Liputan6.com, Jakarta - Umat islam pada umumnya seringkali melakukan kesalahan yang dilarang oleh syariat agama. Jika seseorang melakukan dosa, maka dituntut agar segera bertaubat kepada Allah SWT.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) taubat atau tobat adalah sadar dan menyesal akan dosa karena melakukan perbuatan yang salah. Dengan bertaubat dia berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.
Taubat juga dimaknai sebagai kembali kepada jalan yang benar. Sejatinya, orang yang bertaubat tidak akan melakukan perbuatan dosa lagi, terlebih maksiat yang sama.
Advertisement
Baca Juga
Namun realitanya, masih ada muslim yang mengulangi kesalahan serupa. Dapat diartikan dia tidak sungguh-sungguh dalam taubatnya.
Lantas, bagaimana cara taubat yang benar? Simak berikut penjelasan dari pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad alias UAS.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Syarat Taubat yang Benar
UAS menjelaskan, syarat taubat ada tiga. Pertama menyesal dalam hati, kedua diucapkan dengan lisan, dan ketiga bertekad kuat tidak akan kembali kepada dosa.
Bertaubat dengan lisan yaitu dengan mengucapkan istighfar. Banyak jenis bacaan istighfar. Berikut contoh lafal istighfar yang pendek dan panjang.
Bacaan istighfar yang pendek:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
Astaghfirullah.
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah."
Bacaan istighfar panjang sayyidul istighfar:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtnii wa anna 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika. mastatha'tu a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu u laka bini' matika 'alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Yang telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berusaha semampuku untuk selalu berada dalam pemeliharaan dan janji-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari akibat buruk perbuatanku, Aku akui nikmat-Mu atas diriku dan aku juga mengakui betapa besarnya kesalahanku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."
Namun sebelum bertaubat dengan lisan, seharusnya muslim menyesali perbuatannya dalam hati. Sebab menurut UAS, orang yang lebih mendahulukan istigfar di mulut sebelum menyesal di hati seperti orang yang mengejek.
"Siapa yang mulutnya dulu beristighfar, belum ada menyesal di hati, seperti orang yang mengejek mengolok-olok Allah SWT," jelas UAS, dikutip dari YouTube Ustadz Abdul Somad Official, Kamis (19/9/2024).
Advertisement
Muslim yang Terjerumus ke Dosa Lagi setelah Taubat
Dalam kesempatan lain, UAS menyinggung soal seorang muslim yang terjerumus ke jurang yang sama padahal sudah bertaubat. UAS mempertanyakan kenapa muslim tersebut kembali terjerumus ke dosa yang sama.
"Kenapa kembali terjerumus? Kalau ada orang taubat, setelah taubat dia kembali ke masa lalu, yang perlu ditelusuri adalah mengapa dia kembali? Akar masalah penyakitnya apa?" ujar UAS dikutip dari YouTube Tsaqofah TV.
Menurutnya, jika masalahnya ekonomi, misalkan sebelum taubat orang itu terjerumus dalam riba, setelah taubat dia melakukan riba lagi, maka yang harus diperbaiki adalah masalah ekonominya.
Dengan menyelesaikan akar masalahnya yang menjadi penyebab melakukan dosa, maka seseorang akan dijauhkan dari kesalahan yang sama, kemudian sungguh-sungguh bertaubat.
Wallahu a'lam.