Sentil Dakwah Zaman Sekarang, Gus Baha: Nguyahi Segoro!

Gus Baha ungkap dakwah zaman Nabi Muhammad SAW berbeda dengan zaman sekarang. Inilah perbedaannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 05:30 WIB
Gus Baha tiktok
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an ini sering mengupas tentang hal-hal yang relevan saat ini.

Dalam salah satu ceramahnya yang turut diunggah di laman YouTube channel @AlGhifari27, Gus Baha membahas tentang perbedaan dakwah saat ini dan masa lalu, tepatnya zaman Rasulullah AW.

Gus Baha menyebutkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, tetapi juga kepada mereka yang masih kafir.

Ia mencontohkan bahwa ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan, tidak ada ayat yang ditujukan khusus untuk orang-orang yang sudah beriman.

Sebaliknya, banyak ayat yang ditujukan kepada orang-orang kafir, seperti dalam surat Al-Kafirun: "Qul ya ayyuhal kafirun".

 

Simak Video Pilihan Ini:

Dakwah Kepada Orang Sholeh Sama saja 'Nguyahi Segoro'

Ilustrasi ustaz, ceramah, dakwah, Islami
Ilustrasi dakwah, Islami. (Photo created by storyset on www.freepik.com)

Ia menekankan bahwa dakwah yang efektif adalah dakwah yang berani menghadapi tantangan. "Kalau kamu mencari dakwah yang sudah orangnya steril, sudah saleh semua, itu sama saja seperti orang Jawa yang mengatakan nguyahi Segoro (menggarami lautan)," ujar Gus Baha.

Maksudnya, mendakwahi orang yang sudah soleh sama saja dengan melakukan sesuatu yang sia-sia.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk siap menghadapi tantangan dalam berdakwah. Menurutnya, tantangan dakwah yang sebenarnya adalah ketika kita harus berdakwah kepada orang-orang yang berbeda agama, budaya, atau tingkat kesalehannya.

"Memang tantangannya dakwah itu ke objek yang kita enggak siap. Mungkin beda agama, mungkin beda kultur, beda kesalehan," jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa dakwah Nabi Muhammad SAW justru dimulai dengan menghadapi orang-orang yang paling keras penentangannya terhadap Islam.

Ini yang Terjadi Dakwah di Zaman Nabi SAW

Ilustrasi dakwah
Ilustrasi dakwah (pexel/Pixabay).

Dakwah kepada orang kafir dan ahli maksiat adalah bagian dari misi kenabian yang tidak boleh diabaikan.

"Dulu itu zaman Nabi dakwah itu malah enggak sekedar maksiat, masih kafir yang didakwahi pertama," katanya.

Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk tidak takut atau ragu dalam berdakwah kepada siapapun. "Kalau kamu nyari dakwah yang sudah orang steril, sudah saleh semua, itu bukan dakwah yang sebenarnya," tegasnya.

Dakwah yang sesungguhnya adalah dakwah yang berani menghadapi perbedaan dan tantangan.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan pentingnya keberanian dan kesiapan dalam berdakwah. Dalam video singkat tersebut Gus Baha mengingatkan bahwa dakwah tidak selalu mudah dan sering kali menghadapi banyak rintangan.

Namun, dengan niat yang tulus dan kesabaran, dakwah dapat membawa perubahan positif bagi orang-orang yang didakwahi.

Ia juga menyarankan agar dalam berdakwah, kita harus memahami kondisi dan latar belakang orang yang kita dakwahi.

"Kita harus siap menghadapi tantangan dakwah, baik itu beda agama, beda kultur, atau beda tingkat kesalehan," ujarnya.

Dengan memahami latar belakang mereka, dakwah kita akan lebih efektif dan diterima dengan baik.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya