Liputan6.com, Banjarmasin - Setiap Ramadan tiba, Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin kembali menjadi pusat kebersamaan bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga dikenal karena tradisi berbukanya yang khas, salah satunya adalah Bubur Sabilal, sajian hangat yang selalu dinantikan jamaah saat azan Magrib berkumandang.
Bubur Sabilal bukan sekadar makanan pembuka, tetapi juga simbol kebersamaan dan keberkahan di bulan suci. Dengan cita rasa khas yang lezat dan tekstur lembut yang nyaman di perut, bubur ini menjadi favorit banyak orang, terutama bagi para perantau yang jauh dari keluarga.
Setiap bulan Ramadan, warga jalan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara, rutin membuat Bubur Sabilal, sajian khas berbuka puasa di Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Ramadan di kota ini.
Advertisement
Proses pembuatan bubur ini dilakukan di rumah seorang warga, Ani Arini, sebelum akhirnya dibawa ke masjid. Ani, mengungkapkan bahwa produksi bubur sudah berlangsung sejak pagi hari.
"Kami mulai memasak dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore, setiap harinya, kami menyediakan 1.000 porsi bubur yang dibagikan gratis kepada jamaah untuk berbuka puasa di Aula Sabilal," ujar Ani.
Bubur Sabilal bukan sekadar bubur biasa. Perbedaannya berada pada bumbu khas yang telah diwariskan turun-temurun. Ani menjelaskan bahwa bumbu rahasia ini telah dijaga oleh keluarganya sejak dahulu.
"Dulu yang memulai adalah almarhum nenek saya, lalu diteruskan oleh orang tua, setelah mama meninggal, saya sudah menjalani tradisi ini selama empat tahun," tuturnya.
Bubur ini dikenal dengan sebutan bubur sop daging, karena menggunakan campuran beras, sayuran seperti kentang dan wortel, bawang prei, serta potongan daging. Rahasia kelezatannya terletak pada perpaduan bumbu basah dan kering yang telah diwariskan secara eksklusif di keluarga pembuatnya.
Menariknya, bubur ini hanya tersedia setahun sekali, selama Ramadan. Tidak dijual di tempat lain, bubur Sabilal tetap eksklusif untuk berbuka puasa di Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
"Harapan kami, tradisi ini bisa terus dipertahankan dari generasi ke generasi, semoga setiap tahun kita masih bisa berbagi dan menjaga cita rasa khas Bubur Sabilal," kata Ani.
Tradisi ini tidak hanya sekadar tentang makanan, tetapi juga menjadi bentuk kebersamaan dan keberkahan Ramadan yang dirasakan oleh banyak orang di Banjarmasin.
Kehangatan Tradisi
Salah satu jamaah yang merasakan kehangatan tradisi ini adalah Nurlia, seorang warga asal Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang tengah merantau di Banjarmasin. Ia mengungkapkan kebahagiaannya bisa berbuka di Masjid Sabilal Muhtadin untuk pertama kalinya.
"Iya, saya buka puasa di Sabilal Muhtadin, tadi makan bubur Sabilal, habis itu sama roti, rasanya enak banget, dan buburnya nyaman di perut," ujar Nurlia dengan wajah senang, Senin (3/3/2025) malam.
Bagi Nurlia, menikmati Bubur Sabilal bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang makna di baliknya. Ia merasa hidangan ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang sedang merantau dan tidak selalu memiliki kesempatan untuk berbuka dengan makanan rumahan.
"Sebagai perantau, makanan seperti ini sangat berarti, selain mengenyangkan, rasanya juga membawa kenyamanan, seolah-olah berbuka di kampung halaman sendiri," tambahnya penuh syukur.
Tak hanya Nurlia, banyak jamaah lain yang juga menjadikan Masjid Sabilal Muhtadin sebagai tempat favorit untuk berbuka puasa. Selain karena suasana masjid yang tenang dan penuh kekhusyukan, kebaikan berbagi makanan menjadikan pengalaman berbuka di sini semakin istimewa.
Masjid Sabilal Muhtadin memang dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan Ramadan di Banjarmasin. Setiap hari, ratusan hingga ribuan jamaah datang tidak hanya untuk menunaikan ibadah, tetapi juga untuk menikmati hidangan berbuka yang disediakan secara gratis.
Bagi Nurlia, pengalaman berbuka di Masjid Sabilal Muhtadin adalah momen yang tidak akan terlupakan. Ia berharap bisa kembali lagi di tahun-tahun berikutnya untuk merasakan kembali kehangatan dan kebersamaan di masjid penuh berkah ini.
"Semoga ada kesempatan lagi untuk berbuka puasa di sini dan menikmati Bubur Sabilal, rasanya benar-benar spesial," harapnya.
Ramadan di Masjid Sabilal Muhtadin bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang berbagi dan merasakan indahnya kebersamaan. Dan di antara semua kenangan yang tercipta, semangkuk Bubur Sabilal akan selalu menjadi bagian dari cerita Ramadan yang penuh makna.
Advertisement
