Kisah Tirakat Terberat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani saat Berguru kepada Nabi Khidir

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan riwayat pernah berguru kepada Nabi Khidir AS

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jul 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi - Surga. Nabi Musa AS. Nabi Khidir AS. (Foto: Istimewa/SS YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi - Surga. Nabi Musa AS. Nabi Khidir AS. (Foto: Istimewa/SS YT Tafakkur Fiddin)

Liputan6.com, Cilacap - Nabi Khidir AS merupakan salah seorang Nabiyullah yang diyakini masih hidup hingga saat ini. Berdasarkan hikayat, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani pernah bertemu dan berguru kepadanya.

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani tersohor sebagai seorang wali yang memiliki banyak karomah dan gelar kehormatan.

Gelar-gelar tersebut seperti Shultanul Awliya (Rajanya para wali), Al Imam Qutubul Aqtab (pemimpin dan penguasa seluruh wali di alam semesta).

Derajat mulia sebagai waliyullah dan pemipinnya para wali berdasarkan riwayat salah satunya disebabkan karena beliau berguru kepada Nabi Khidir AS dan melaksanakan tirakat yang berat.

Berikut ini kisahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Berguru Selama 3 Tahun

Umur nabi khidir.
Umur nabi khidir.

Mengutip hidayatuna.com, sebagai seorang wali dalam dunia tarekat dan sufisme, sosok Syekh Abdul Qadir Jailani semasa hidupnya telah banyak berguru kepada ulama-ulama besar. Selain itu, ia juga pernah berguru kepada Nabi Khidhir a.s.

Kisah Syekh Abdul Qadir Jailani yang berguru kepada Nabi Khidhir ini diungkapkan oleh M. Abdul Mujieb dkk, dalam buku berjudul “Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.”

“Syekh Abdul Qadir Jailani juga belajar kepada Nabi Khidhir As selama tiga tahun,” tulisnya.


Tirakat yang Berat

Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Foto: Abdullah Oguk/Unsplash.com

Didijelaskan bahwa dalam tiga tahun berguru dengan Nabi Khidhir, Syekh Abdul Qadir Jailani melakukan tirakat berat, yang akhirnya membuatnya menjadi seorang wali.

“Satu tahun pertama beliau makan dan minum, tahun kedua hanya makan saja, dan tahun ketiga beliau tidak makan dan tidak minum, hingga dinyatakan lulus belajarnya,” jelasnya.

Dengan berbekal pengalaman dan ilmu yang dimilikinya, Abdul Qadir Jailani hidup mandiri dengan kehidupan zuhud, wara, dan banyak mengisi waktunya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana kebiasaan seorang sufi.

“Di Bagdad, Syekh Abdul Qadir Jailani juga mendirikan pesantren untuk mengembangkan dan mengajarkan ajaran sufisme atau tasawuf kepada murid-muridnya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Syekh Abdul Qadir Jailani memiliki nama lengkap Abu Muhammad Muhyiddin Abdul Qadir bin Musa bin Abdullah Al-Jailani.

Ia merupakan seorang tokoh sufi Islam terkenal yang mempunyai jalur keturunan dari Rasulullah saw.

Selain itu ia juga pendiri Tarekat Qadiriyah. Syekh Abdul Qadir lahir di desa Jailan, Persia (sekaran Iran) pada 470 H atau 1077 M. Tetapi beliau besar dan meninggal di Bagdad, Irak pada 561 H atau 1166 M.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya