Golongan Manusia Ini Dikatakan Tak Masuk Surga, Apakah Kamu Termasuk?

Ketahui 13 golongan manusia yang menurut beberapa hadits dan ayat Al-Quran tidak akan masuk surga, serta bagaimana pentingnya taubat dan ketaatan pada Allah SWT.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 20 Mar 2025, 17:15 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 17:15 WIB
Film Siksa Neraka
Siksa Neraka karya sineas Anggy Umraba menggambarkan sejumlah siksaan bagi pendosa termasuk adegan punggung disetrika yang bikin pembaca komik syok. (Foto: Dok. Dee Company)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Surga merupakan impian dan harapan setiap manusia yang beriman kepada Allah SWT. Namun, tidak semua manusia berhak memasukinya. Al-Qur'an secara tegas telah menjelaskan berbagai golongan manusia yang tidak masuk surga karena perbuatan dan keyakinan mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam. Memahami golongan manusia yang tidak masuk surga sangatlah penting bagi setiap muslim agar dapat menghindari sikap dan perbuatan yang dapat menghalangi dirinya dari rahmat Allah SWT.

Dalam berbagai ayat Al-Qur'an, Allah SWT telah menguraikan dengan jelas siapa saja golongan manusia yang tidak masuk surga. Mereka adalah orang-orang yang mendustakan ajaran Allah, berbuat kezaliman, kemaksiatan, atau mengikuti jalan kesesatan. Firman-firman Allah SWT dalam Al-Qur'an memberikan peringatan kepada umat manusia agar tidak termasuk dalam golongan manusia yang tidak masuk surga dengan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.

Mengkaji dan mendalami pembahasan tentang golongan manusia yang tidak masuk surga bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk kasih sayang dalam mengingatkan sesama muslim agar senantiasa menjaga ketakwaan dan keimanan. Dengan memahami hal ini, diharapkan setiap muslim dapat lebih berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku, sehingga terhindar dari siksa Allah SWT dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya. 

Berikut adalah kajian mendalam tentang golongan-golongan manusia yang tidak akan masuk surga berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an, yang telah Liputan6.com rangkum pada Kamis (13/3).

Promosi 1

1. Orang Kafir dan Musyrik

Kafir dan musyrik adalah dua golongan yang secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai golongan yang tidak akan masuk surga. Kekafiran merupakan sikap menolak atau mengingkari kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sedangkan kemusyrikan adalah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun dalam bentuk ibadah atau keyakinan.

Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa Allah SWT mengharamkan surga bagi mereka yang kafir dan musyrik. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surah Al-Maidah ayat 72, Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَۗ وَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْۗ اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

Artinya: "Sungguh, telah kufur orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah itulah Almasih putra Maryam.' Almasih (sendiri) berkata, 'Wahai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu!' Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu."

Ayat tersebut dengan jelas menegaskan bahwa orang yang mempersekutukan Allah SWT (musyrik) diharamkan untuk masuk surga. Almasih (Nabi Isa AS) sendiri tidak pernah mengklaim dirinya sebagai Tuhan atau anak Tuhan, melainkan beliau mengajarkan umatnya untuk menyembah Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan yang benar adalah tauhid, yaitu mengakui keesaan Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.

 

2. Orang Sombong dan Pendusta Ayat Allah SWT

Kesombongan merupakan sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT. Orang yang sombong merasa dirinya lebih tinggi dan lebih mulia dari orang lain, bahkan terkadang merasa lebih tinggi dari ketentuan-ketentuan Allah SWT. Dalam Islam, kesombongan bukan hanya dilarang, tetapi juga dapat menghalangi seseorang masuk surga.

Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT dan menyombongkan diri tidak akan masuk surga. Allah SWT berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 40:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ اَبْوَابُ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya (bagi) orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat durhaka."

Ayat ini menggunakan metafora yang sangat kuat untuk menggambarkan ketidakmungkinan orang sombong dan pendusta masuk surga. Ungkapan "sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum" menunjukkan sesuatu yang mustahil terjadi, yang berarti mereka tidak akan pernah masuk surga. Perbuatan mendustakan ayat-ayat Allah dan kesombongan merupakan dua sifat yang saling berkaitan. Orang yang sombong cenderung untuk menolak kebenaran, termasuk kebenaran yang datang dari Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya.

 

3. Orang Munafik

Kemunafikan merupakan sifat yang sangat berbahaya dalam Islam. Orang munafik adalah mereka yang menampakkan keimanan di hadapan orang-orang beriman, tetapi menyembunyikan kekufuran di dalam hatinya. Mereka berusaha menipu Allah SWT dan orang-orang beriman, padahal sesungguhnya mereka hanya menipu diri mereka sendiri.

Al-Qur'an menyebutkan dengan tegas bahwa orang-orang munafik akan kekal di dalam neraka Jahanam dan tidak akan masuk surga. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 68:

وَعَدَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚوَلَعَنَهُمُ اللّٰهُ ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيْمٌۙ

Artinya: "Allah telah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka. Bagi mereka azab yang kekal."

Ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa Allah SWT telah menjanjikan neraka Jahanam bagi orang-orang munafik, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, mereka juga mendapatkan laknat dari Allah SWT dan azab yang kekal. Kemunafikan menjadi ancaman yang sangat serius karena dapat merusak persatuan dan kekuatan umat Islam dari dalam. Orang munafik sering kali menjadi musuh dalam selimut yang menggerogoti fondasi keimanan masyarakat muslim.

 

4. Orang yang Tidak Mau Hijrah dari Negeri Kafir

Hijrah dalam Islam memiliki makna yang luas, tidak hanya sekadar berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga berpindah dari keburukan menuju kebaikan, dari kekufuran menuju keimanan. Dalam konteks khusus, hijrah juga berarti meninggalkan negeri kafir di mana seorang muslim tidak dapat menjalankan agamanya dengan bebas, menuju negeri Islam di mana dia dapat beribadah dengan tenang.

Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu berhijrah namun enggan untuk melakukannya termasuk golongan yang zalim terhadap diri mereka sendiri dan tempat mereka adalah neraka Jahanam. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 97:

اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi dirinya, mereka (malaikat) bertanya, 'Bagaimana kamu ini?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi (Mekkah).' Mereka (malaikat) bertanya, 'Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di sana?' Maka, tempat mereka itu (neraka) Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat kembali."

Ayat ini menjelaskan tentang dialog antara malaikat dengan orang-orang yang mati dalam keadaan zalim terhadap diri mereka sendiri. Mereka berdalih bahwa mereka adalah orang-orang yang tertindas di bumi, namun malaikat menjawab bahwa bumi Allah SWT itu luas sehingga mereka dapat berhijrah. Alasan mereka tidak diterima, dan tempat kembali mereka adalah neraka Jahanam.

Namun, Allah SWT juga memberikan pengecualian bagi mereka yang benar-benar tidak mampu untuk berhijrah, seperti disebutkan dalam ayat selanjutnya, surah An-Nisa ayat 98-99:

اِلَّا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ حِيْلَةً وَّلَا يَهْتَدُوْنَ سَبِيْلًاۙ فَاُولٰۤىِٕكَ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّعْفُوَ عَنْهُمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَفُوًّا غَفُوْرًا

Artinya: "Kecuali, mereka yang tertindas dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah). Maka mereka itu, mudah-mudahan Allah akan memaafkannya. Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun."

 

5. Pemakan Harta Orang Lain secara Batil

Islam sangat menjunjung tinggi hak kepemilikan dan melarang keras perbuatan memakan harta orang lain secara batil. Memakan harta secara batil mencakup berbagai bentuk praktek yang tidak adil dan melanggar hukum, seperti riba, penipuan, korupsi, pencurian, dan sebagainya.

Allah SWT telah memperingatkan dengan tegas bahwa orang-orang yang memakan harta orang lain secara batil akan dimasukkan ke dalam neraka. Firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat 29-30:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا, وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا ۗوَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

Ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa orang-orang yang memakan harta orang lain secara batil akan dimasukkan ke dalam neraka. Islam mengajarkan bahwa harta harus diperoleh dan digunakan dengan cara yang halal dan adil. Perniagaan atau transaksi ekonomi diperbolehkan asalkan dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur pemaksaan atau penipuan.

Selain itu, ayat ini juga melarang bunuh diri, baik secara harfiah maupun dalam bentuk melakukan hal-hal yang dapat membinasakan diri sendiri. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat menghargai dan melindungi kehidupan manusia.

 

6. Orang yang Memutus Silaturahmi

Silaturahmi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Menjaga hubungan silaturahmi dengan keluarga, saudara, dan sesama muslim merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim. Sebaliknya, memutus tali silaturahmi termasuk perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang-orang yang memutus tali silaturahmi termasuk golongan yang mendapat laknat dari Allah SWT dan tempat kembali mereka adalah Jahanam. Allah SWT berfirman dalam surah Ra'd ayat 25:

وَالَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْ ۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۙ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ

Artinya: "Orang-orang yang melanggar perjanjian (dengan) Allah setelah diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (seperti silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itulah orang-orang yang mendapat laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam)."

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang melanggar perjanjian dengan Allah SWT, memutuskan apa yang diperintahkan Allah SWT untuk disambungkan (termasuk silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi, akan mendapatkan laknat dari Allah SWT dan tempat kembali mereka adalah Jahanam.

Memutus tali silaturahmi bukan hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga merusak hubungan dengan Allah SWT. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT akan memutus hubungan-Nya dengan orang yang memutus silaturahmi. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya perbuatan tersebut dalam pandangan Islam.

 

7. Orang yang Zalim

Kezaliman adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Zalim bisa berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, berbuat sewenang-wenang, merugikan orang lain, atau melanggar hak-hak orang lain. Orang yang zalim termasuk golongan yang tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapapun.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 192:

رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim."

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah SWT benar-benar telah dihinakan, dan orang-orang yang zalim tidak akan mendapatkan penolong. Kezaliman adalah perbuatan yang sangat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Orang yang zalim tidak hanya akan mendapatkan hukuman di akhirat, tetapi juga akan mengalami berbagai kesulitan di dunia.

Dalam Islam, kezaliman dibagi menjadi tiga kategori: kezaliman terhadap Allah SWT (seperti kufur, syirik, dan nifak), kezaliman terhadap diri sendiri (seperti melakukan dosa dan maksiat), dan kezaliman terhadap orang lain (seperti merampas hak orang lain atau berbuat sewenang-wenang). Semua bentuk kezaliman ini dibenci oleh Allah SWT dan pelakunya akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Al-Qur'an telah menjelaskan dengan gamblang tentang golongan-golongan manusia yang tidak akan masuk surga. Mereka adalah orang-orang kafir dan musyrik, orang sombong dan pendusta ayat Allah SWT, orang munafik, orang yang tidak mau hijrah dari negeri kafir padahal mampu, pemakan harta orang lain secara batil, orang yang memutus silaturahmi, dan orang yang zalim.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya