Kisah Ajaib Masjid tak Mempan Ditembak Meriam Portugis

Masjid At-Taqwa Lerabaing, Masjid bersejarah di NTT yang konon tak bisa dihancurkan meriam dan bom.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi meriam
Ilustrasi meriam (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak cerita yang beredar yang sering kali sulit dijelaskan dengan logika. Salah satu cerita tersebut adalah tentang masjid yang menjadi pusat kegiatan dakwah di masa lampau.

Karena peran pentingnya, masjid-masjid ini sering kali menjadi target bagi musuh yang ingin menghancurkan simbol keagamaan dan persatuan umat.

Salah satu kisah yang cukup terkenal menceritakan tentang sebuah masjid yang dijadikan sasaran oleh musuh. Mereka berusaha menghancurkan masjid tersebut dengan menggunakan meriam, tetapi anehnya, meriam tersebut tidak mampu merusak bangunan masjid.

Berkali-kali tembakan dilepaskan, namun tidak ada satupun yang mengenai sasaran atau bahkan menyebabkan kerusakan sedikitpun pada masjid tersebut.

Tidak puas dengan hasilnya, musuh mencoba cara yang lebih ekstrem dengan menjatuhkan bom pada masjid itu. Namun, cerita berlanjut bahwa meskipun bom tersebut meledak, masjid tetap berdiri kokoh tanpa sedikit pun kerusakan.

Kisah ini sering kali diceritakan sebagai tanda kekuasaan yang lebih besar dari sekadar kekuatan fisik dan teknologi yang dimiliki manusia.

Cerita-cerita seperti ini, meskipun terdengar tidak masuk akal, terus hidup dalam ingatan dan keyakinan masyarakat. Mereka dianggap sebagai bukti bahwa ada hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh logika semata, dan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang melindungi tempat-tempat suci dari upaya kehancuran.

Kisah-kisah ini menjadi bagian dari warisan spiritual yang terus diceritakan dari generasi ke generasi.

Simak Video Pilihan Ini:

Fakta Unik Masjid At Taqwa di Alor NTT

Masjid At-Taqwa, Lerabaing
Masjid At-Taqwa, Lerabaing, NTT.

Mengutip Islamindonesia.id, di Desa Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Masjid At-Taqwa, Lerabaing merupakan salah satu masjid bersejarah yang wajib dikunjungi traveler Muslim Tanah Air.

Tak hanya sekadar wisata religi, traveler juga dapat mempelajari sejarah di balik berdirinya masjid tua ini.

Berikut beragam fakta unik tentang Masjid At-Taqwa, Lerabaing,

Masjid tua yang terletak di sebelah utara perbukitan yang curam ini memiliki arsitektur khas Ternate. Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Alor, bangunan masjid berbentuk rumah panggung dengan ukuran 11 meter, lebar 11 meter dan tinggi dari tanah ke lantai mesjid 1,5 meter. Keseluruhan tinggi masjid mencapai 15 meter yang berdiri di atas tanah seluas 750 meter dan ditopang oleh 24 buah tiang.

Tangga pintunya terbuat dari kayu sedangkan atapnya bertingkat berbahan seng. Halaman masjid dikelilingi pagar besi dengan memiliki satu pintu masuk.

Masjid tua Lerabaing berbentuk rumah panggung ini didirikan atas inisiatif para sesepuh di Kampung Lerabaing dan Sultan Kimie, Desa Gogo yang berasal dari Ternate (Maluku).

 

Kisah saat Masjid Ditembak Meriam

Ilustrasi meriam
Ilustrasi meriam (Dok.Unsplash)

Menurut warga setempat, saat tentara Portugis datang hendak menguasai Pantai Selatan Alor, mereka pernah menembaki Masjid Lerabaing dengan meriam berkali-kali. Namun, tembakan itu selalu meleset alias salah sasaran. Masih banyak kisah unik lainnya di balik masjid kuno tersebut.

Berusia Ratusan TahunMasjid At-Taqwa Lerabaing dibangun pada masa Pemerintahan Raja Kinanggi Atamalai (1619-1638) dengan bantuan Sultan Gimales Gogo dari Maluku. Raja Kinanggi Atamalai saat itu masih menganut paham animisme.

Kemudian pada tahun 1625, ia beserta seluruh kerajaannya diislamkan Sultan Gimales Gogo. Setelah menjadi seorang Muslim, raja tersebut dengan bantuan dari Sultan Gimales Gogo mulai mengembangkan agama Islam ke seluruh wilayah Kerajaan Kui.

Pada tahun 1632 dibangunlah masjid yang kemudian digunakan sebagai pusat dakwah Islam di Kabupaten Alor melalui perniagaan. Masjid dengan konstruksi rumah panggung ini memiliki tiang-tiang penyangga yang sudah miring.

Meski begitu, masjid ini masih tetap berdiri kokoh meski sudah berumur ratusan tahun. Keunikan masjid ini juga terdapat pada bentuk keempat sudut atap. Model ornamen yang berbeda di sudut atap melambangkan 4 suku yang mendiami Desa Wakapsir.

Konon tak sembarang orang bisa masuk ke dalam Masjid tua ini. Kabarnya, jika tertidur atau menginap di masjid tersebut, akan mengalami hal yang sulit dijelaskan oleh nalar logika.

“Walau kita menginap atau tertidur dalam masjid itu semalam suntuk, paginya kita tidak ditemukan di dalam masjid itu. Kita sudah dibawa ke halaman masjid,” kata seorang tokoh masjid, Rasyid Sanga dikutip dari channel YouTube Iyan Asmara.

Selain itu, masjid ini juga masih menyimpan benda peninggalan Sultan Gimales Gogo antara lain satu buah tongkat yang kemudian dibuat tiga buah duplikatnya. Ada pula pusaka pisau alat sembelih binatang yang fungsinya berbeda-beda.

Di dalam Masjid At-Taqwa Lerabaing juga terdapat sebuah bedug yang hanya ditabuh menjelang kumandang azan Zuhur. Tak sembarangan orang boleh menyentuh bedug ini karena takut akan merusak bentuk asli bedug yang sudah berusia lawas.

Bedug ini bobotnya sangat berat dan tak bisa dipindahkan. Konon, siapa saja yang mengangkatnya akan langsung mengalami sakit kepala yang hebat.

Di lingkungan masjid juga terdapat makam Sultan Gimales Gogo, penyebar agama Islam di Pulau Alor yang berasal dari Kesultanan Ternate.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya