Bukber Bisa Merusak Ibadah Puasa? Simak Tips Jaga Keberkahannya

Bulan Ramadan, bukber jadi tradisi, tapi hati-hati, beberapa hal bisa mengurangi pahala puasa. Simak tips agar bukber tetap berkah!

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 03 Mar 2025, 04:45 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 04:45 WIB
Tradisi berbuka puasa bersama kerabat dekat
Ilustrasi buka puasa bersama. (unsplash.com/@luisabrimble)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Buka Puasa Bersama (bukber) telah menjadi tradisi sosial yang populer di kalangan umat Muslim, terutama selama bulan Ramadan. Tradisi ini merupakan ajang silaturahmi, mempererat hubungan antar sesama, dan sekaligus menjadi media dakwah. Bukber juga kerap menjadi kesempatan untuk bertemu kembali dengan teman lama, bahkan yang sudah bertahun-tahun tak bertemu. Nilai sosial dan kebersamaan dalam tradisi bukber sangatlah tinggi, menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan.

Sejarah bukber dan takjilan sendiri telah ada sejak lama, dipopulerkan oleh Muhammadiyah sejak 1950-an di Kauman, Yogyakarta. Pada awalnya, kegiatan ini difokuskan pada aspek dakwah dan edukasi. Namun, seiring berjalannya waktu, bukber berkembang menjadi tradisi sosial yang lebih luas, meski esensi silaturahmi dan dakwah tetap menjadi nilai penting. Di tengah perkembangan ini, penting untuk menjaga keseimbangan antara aspek sosial dan ibadah agar tetap mendapatkan keberkahan selama bulan Ramadan.

Meskipun bukber memiliki nilai positif, kita perlu waspada terhadap potensi risiko yang dapat mengurangi pahala puasa. Terlalu asyik bercengkrama dan melupakan kewajiban sholat, misalnya, dapat mengurangi pahala. Tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan aspek sosial dan ibadah agar bukber tetap menjadi kegiatan yang positif dan bernilai ibadah. Tujuan utama puasa, yaitu meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, harus tetap dijaga.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas beberapa hal yang dapat merusak pahala puasa saat bukber, serta memberikan tips untuk menyelenggarakan bukber yang baik dan sesuai syariat Islam, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/2/2025).

Hal yang Dapat Merusak Pahala Puasa Saat Bukber

Meskipun buka puasa bersama (bukber) merupakan tradisi yang dianjurkan karena mempererat silaturahmi, kita perlu berhati-hati agar kegiatan ini tidak mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa. Berikut beberapa hal yang perlu diwaspadai:

1. Melewatkan Salat Maghrib Karena Terlalu Asyik Bukber

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah terlalu asyik berbincang-bincang hingga lupa waktu sholat Maghrib. Fenomena ini cukup umum terjadi, terutama di bukber yang berlangsung ramai dan meriah. Akibatnya, kewajiban sholat Maghrib terabaikan, dan ini jelas mengurangi pahala puasa.

Mengabaikan sholat Maghrib merupakan suatu dosa besar. Shalat merupakan rukun Islam yang wajib dikerjakan, dan menunda atau meninggalkannya tanpa alasan syar'i adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Prioritas utama dalam bulan Ramadan adalah ibadah, dan kegiatan sosial seperti bukber seharusnya tidak mengalahkan kewajiban sholat.

Oleh karena itu, sebaiknya kita mengatur waktu bukber dengan bijak, agar tidak mengganggu waktu sholat. Jika memungkinkan, sebaiknya sholat Maghrib dilakukan terlebih dahulu sebelum menikmati hidangan bukber.

Ingatlah, pahala puasa dapat berkurang bahkan hilang jika kita lalai dalam menjalankan kewajiban sholat. Jadi, prioritaskan sholat Maghrib tepat waktu.

2. Ghibah (Membicarakan Orang Lain) Saat Berkumpul

Suasana bukber yang akrab dan santai terkadang membuat kita lengah dan terjebak dalam pembicaraan negatif tentang orang lain, atau yang dikenal sebagai ghibah. Ghibah merupakan perbuatan tercela yang dapat merusak pahala puasa.

Dalam Islam, ghibah sangat dilarang. Rasulullah SAW bahkan menyamakan ghibah dengan memakan daging saudara sendiri. Perbuatan ini dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan perpecahan di antara sesama umat Muslim.

Saat bukber, usahakan untuk mengarahkan pembicaraan pada hal-hal yang positif dan bermanfaat. Hindari topik-topik yang berpotensi mengarah pada ghibah, dan jika ada pembicaraan yang mengarah ke sana, segera alihkan ke topik lain.

Ingatlah, ghibah dapat mengurangi pahala puasa dan merusak hubungan baik antar sesama. Jagalah lisan kita dan hindari ghibah selama bukber.

3. Penggunaan Gadget Berlebihan dan Mengurangi Interaksi Nyata

Di era digital saat ini, banyak orang yang sibuk dengan gadget mereka, bahkan saat berkumpul bersama. Fenomena ini juga sering terjadi saat bukber, di mana sebagian peserta lebih fokus pada ponsel mereka untuk mengunggah momen bukber ke media sosial.

Padahal, esensi bukber adalah mempererat silaturahmi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Terlalu fokus pada gadget akan mengurangi kualitas interaksi dan menghilangkan esensi silaturahmi yang seharusnya tercipta.

Meskipun mengambil foto bersama sebagai kenang-kenangan diperbolehkan, usahakan untuk membatasi penggunaan gadget selama bukber. Berfokuslah pada interaksi nyata dengan teman dan keluarga.

Kehadiran fisik tanpa kehadiran mental akan mengurangi manfaat bukber. Jadi, minimalisir penggunaan gadget agar silaturahmi lebih bermakna.

4. Israf (Berlebihan) dalam Makanan dan Pengeluaran

Bukber seringkali diiringi dengan hidangan yang melimpah dan bervariasi. Namun, kelebihan makanan dan minuman ini dapat menyebabkan israf (berlebihan), yang bertentangan dengan nilai-nilai puasa.

Puasa mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan hidup sederhana. Mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan justru akan mengurangi pahala puasa dan mengalahkan tujuan utama berpuasa.

Selain itu, bukber di tempat mewah juga dapat menyebabkan pemborosan finansial. Sebaiknya kita memilih tempat dan menu yang sesuai dengan kemampuan finansial, dan menghindari sikap boros.

Ingatlah, israf dalam makanan dan pengeluaran dapat mengurangi pahala puasa. Berbuka secukupnya dan bijak dalam mengatur keuangan.

5. Melewatkan Salat Tarawih Karena Kelelahan Setelah Bukber

Bukber yang terlalu panjang dan melelahkan dapat mengganggu jadwal sholat Tarawih. Kelelahan fisik setelah bukber seringkali membuat kita malas untuk menjalankan sholat Tarawih.

Padahal, sholat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar.

Oleh karena itu, atur waktu bukber agar tidak mengganggu jadwal sholat Tarawih. Pilih waktu bukber yang masih memungkinkan untuk menjalankan sholat Tarawih dengan khusyuk.

Jangan sampai kelelahan setelah bukber menghalangi kita untuk mendapatkan pahala sholat Tarawih.

6. Lalai dalam Adab Makan dan Minum Sesuai Sunnah

Saat berbuka puasa, kita dianjurkan untuk memperhatikan adab makan dan minum sesuai sunnah Rasulullah SAW. Makan dan minum dengan terburu-buru atau berlebihan dapat mengurangi pahala puasa.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka dengan makanan dan minuman yang ringan, seperti kurma dan air. Selain itu, doa sebelum dan sesudah makan juga perlu diperhatikan.

Dengan memperhatikan adab makan dan minum, kita dapat meningkatkan nilai ibadah puasa dan mendapatkan keberkahan.

Jangan lupa membaca doa sebelum dan sesudah makan, serta makan dan minum dengan tertib dan tidak berlebihan.

Dasar Hukum dan Dalil

tujuan buka bersama
tujuan buka bersama ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Beberapa dalil dalam Al-Quran dan Hadits menjelaskan pentingnya menjaga waktu sholat, berbuka dengan makanan dan minuman yang halal dan sesuai sunnah, serta larangan ghibah dan israf. Berikut beberapa diantaranya:

Dalil tentang Pentingnya Menjaga Waktu Salat

Al-Quran dan Hadits menekankan pentingnya menjaga waktu sholat. Salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang waktu sholat adalah Surah An-Nisa ayat 103: "Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. An-Nisa: 103)

Hadits Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya menjaga waktu sholat. Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menyebutkan: "Puasa itu adalah bersamaan dengan berbukanya orang-orang, dan shalat itu bersamaan dengan berakhirnya azan." (HR. Muslim)

Menunda atau meninggalkan sholat tanpa alasan syar'i merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan. Kita sebagai umat Muslim wajib menjaga waktu sholat dan menunaikannya tepat waktu.

Keutamaan dan pahala yang besar menanti bagi mereka yang menjaga waktu sholat. Jangan sampai kita lalai dan mengabaikan kewajiban ini.

Hadits tentang Berbuka dengan yang Manis

Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis, seperti kurma dan air. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan: "Jika salah satu dari kalian sedang berpuasa, maka hendaklah dia membatalkan puasanya dengan kurma. Jika tidak ada, maka dengan air, karena air adalah bersuci." (HR. Al-Bukhari)

Berbuka dengan kurma atau makanan dan minuman yang manis memiliki nilai kesehatan dan spiritual. Kurma mengandung gula alami yang dapat mengembalikan energi tubuh setelah seharian berpuasa.

Namun, kita juga perlu menjaga keseimbangan dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Jangan sampai berlebihan dan menyebabkan israf.

Berbuka dengan makanan dan minuman yang sesuai sunnah akan menambah keberkahan dalam ibadah puasa.

Dalil tentang Larangan Berghibah

Al-Quran dan Hadits melarang keras perbuatan ghibah. Salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang larangan ghibah adalah Surah Al-Hujurat ayat 12: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)

Dalam hadits, Rasulullah SAW menyamakan ghibah dengan memakan daging saudara sendiri. Perbuatan ini sangat tercela dan dapat merusak hubungan sosial.

Ghibah juga dapat mengurangi pahala puasa dan ibadah lainnya. Oleh karena itu, kita harus menjaga lisan dan menghindari perbuatan ghibah.

Menghindari ghibah akan menciptakan suasana yang harmonis dan mempererat ukhuwah islamiyah.

Konsep Israf (Berlebih-lebihan) dalam Islam

Islam mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana dan menghindari israf (berlebihan) dalam segala hal, termasuk dalam konsumsi makanan dan minuman. Al-Quran melarang israf dan tabdzir (pemborosan) dalam berbagai ayat.

Islam menganjurkan umatnya untuk hidup moderat dan tidak berlebihan. Nikmat yang diberikan Allah SWT harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan bijak, bukan untuk disia-siakan.

Batas antara menikmati rezeki dan berlebih-lebihan perlu diperhatikan. Kita harus mampu membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan.

Menghindari israf akan membawa keberkahan dalam hidup dan meningkatkan kualitas ibadah.

Tips Menyelenggarakan Bukber yang Baik dan Sesuai Syariat

Potret Kebersamaan Umat Muslim Pakistan saat Buka Puasa
Sejumlah umat Muslim berdoa sebelum berbuka puasa, selama bulan suci puasa Ramadhan, di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, Rabu (14/4/2021). Bulan Ramadhan ditandai dengan berpuasa setiap hari dari fajar hingga matahari terbenam. (AP Photo/Muhammad Sajjad)... Selengkapnya

Agar bukber tetap berkah dan tidak mengurangi pahala puasa, perhatikan tips berikut ini:

1. Perencanaan Waktu yang Tepat untuk Bukber

Atur waktu bukber agar tidak mengganggu waktu sholat. Jangan sampai terlalu asyik berbincang-bincang hingga lupa waktu sholat Maghrib atau Tarawih.

Tentukan durasi bukber yang efektif dan proporsional. Jangan sampai terlalu lama hingga mengganggu kegiatan ibadah lainnya.

Perencanaan yang matang akan memastikan tertibnya ibadah dan kegiatan bukber.

Dengan perencanaan yang baik, bukber dapat berjalan lancar tanpa mengganggu ibadah.

2. Memilih Menu Berbuka yang Sehat dan Sesuai Sunnah

Prioritaskan menu berbuka yang sesuai sunnah, seperti kurma dan air putih. Makanan dan minuman yang sehat dan bergizi akan mengembalikan energi tubuh setelah seharian berpuasa.

Sajikan menu yang sehat dan tidak berlebihan. Hindari makanan dan minuman yang mengandung bahan-bahan haram.

Porsi dan variasi makanan yang seimbang akan membuat tubuh tetap sehat dan berenergi.

Menu yang sehat akan mendukung ibadah puasa dan kegiatan lainnya.

3. Menjaga Adab dalam Interaksi Sosial

Arahkan pembicaraan pada topik-topik yang positif dan bermanfaat. Hindari pembicaraan yang berpotensi mengarah pada ghibah atau perselisihan.

Sediakan alternatif aktivitas yang mempererat silaturahmi, seperti games islami atau sharing pengalaman positif.

Dengan menjaga adab dalam interaksi sosial, bukber akan lebih bermakna dan mempererat ukhuwah islamiyah.

Interaksi yang positif akan meningkatkan kualitas bukber dan silaturahmi.

4. Manajemen Keuangan untuk Bukber

Susun anggaran bukber yang rasional dan tidak memberatkan. Hindari pemborosan dan sikap konsumtif.

Pilih tempat dan menu yang sesuai dengan kemampuan finansial. Bukber hemat namun tetap bermakna lebih utama.

Utamakan sedekah dan berbagi dengan yang membutuhkan. Bukber dapat menjadi kesempatan untuk berbagi kebahagiaan.

Manajemen keuangan yang baik akan membuat bukber tetap bermakna tanpa memberatkan.

5. Memastikan Tidak Melewatkan Ibadah Wajib dan Sunnah

Jadwalkan bukber yang masih memberi ruang untuk ibadah wajib dan sunnah. Jangan sampai bukber mengganggu waktu sholat atau ibadah lainnya.

Pilih lokasi bukber yang memudahkan akses untuk sholat. Pastikan tempat bukber memiliki fasilitas ibadah yang memadai.

Strategi agar tetap semangat beribadah setelah bukber perlu dipersiapkan. Istirahat yang cukup dan niat yang kuat akan membantu.

Ketaatan beribadah akan menambah keberkahan dalam bukber.

6. Memanfaatkan Bukber untuk Kegiatan Positif

Integrasikan tausiyah singkat dalam agenda bukber. Sesi sharing tentang keislaman dapat menambah pengetahuan dan keimanan.

Gabungkan bukber dengan kegiatan sosial atau amal. Berbagi dengan sesama akan meningkatkan nilai ibadah.

Berbagi pengetahuan dan pengalaman spiritual akan memperkaya makna bukber.

Bukber yang positif akan membawa manfaat dunia dan akhirat.

Buka puasa bersama (bukber) merupakan tradisi yang baik, namun perlu dijaga agar tidak mengurangi pahala puasa. Kita perlu menyeimbangkan aspek sosial dan ibadah agar bukber tetap bermakna dan membawa keberkahan.

Dengan memperhatikan tips-tips di atas, kita dapat menikmati momen bukber tanpa mengurangi kualitas ibadah puasa. Semoga bukber dapat menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan meningkatkan keimanan kita.

Jadikan bukber sebagai momentum untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan menebar manfaat bagi sesama. Semoga keberkahan Ramadan senantiasa menyertai kita semua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya