Bagaimanakah Memaknai Sabar? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

UAH menekankan bahwa sabar bukan sekadar diam dan menerima segala sesuatu tanpa usaha. Sebaliknya, sabar adalah menyusun tindakan dan berikhtiar dalam menghadapi setiap ujian yang datang.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 20:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH)
Ustadz Adi Hidayat (Foto: Tangkapan Layar Youtube @aagymoffical)

Liputan6.com, Jakarta - Kata "sabar" memang terdiri dari hanya lima huruf, namun maknanya sangat dalam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sering kali menantang.

Kesabaran melibatkan kemampuan menahan diri, tetap tenang, dan tidak mudah marah atau putus asa saat menghadapi masalah atau cobaan.

Dalam Islam, sabar dianggap sebagai salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153) (An Nur).

Meskipun demikian, menerapkan kesabaran dalam berbagai situasi kehidupan nyata membutuhkan latihan dan keteguhan hati, karena sifat ini tidak muncul secara instan tetapi berkembang melalui pengalaman dan pembelajaran.

Dalam salah satu ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @EenFauzanChanel, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengajak kita untuk memahami makna sabar yang lebih dalam.

Ia menekankan bahwa sabar bukan sekadar diam dan menerima segala sesuatu tanpa usaha.

Sebaliknya, sabar adalah menyusun tindakan dan berikhtiar dalam menghadapi setiap ujian yang datang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Serahkan Semua Pada Allah SWT

Sumber: freepik
Ilustrasi sabar. Sumber: freepik

UAH menjelaskan bahwa saat kita menghadapi kesulitan, penting untuk mengingat bahwa segala sesuatu adalah takdir Allah.

Dalam pandangannya, kita harus menyadari bahwa semua yang terjadi adalah di bawah pengaturan-Nya. "Ya Allah, ini semua milik-Mu, hamba hanya berikhtiar," ungkapnya, menegaskan bahwa setiap usaha harus diiringi dengan kesadaran akan kekuasaan Allah.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam menjalani ikhtiar, kita harus percaya bahwa hasilnya adalah hak prerogatif Allah.

"Engkau yang memiliki segalanya, hamba hanya bertugas untuk berusaha," katanya. Ustadz Adi menekankan bahwa dalam berikhtiar, kita tidak perlu merasa memiliki hasil tersebut, karena semua berasal dari Allah.

Ketika diuji, kita sering kali dihadapkan pada dua pilihan, bersabar atau mengeluh. Ustadz Adi mengajak kita untuk memilih sabar, karena di dalam kesabaran terdapat rahmat dan hikmah.

Ia merujuk pada ayat 157 dari Al-Baqarah, yang menyatakan bahwa orang-orang yang bersabar akan dipuji oleh Allah.


Bagaimana dengan Mengeluh?

Ilustrasi mengeluh.
Ilustrasi mengeluh. (Photo by Cookie Studio on Freepik)

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi juga menjelaskan bahwa meskipun banyak orang di sekitar kita meratap dan mengeluh tentang ujian yang mereka alami, mereka yang bersabar akan mendapatkan balasan dari Allah.

"Bahkan ketika orang lain mencela atau mempertanyakan mengapa hal ini terjadi, hamba tetap bertawakal kepada Allah," tuturnya.

Ia menyebutkan bahwa sering kali kita merasa tertekan saat menghadapi cobaan, namun dengan mengingat bahwa semua adalah bagian dari takdir Allah, kita bisa lebih tenang.

"Ya Allah, kenapa ini harus terjadi pada saya?" adalah pertanyaan yang sering muncul. Namun, Ustadz Adi mengingatkan bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah.

Sebagai hamba, kita perlu menyadari bahwa setiap ujian yang datang adalah untuk menguatkan iman kita. Ustadz Adi menekankan pentingnya bersikap positif dalam menghadapi cobaan.

Dengan sikap positif, kita bisa lebih mudah untuk bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada kita.

Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran akan rahmat Allah di tengah ujian. "Ketika kita bersabar, Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada kita," ujarnya.

Ustadz Adi menggambarkan bagaimana Allah senantiasa hadir dalam setiap momen kehidupan kita, terutama saat kita mengalami kesulitan.

UAH juga mengajak kita untuk menjadikan sabar sebagai bagian dari diri kita. Dengan menyadari bahwa sabar adalah tindakan yang aktif, kita bisa lebih mudah menjalani hidup dengan penuh pengharapan dan keikhlasan.

"Sabar adalah cara untuk mengubah setiap kesulitan menjadi peluang untuk lebih dekat kepada Allah," tuturnya.

Ia menekankan bahwa sabar bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Dalam hidup ini, kita akan menghadapi berbagai tantangan, dan sabar adalah cara terbaik untuk menanggapi setiap tantangan tersebut.

Dengan sabar, kita bisa menemukan makna di balik setiap ujian.

Lebih jauh, Ustadz Adi menjelaskan bahwa sabar juga melibatkan pengendalian diri. Saat kita dihadapkan pada situasi yang sulit, pengendalian diri menjadi kunci untuk tetap tenang.

"Jangan biarkan emosi menguasai diri kita. Jadilah bijak dalam setiap langkah," pesan Ustadz Adi.

Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan kita untuk selalu bersyukur, meskipun dalam keadaan sulit sekalipun. Kesabaran dan syukur adalah dua hal yang saling melengkapi. Dalam setiap ujian, mari kita tetap berpegang pada iman dan terus berikhtiar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya