kata Neni, asupan kafein berlebihan bisa meningkatkan asam lambung sehingga sebaiknya asupan dibatasi.

Asam lambung yang berlebihan dapat merusak lapisan lambung, menyebabkan terbentuknya luka dan ini bisa menyebabkan nyeri perut dan perdarahan.

Alih-alih minum kopi, Neni mengatakan, indvidu yang mudik disarankan meminum air putih atau minuman mengandung ion. Dengan demikian dapat mempercepat cairan tubuh yang hilang.

Air putih pun sebaiknya diminum setidaknya delapan gelas per hari atau sebanyak dua liter.

Sedangkan terkait asupan makanan, Neni mengingatkan pemudik memperbanyak sayuran dan buah demi membantu hidrasi tubuh.

Layanan Kesehatan bagi Para Pemudik

Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menyiapkan layanan kesehahtan selama cuti Lebaran 2024 di tujuh terminal bus, tiga stasiun kereta api hingga pelabuhan di Jakarta demi menjaga kesehatan dan keselamatan para pemudik sejak berangkat hingga kembali ke Ibu Kota.

Tujuh terminal bus tersebut terdiri dari empat terminal bus besar yakni:

  • Terminal Kampung Rambutan
  • Terminal Pulo Gebang
  • Terminal Kalideres
  • Terminal Tanjung Priok

Adapun tiga terminal bus pembantu lainnya yaitu

  • Terminal Grogol
  • Terminal Lebak Bulus
  • Terminal Pulo Gadung

Di samping itu, Dinas Kesehatan juga meyiapkan layanan kesehatan di stasiun kereta api yakni di Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jatinegara, serta dua pelabuhan yakni di Ancol dan Merak.

 

Skrining Kesehatan bagi Para Pengemudi

 

Petugas kesehatan yang ditempatkan di masing-masing tempat pelayanan kesehatan tersebut, kata Neni, nantinya melakukan skrining kesehatan khususnya penyakit yang tidak menular baik untuk pemudik maupun pengemudi bus (khusus di terminal bus).

"Pemeriksaan ini termasuk pengukuran tekanan darah dan gula darah. Kusus pengemudi, ada pemeriksaan alkohol respirasi ada apethamine urine (pemeriksaan narkoba). Apabila hasilnya bagus, dikeluarkan surat keterangan layak mengemudi," ujar dia.

 

 

Pengemudi Sehat Akan Mendapat Surat Layak Mengemudi

Bagi pengemudi yang mendapati adanya masalah kesehatan selama pemeriksaan, maka tenaga kesehatan tidak akan mengeluarkan surat keterangan layak mengemudi.

"Nanti akan kami teruskan pada pengusaha bus atau penanggung jawab terminal untuk (pengemudi) digantikan dengan yang punya surat keterangan layak mengemudi," kata Neni.

Neni menambahkan bahwa memastikan kesehatan pengemudi bus merupakan hal penting demi keselamatan dirinya dan penumpang sejak berangkat hingga kembali ke wilayah asal.

"Kita pastikan semua aman, selamat sampai tujuan dan kembali dalam kondisi sehat," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya