Sholat Maghrib Jam Berapa? Panduan Lengkap Waktu Maghrib Sesuai Syariat

Cari tahu sholat Maghrib jam berapa di berbagai daerah dan keutamaannya dalam Islam, lengkap dengan panduan praktis menentukan waktu sholat.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 29 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2025, 13:00 WIB
Hukum Sholat Tarawih
Ilustrasi Waktu Maghrib Credit: pexels.com/Konevi... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sebagai umat Muslim, mengetahui sholat Maghrib jam berapa merupakan hal penting dalam memastikan ibadah sholat wajib kita terlaksana tepat waktu. Pertanyaan sholat Maghrib jam berapa sering menjadi perhatian karena waktu Maghrib relatif singkat dibandingkan dengan sholat fardhu lainnya. Dengan keterbatasan waktu tersebut, umat Islam dianjurkan untuk menyegerakan pelaksanaan sholat Maghrib begitu adzan berkumandang, tanpa menunda-nunda.

Pemahaman mengenai sholat Maghrib jam berapa didasarkan pada ketentuan syariat yang telah dijelaskan melalui hadits-hadits Rasulullah SAW. Waktu Maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari (ghurub) hingga hilangnya mega merah (syafaq) di ufuk barat. Para ulama telah bersepakat (ijma') bahwa awal waktu Maghrib adalah saat matahari terbenam seluruhnya, namun terdapat perbedaan pendapat mengenai batas akhirnya. Pengetahuan tentang sholat Maghrib jam berapa ini membantu umat Islam dalam mengatur kegiatan sehari-hari agar tidak melewatkan sholat wajib.

Dalam praktiknya, sholat Maghrib jam berapa akan berbeda-beda di setiap daerah tergantung pada posisi geografis dan musim. Di Indonesia sendiri, waktu Maghrib biasanya berkisar antara pukul 17.50 hingga 18.30 WIB, tergantung pada lokasi dan waktu sepanjang tahun. Untuk memastikan ketepatan waktu, umat Islam dapat merujuk pada jadwal sholat yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama yang telah memperhitungkan faktor-faktor astronomi dan geografis secara akurat.

Pemahaman yang tepat mengenai waktu sholat akan membantu kita dalam menunaikan kewajiban dengan sempurna. Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Sabtu (29/3).

Promosi 1

Dalil Tentang Waktu Sholat Maghrib dari Al-Quran dan Hadits

Pemahaman mengenai waktu sholat Maghrib berasal dari dalil-dalil yang kuat dalam Al-Quran dan Hadits. Allah SWT telah menegaskan pentingnya menunaikan sholat pada waktunya sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 103:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa: 103)

Ayat ini menegaskan bahwa sholat memiliki waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan, dan umat Islam diwajibkan untuk menunaikannya pada waktu-waktu tersebut. Waktu sholat Maghrib secara khusus telah dijelaskan lebih detail dalam hadits-hadits Rasulullah SAW.

Salah satu hadits utama yang menjelaskan waktu sholat Maghrib adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Amr RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:

وقت صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَعْبِ الشَّفَقُ

"Waktu sholat Maghrib adalah selama cahaya merah (saat matahari tenggelam) belum hilang." (HR. Muslim)

Hadits ini dengan jelas menetapkan bahwa waktu sholat Maghrib berlangsung dari saat matahari terbenam hingga hilangnya mega merah (syafaq) di ufuk barat. Ini menjadi pedoman utama bagi umat Islam dalam menentukan rentang waktu untuk menunaikan sholat Maghrib.

Ketentuan waktu sholat juga dijelaskan dalam hadits dari Jabir bin Abdullah RA yang menceritakan bagaimana Malaikat Jibril mengajarkan waktu-waktu sholat kepada Rasulullah SAW secara praktis selama dua hari berturut-turut. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa pada hari pertama, Jibril mengajak Nabi Muhammad SAW untuk sholat Maghrib tepat saat matahari terbenam. Kemudian pada hari kedua, Jibril kembali mengajak Nabi untuk sholat Maghrib pada waktu yang sama, menunjukkan bahwa waktu awal Maghrib tetap konsisten, yaitu saat matahari terbenam.

 

Batas Awal dan Akhir Waktu Sholat Maghrib

[Bintang] Ilustrasi Adzan Maghrib
Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)... Selengkapnya

Memahami batas awal dan akhir waktu sholat Maghrib sangat penting untuk memastikan ibadah sholat kita sah menurut syariat. Para ulama telah sepakat bahwa awal waktu sholat Maghrib adalah saat matahari terbenam sepenuhnya di ufuk barat. Secara astronomis, ini terjadi ketika seluruh piringan matahari telah berada di bawah garis ufuk, yang dalam perhitungan jadwal sholat biasanya ditandai dengan posisi matahari berada pada -1° di bawah ufuk.

Mengenai batas akhir waktu Maghrib, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama:

Menurut madzhab Syafi'i, waktu Maghrib sangat pendek, hanya cukup untuk bersuci, menutup aurat, adzan, iqamah, dan mengerjakan sholat 5 rakaat (3 rakaat fardhu dan 2 rakaat sunnah ba'diyah). Pendapat ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bahwa waktu Maghrib berlangsung hingga hilangnya syafaq (mega merah).

Sementara itu, madzhab Hanafi dan Hambali berpendapat bahwa batas waktu sholat Maghrib lebih panjang, yaitu hingga hilangnya syafaq putih yang muncul setelah mega merah hilang. Imam Abu Hanifah menafsirkan syafaq sebagai cahaya putih di ufuk barat yang masih ada meski mega merah telah hilang. Pendapat ini merujuk pada hadits dari Abu Hurairah RA di mana Rasulullah SAW bersabda, "Dan akhir waktu Maghrib adalah hingga langit menjadi hitam." (HR. At-Tirmidzi)

Dalam praktiknya, rentang waktu antara terbenamnya matahari hingga hilangnya mega merah dapat bervariasi tergantung pada musim dan lokasi geografis. Berdasarkan kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, jarak antara dua peristiwa tersebut dapat mencapai sekitar 1 jam 25 menit hingga 1 jam 32 menit. Namun demikian, meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang batas akhir waktu Maghrib, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk menyegerakan sholat Maghrib sebagaimana dalam hadits:

لا تَزالُ أُمَّتِى بِخَير - أَوْ قَالَ عَلَى الْفِطْرَةِ - مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ

"Umatku akan senantiasa dalam kebaikan (atau fitrah) selama mereka tidak mengakhirkan waktu sholat Maghrib hingga munculnya bintang (di langit)." (HR. Abu Daud)

 

Perbedaan Waktu Maghrib Berdasarkan Pendapat Ulama

Para ulama berbeda pendapat mengenai batas akhir waktu sholat Maghrib, yang menyebabkan adanya variasi dalam penetapan waktu berakhirnya sholat Maghrib. Perbedaan pendapat ini didasarkan pada penafsiran berbeda terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan pemahaman tentang istilah "syafaq" (mega).

Madzhab Syafi'i memiliki pandangan yang lebih ketat mengenai batas waktu sholat Maghrib. Menurut ulama Syafi'iyah, waktu Maghrib relatif singkat dan hanya berlangsung hingga hilangnya syafaq merah di ufuk barat. Imam Syafi'i menafsirkan syafaq sebagai mega yang berwarna kemerahan setelah terbenamnya matahari. Pendapat ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr: "Waktu Maghrib sampai hilangnya syafaq (mega)." (HR. Muslim)

Di sisi lain, madzhab Hanafi memiliki pandangan yang lebih luas mengenai waktu Maghrib. Imam Abu Hanifah menafsirkan syafaq sebagai cahaya putih yang muncul setelah mega merah hilang dan masih terlihat di ufuk barat. Pendapat ini merujuk pada hadits dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Dan akhir waktu Maghrib adalah hingga langit menjadi hitam." (HR. At-Tirmidzi) Dengan demikian, menurut madzhab Hanafi, batas akhir waktu Maghrib lebih panjang, yaitu hingga langit benar-benar gelap.

Madzhab Hambali juga memiliki pandangan yang mirip dengan madzhab Hanafi, di mana mereka berpendapat bahwa waktu Maghrib berlangsung lebih lama daripada yang disebutkan oleh madzhab Syafi'i. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, waktu Maghrib berakhir saat ufuk barat benar-benar gelap, yang berarti waktu Maghrib memiliki rentang yang cukup panjang.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai batas akhir waktu Maghrib, semua ulama sepakat bahwa menyegerakan sholat Maghrib adalah lebih utama. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW dalam berbagai hadits yang menekankan pentingnya menunaikan sholat Maghrib segera setelah matahari terbenam, tanpa menunggu hingga bintang-bintang bermunculan di langit.

 

Anjuran Menyegerakan Sholat Maghrib dan Hikmahnya

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk menyegerakan pelaksanaan sholat Maghrib segera setelah matahari terbenam. Anjuran ini didasarkan pada berbagai hadits yang menekankan pentingnya menunaikan sholat Maghrib di awal waktunya, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

لا تَزالُ أُمَّتِى بِخَير - أَوْ قَالَ عَلَى الْفِطْرَةِ - مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ

"Umatku akan senantiasa dalam kebaikan (atau fitrah) selama mereka tidak mengakhirkan waktu sholat Maghrib hingga munculnya bintang (di langit)." (HR. Abu Daud)

Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa menunda sholat Maghrib hingga bintang-bintang bermunculan di langit dapat mengurangi keberkahan, sementara menyegerakannya adalah tanda bahwa umat Islam masih berada dalam fitrah dan kebaikan.

Menyegerakan sholat Maghrib memiliki beberapa hikmah dan keutamaan yang perlu dipahami:

  • Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW: Menyegerakan sholat Maghrib adalah praktik yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu menunaikan sholat Maghrib segera setelah matahari terbenam, sebagaimana yang diajarkan oleh Malaikat Jibril.
  • Menghindari Kelalaian: Waktu Maghrib yang relatif singkat dibandingkan dengan sholat fardhu lainnya membuat umat Islam lebih rentan melewatkannya jika ditunda. Menyegerakan sholat Maghrib membantu menghindari kelalaian dan memastikan kewajiban sholat terpenuhi.
  • Memanfaatkan Waktu Mustajab: Beberapa ulama menyebutkan bahwa saat-saat menjelang Maghrib dan setelah sholat Maghrib merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Menyegerakan sholat Maghrib memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan momentum spiritual ini.
  • Mempersiapkan Diri untuk Isya: Dengan menyegerakan sholat Maghrib, seseorang memiliki waktu yang lebih leluasa untuk beribadah sunnah dan berdzikir sebelum masuknya waktu Isya. Ini membantu dalam memaksimalkan ibadah malam.
  • Menjaga Kesehatan: Dari segi kesehatan, menyegerakan sholat Maghrib dan berbuka puasa (bagi yang berpuasa) segera setelah matahari terbenam membantu menjaga keseimbangan tubuh dan energi.

Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin menekankan bahwa mengerjakan sholat di awal waktu merupakan amalan yang paling utama dan paling dicintai oleh Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits dari Abdullah bin Mas'ud RA yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang paling dicintai Allah, dan beliau menjawab: "Sholat pada waktunya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Menentukan sholat Maghrib jam berapa membutuhkan ketelitian dan referensi yang tepat. Selalu gunakan jadwal sholat lokal yang terpercaya di daerah Anda. Jangan lupa untuk memahami keutamaan sholat Maghrib dan berusaha untuk melaksanakannya tepat waktu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya