Mengapa Harus Berdiri saat Mahalul Qiyam Pembacaan Maulid? Ini Hukum dan Penjelasannya

Salah satu rangkaian dalam pembacaan kitab maulid adalah Mahalul Qiyam. Saat Mahalul Qiyam, jemaah berdiri dan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 16 Sep 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2024, 05:30 WIB
Suasana keharuan dan kekhusyukan menyelimuti Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Klender saat Haul Muassis dan Maulid Nabi bersama ratusan jamaah yang berkumpul dalam doa bersama dan ikhtiar untuk menguatkan fondasi demokrasi di Indonesia. Kegiatan berla
Suasana keharuan dan kekhusyukan menyelimuti Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Klender saat Haul Muassis dan Maulid Nabi bersama ratusan jamaah yang berkumpul dalam doa bersama dan ikhtiar untuk menguatkan fondasi demokrasi di Indonesia. Kegiatan berlangsung di Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Klender, Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan pendapat yang populer, Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim Siti Aminah pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Dasar inilah yang membuat umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW setiap Rabiul Awal.

Bagi kalangan Nahdliyin dan muslim yang ahlussunnah wal jamaah, sudah menjadi hal biasa saat peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW dibacakan kisah-kisah hidupnya yang ditulis dalam kitab maulid.

Ada beberapa kitab maulid populer yang sering dibaca saat peringatan Maulid Nabi SAW. Contohnya, kitab Barzanji, Simtudduror, Burdah, hingga Ad-Diba’i.

Salah satu rangkaian dalam pembacaan kitab maulid adalah Mahalul Qiyam. Saat Mahalul Qiyam, jemaah berdiri dan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaannya, mengapa pada rangkaian Mahalul Qiyam pembacaan maulid harus berdiri? Apakah berdosa jika duduk? Simak berikut penjelasannya dari para ulama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Penghormatan kepada Rasulullah SAW

Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw. (Photo Copyright by Freepik)

Menurut para ulama, berdirinya jemaah saat Mahalul Qiyam merupakan perbuatan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Rasulullah SAW. 

Anjuran berdiri saat Mahalul Qiyam dijelaskan oleh Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam kitab I’anah At-Thalibin.

   فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم: قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن

Artinya: “Sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad saw disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi rasul akhir zaman. Berdiri seperti itu didasarkan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan bagi Rasulullah saw. Hal ini dilakukan banyak ulama terkemuka panutan umat Islam.”


Hukum Berdiri saat Mahalul Qiyam

Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw. (Photo Copyright by Freepik)

Mengutip laman kemenag.go.id, seseorang tidak berdosa jika tidak berdiri saat Mahalul Qiyam. Pasalnya, hukum berdiri pada salah satu rangkaian pembacaan maulid tersebut adalah sunnah, bukan wajib.

Akan tetapi, jika seseorang tidak berdiri karena meremehkan keagungan Nabi Muhammad SAW, maka hal itu bisa menjadikannya kufur. 

Adapun jika seseorang tidak berdiri ketika mendengar nama Nabi Muhammad SAW karena enggan melakukannya saja, bukan karena meremehkan dan tidak pula karena ada uzur, maka hal itu hanya berdosa.

Kemudian, jika seseorang tidak berdiri ketika mendengar nama Nabi Muhammad SAW karena ada uzur, maka hal itu tidak berdosa. Uzur yang dimaksud adalah keadaan yang menghalangi seseorang untuk berdiri, seperti sakit, tua, atau ada hal lain yang mendesak.

قلت: ومن هذا القيام عند ذكر مولده صلى الله عليه وسلم في تلاوة القصة فقد قال المولى أبوالسعود انه قد إشتهر اليوم في تعظميه صلى الله عليه وسلم واعتيد في ذلك فعدم فعله يوجب عدم الإكترث بالنبي صلي الله عليه وسلم وامتهانه فيكون كفرا مخالفا لوجود تعظيمه صلى الله عليه وسلم اه اي إن لا حظ من لم يفعله تحقيره صلي الله عليه وسلم وإلا فهي معصية

Artinya: "Saya katakan: berdiri ketika pembacaan maulid Nabi Saw dalam pembacaan kisahnya, maka Tuan Abu Su’ud berkata sesungguhnya berdiri dalam pembacaan maulid itu sudah masyhur adanya dan sudah menjadi kebiasaan."

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya