Liputan6.com, Jakarta - Lailatul Qadar merupakan malam istimewa yang penuh keberkahan di bulan Ramadhan. Malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan ini diyakini sebagai kesempatan emas bagi umat Islam untuk mendapatkan pahala berlipat ganda.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar menjadi salah satu hal yang sering dibahas dalam kajian keislaman. Banyak ulama yang memberikan pandangan mengenai cara mendapatkan malam penuh berkah ini agar tidak terlewat begitu saja.
Ulama kharismatik yang juga menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, menegaskan bahwa semua umat Islam berpotensi mendapatkan Lailatul Qadar.
Advertisement
Menurutnya, kuncinya adalah tidak melakukan maksiat, menjalankan ibadah puasa dengan baik, serta mendirikan sholat Isya dan tarawih secara berjamaah. Jika syarat-syarat ini dipenuhi, maka setiap Muslim memiliki peluang mendapatkan keberkahan malam tersebut.
"Keyakinan saya, berkah dan luasnya rahmat Allah, semoga selagi itu umat Nabi, ketika waktu itu tidak maksiat, pokoknya saleh-saleh biasa begini, saleh kelas ringan begini asal tidak maksiat, itu tetap mendapat Lailatul Qadar," ujarnya dikutip dalam tayangan video di kanal YouTube @Youtube Santri Gayeng.
Gus Baha kemudian menjelaskan asal-usul adanya malam Lailatul Qadar. Menurutnya, malam tersebut merupakan bonus yang diberikan oleh Allah sebagai bentuk kasih sayang kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Waktu yang Menjadi Misteri
Ia menyebut bahwa Rasulullah SAW pernah merasa iri terhadap umat terdahulu yang memiliki usia sangat panjang, sehingga mereka bisa beribadah dalam jangka waktu yang jauh lebih lama.
"Nabi Nuh usianya 950 tahun, Nabi Ibrahim 300 tahun. Lalu Nabi iri, [Wah, kalau usianya panjang lalu ibadahnya seperti Nabi Nuh betapa banyak pahalanya. Sedangkan usiaku hanya 63 tahun]. Sebab Nabi iri, Allah kemudian menurunkan surat Innâ anzalnâhu fi lailatil qadr," paparnya.
Terkait waktu terjadinya malam Lailatul Qadar, Gus Baha menjelaskan bahwa hal ini tetap menjadi misteri yang tidak diketahui secara pasti. Rasulullah SAW hanya memberikan isyarat bahwa beliau selalu bersungguh-sungguh dalam ibadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Dalam pandangannya, ada sebagian orang yang sudah mulai mencari Lailatul Qadar sejak awal Ramadhan, tetapi kurang sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadahnya. Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan agar lebih bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir.
"Kalau tanggal 21 baru mencari itu kurang serius," imbuhnya.
Gus Baha menambahkan bahwa mencari Lailatul Qadar bisa dimulai sejak awal Ramadhan. Sebab, dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 185, tidak disebutkan secara spesifik tanggal pasti terjadinya malam tersebut.
"Itu menunjukkan semua Ramadhan. Makanya ada ulama yang menganggap (Lailatul Qadar) mulai di tanggal 1," ungkapnya.
Advertisement
Anugerah Besar di Bulan Ramadhan
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa sebagian ulama menyepakati malam 17 Ramadhan sebagai malam yang sangat istimewa, karena bertepatan dengan peristiwa Nuzulul Qur’an.
"Pokoknya Lailatul Qadar, Nuzulul Qur'an itu malam 17. Jadi, jika itu memang disepakati ulama berarti itu sudah selesai, jadi nggak usah dicari," ujarnya.
Meskipun demikian, Gus Baha tetap menganjurkan untuk tidak hanya berpatokan pada malam 17 Ramadhan. Ia menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tetap menyuruh umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir.
"Tapi kamu jangan begitu. Bagaimanapun menurut Nabi disuruh mencarinya di sepuluh terakhir, namun ada juga ulama yang menduga mulai tanggal 11," lanjutnya.
Pesan yang disampaikan dalam ceramah ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadar adalah anugerah besar dari Allah yang diberikan kepada umat Islam. Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap Muslim bersungguh-sungguh dalam beribadah sepanjang bulan Ramadhan.
Meskipun tidak diketahui secara pasti kapan Lailatul Qadar terjadi, umat Islam dianjurkan untuk terus meningkatkan amal ibadahnya. Sebab, jika seseorang rajin beribadah sepanjang bulan Ramadhan, maka peluang mendapatkan keberkahan malam tersebut semakin besar.
Dengan demikian, tidak ada alasan untuk bermalas-malasan dalam mencari malam yang lebih baik dari seribu bulan ini. Seorang Muslim seharusnya selalu bersemangat dalam beribadah agar tidak melewatkan kesempatan besar yang telah Allah janjikan.
Dalam penutup ceramahnya, Gus Baha mengingatkan bahwa yang terpenting adalah terus meningkatkan kualitas ibadah sepanjang Ramadhan. Sebab, Allah Maha Pemurah dan akan memberikan pahala bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam mencari rida-Nya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
