Ini Makanan Paling Enak Menurut Gus Baha, Kamu Pasti Setuju

Jangan ikuti nafsu, Gus Baha beri nasihat bijak agar bisa pilih makanan dan konsep makan yang benar.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2024, 10:30 WIB
Gus Baha tiktok
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama cerdas, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) baru-baru ini memberikan pandangan mendalam mengenai kebiasaan makan dan bagaimana sebaiknya kita membuat pilihan yang bijak dalam mengonsumsi makanan.

"Kalau kita lapar, keinginan kita itu makan enak atau asal makan? Tentu jawabannya asal makan yang sehat. Tapi kalau kita nurutin nafsu, makannya yang enak terus di warung favorit, ini kan satu kebodohan," kata Gus Baha, dikutip YouTube oleh channel @SeribuDoa.

Ia menyayangkan terkadang seseorang hendak makan saja terlalu banyak definisi. Butuh warung yang beraneka ragam, lauk yang beraneka ragam, amun ujungnya kecewa.

"Untuk makan saja butuh banyak definisi. Sekian banyak yang kita harus kecewa, warung favoritnya bisa sudah tutup atau kita ke sana harus macet," kata Gus Baha.

Menurut KH Ahmad Bahauddin Nursalim, ini menunjukkan bahwa kita perlu berpikir secara bijaksana dan tidak menjadikan kebutuhan makan menjadi suatu yang mendesak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Makan yang Baik itu Seperti Ini

Mengatur Pola Makan yang Baik
Ilustrasi Mengonsumsi Makanan Credit: pexels.com/Stephany

Gus Baha mengingatkan, untuk memilih makan itu dibutuhkan kebijaksanaan, yang kadang jarang terpikirkan.

"Yang bener-bener arif dan bijaksana adalah sesuatu yang tidak mendesak. Itu jangan jadikan kebutuhan," katanya. Ini menggarisbawahi pentingnya tidak membiarkan nafsu memengaruhi keputusan makan kita.

Gus Baha dalam kesempatan bersama jemaahnya itu juga menjelaskan bagaimana puasa dapat mengubah pandangan kita tentang makanan.

"Kalau kita puasa, misalnya, semua makanan itu enak karena kita sangat lapar. Makanan itu, apa jawabannya? Lucu, lapar. Kalau kamu lapar, ya semuanya ini sudah mulai hilang," ujar Gus Baha retoris.

Sekali lagi Gus Baha menyoroti bagaimana keinginan makan yang dipengaruhi oleh rasa lapar seringkali menyebabkan kita melupakan pentingnya memilih makanan yang sehat.

"Jangan hanya mengikuti nafsu semata. Kesehatan tubuh harus menjadi prioritas utama, dan keputusan makan tidak seharusnya didorong hanya oleh nafsu semata," ungkapnya.


Memilih Makanan juga Penting

Ilustrasi pecel, makanan sehat
Ilustrasi makanan sehat (Liputan6/Anugerah Ayu)

KH Ahmad Bahauddin Nursalim juga mencatat bahwa, menghindari keputusan makanan yang impulsif juga menjadi salah satu nasihat. Keputusan makan yang bijaksana dan tidak terburu-buru akan memastikan bahwa kita dapat menjaga pola makan yang sehat dan berkelanjutan.

"Memilih makanan sehat adalah bentuk investasi dalam kesehatan jangka panjang. Meski mungkin tidak langsung menyenangkan, manfaat dari memilih makanan sehat sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan," ujarnya.

"Prioritas utama adalah memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, bukan hanya mengikuti selera yang bersifat sementara," sebutnya.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim juga menekankan, keseimbangan dalam memilih makanan juga menjadi salah satu poin penting. Meskipun makanan sehat tidak selalu langsung terasa lezat, keseimbangan nutrisi adalah hal yang sangat penting untuk kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Makanan seharusnya bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang manfaat dan kesehatannya. Ini bertujuan untuk menghindari kebiasaan makan yang hanya berfokus pada kepuasan sesaat.

"Memilih makanan sehat adalah bagian dari tanggung jawab kita terhadap tubuh sendiri. Dengan pendekatan yang bijaksana dan penuh pertimbangan, kita bisa mencapai keseimbangan yang sehat dalam pola makan kita sehari-hari," tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya