Liputan6.com, Jakarta - Setiap datangnya bulan Ramadhan, umat Islam disuguhkan dengan berbagai keutamaan yang tidak ada di bulan lain. Salah satu keistimewaan yang sering disebut adalah dibukanya seluruh pintu surga dan dikuncinya pintu-pintu neraka.
Hal ini membuat banyak umat Islam semakin giat dalam beribadah, baik melalui sholat, sedekah, maupun membaca Al-Qur'an. Ramadhan menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan harapan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Advertisement
Ulama muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan tentang makna dari pintu neraka yang dikunci saat Ramadhan. Banyak yang bertanya, berapa jumlah pintu neraka yang ditutup?
Advertisement
Dalam ceramah yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @BUDAKLEMUR, UAH mengungkapkan bahwa jumlah pintu neraka yang ditutup selama bulan Ramadhan adalah tujuh.
Menurut UAH, hal ini sesuai dengan keterangan dalam berbagai riwayat yang menyebutkan bahwa neraka memiliki tujuh pintu, masing-masing diperuntukkan bagi golongan manusia yang berbeda-beda sesuai dengan amal perbuatannya.
"Saat Ramadhan, semua pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Ada berapa pintu neraka? Ada tujuh pintu, dan khusus Ramadhan semuanya ditutup," ujar UAH.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa dalam Islam, neraka tidak hanya digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan kobaran api, tetapi juga memiliki bagian yang membekukan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Dua Jenis Neraka, Panas dan Dingin
Banyak orang mengira bahwa neraka hanya berisi api yang membakar, padahal dalam beberapa riwayat, disebutkan juga adanya siksa dengan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.
"Ada dua jenis neraka, yang membakar dan yang membekukan. Yang membakar disebut Jahanam, sedangkan yang membekukan disebut Zamhariir atau Jamharir," jelas UAH.
UAH menerangkan bahwa dua jenis siksaan ini menjadi gambaran bagaimana neraka bukan hanya sekadar tempat dengan api yang berkobar, tetapi juga bisa berupa kedinginan yang sangat ekstrem.
Siksaan yang membakar akan membuat penghuninya merasakan panas luar biasa, sementara siksaan yang membekukan akan membuat tubuh terasa membeku hingga hancur.
"Kalau ada orang masuk neraka, pilihannya hanya dua: dibakar atau dibekukan," kata UAH.
Penjelasan ini memberikan wawasan baru bagi sebagian orang yang selama ini hanya memahami neraka sebagai tempat penuh api dan lahar panas.
Dalam kehidupan sehari-hari, Allah sudah memberikan gambaran mengenai dua jenis siksaan ini melalui perubahan musim. Ada musim panas yang menyengat, dan ada musim dingin yang menusuk tulang.
Advertisement
Makna Pintu Neraka Ditutup
UAH menjelaskan bahwa perbedaan musim panas dan dingin di dunia ini menjadi pelajaran bagi manusia tentang kondisi yang akan dihadapi di akhirat kelak.
Musim panas mengingatkan pada panasnya api neraka, sementara musim dingin mengingatkan pada siksa neraka yang membekukan.
Keistimewaan bulan Ramadhan, di mana pintu neraka ditutup, harus menjadi motivasi bagi umat Islam untuk semakin giat beribadah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Hal ini menunjukkan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan penuh ibadah, tetapi juga menjadi waktu di mana umat Islam mendapatkan kesempatan untuk menjauh dari azab neraka.
Dengan pintu neraka yang tertutup, dosa-dosa manusia lebih mudah diampuni selama mereka mau bertaubat dan memperbanyak amal kebaikan.
UAH mengajak umat Islam untuk memanfaatkan momentum ini dengan memperbanyak sholat, membaca Al-Qur’an, serta memperbaiki akhlak agar tidak kembali pada kebiasaan buruk setelah Ramadhan berakhir.
Selain itu, UAH juga menegaskan bahwa meskipun pintu neraka ditutup selama Ramadhan, bukan berarti manusia bisa bebas berbuat dosa.
Setiap perbuatan tetap akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di akhirat, sehingga Ramadhan harus menjadi waktu untuk memperbaiki diri, bukan sekadar ajang menahan lapar dan haus.
Dengan memahami konsep pintu neraka yang tertutup ini, umat Islam diharapkan semakin sadar akan pentingnya memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik mungkin agar mendapat rahmat dan ampunan Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
