Hitung Mundur Lebaran 2025, Kurang Berapa Hari Lagi?

Lebaran 2025 tinggal menghitung hari. Simak prediksi tanggal Lebaran dari Muhammadiyah, Pemerintah, dan NU, serta rencana cuti bersama yang sayang untuk dilewatkan.

oleh Nurul Diva Diperbarui 28 Mar 2025, 11:35 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 11:59 WIB
Ilustrasi Ketupat (Istimewa)
Ilustrasi Ketupat (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir Ramadan 1446 H, pertanyaan yang sering terdengar adalah: kapan tepatnya Lebaran 2025 akan dirayakan? Umat Islam di Indonesia kini berada dalam fase akhir puasa dan mulai bersiap menyambut hari kemenangan, namun ketetapan resmi tentang 1 Syawal masih menunggu konfirmasi sidang isbat.

Hingga Rabu, 26 Maret 2025, prediksi dari beberapa lembaga sudah mengerucut. Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Di sisi lain, pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) belum menetapkan tanggal pasti, karena masih menunggu hasil rukyatul hilal yang akan digelar pada 29 Maret 2025.

Dengan kemungkinan besar Lebaran jatuh antara tanggal 31 Maret atau 1 April 2025, maka hitung mundur menuju hari raya tinggal 5 hingga 6 hari lagi, tergantung hasil pemantauan hilal pada malam ke-29 Ramadan nanti. Berikut informasi lengkapnya, dirangkum Liputan6, Rabu (26/3).

Promosi 1

Muhammadiyah Sudah Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 31 Maret 2025

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan secara konsisten oleh organisasi ini.

Metode hisab yang digunakan Muhammadiyah tidak bergantung pada hasil pengamatan langsung terhadap hilal, melainkan menggunakan perhitungan astronomi yang mengacu pada posisi geometris antara bumi, bulan, dan matahari.

Melalui maklumat resmi Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, Muhammadiyah juga telah menetapkan sejumlah tanggal penting lainnya seperti 1 Zulhijah pada 28 Mei 2025, puasa Arafah pada 5 Juni 2025, dan Idul Adha pada 6 Juni 2025, menandakan konsistensi sistem kalender internal mereka.

"Pada hari Sabtu Kliwon, 29 Ramadan 1446 H bertepatan dengan 29 Maret 2025 M, ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada pukul 17:59:51 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = -01° 59¢ 04² (hilal belum wujud). Pada saat Matahari terbenam, Sabtu, 29 Maret 2025 M, di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di bawah ufuk (hilal belum wujud).Umur bulan Ramadan 1446 H disempurnakan (istikmal) 30 haDi wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin Pahing, 31 Maret 2025 M." bunyi maklumat Muhammadiyah poin B 1 Syawal 1446 H, merujuk muhammadiyah.or.id.

Pemerintah Tunggu Sidang Isbat 29 Maret 2025

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal 1446 H pada Sabtu, 29 Maret 2025, untuk menentukan kapan Lebaran 2025 akan dirayakan secara nasional.

Sidang ini akan mempertimbangkan data hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) dari berbagai titik pemantauan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sebagai bagian dari prosedur resmi penetapan awal bulan Hijriyah.

Menurut data hisab, ijtimak atau konjungsi bulan akan terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57 WIB, namun posisi hilal yang masih berada di bawah ufuk di beberapa wilayah menjadi alasan mengapa hasil sidang bisa mengarah pada dua kemungkinan: Lebaran jatuh pada 31 Maret jika hilal terlihat, atau 1 April jika puasa digenapkan 30 hari.

NU Menentukan Awal Syawal Berdasarkan Rukyat Hilal

Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyatul hilal murni dalam penentuan awal bulan Hijriyah, yang berarti 1 Syawal akan ditetapkan hanya jika hilal terlihat secara kasat mata di langit Indonesia pada malam ke-29 Ramadan.

Jika pada 29 Maret 2025 hilal berhasil dilihat oleh tim pemantau dari titik-titik yang disebar NU, maka Lebaran akan jatuh pada 31 Maret 2025, namun jika hilal tidak terlihat maka bulan Ramadan akan disempurnakan menjadi 30 hari, dan Lebaran jatuh pada 1 April 2025.

Sistem ini menjadikan NU sebagai salah satu organisasi keagamaan yang tetap mempertahankan prinsip rukyat dalam kalender Islam, sebagaimana yang dilakukan pada masa Nabi Muhammad SAW dan generasi sahabat.

Perbedaan Metode Bisa Bikin Tanggal Lebaran Berbeda

Perbedaan antara metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan) menjadi faktor utama mengapa tanggal Lebaran bisa berbeda antar organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan pemerintah.

Pemerintah mencoba mengakomodasi keduanya melalui sidang isbat, sedangkan Muhammadiyah mengutamakan metode hisab sehingga sudah memiliki kepastian tanggal sejak awal, dan NU tetap menjaga tradisi rukyat sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.

Dalam konteks masyarakat umum, perbedaan ini bisa berdampak pada variasi waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri, jadwal cuti bersama, hingga koordinasi mudik dan kegiatan sosial lainnya, meski secara nasional umumnya tetap mengacu pada hasil sidang isbat pemerintah.

Hitung Mundur Lebaran 2025: 5 atau 6 Hari Lagi

Dengan data yang ada saat ini, maka mulai tanggal 26 Maret 2025, umat Islam tinggal menghitung hari menuju Idul Fitri yang kemungkinan besar jatuh antara 31 Maret atau 1 April 2025, artinya tinggal 5 hingga 6 hari lagi.

Jika menggunakan acuan Muhammadiyah, maka Lebaran dipastikan tinggal 5 hari lagi, sedangkan jika mengacu pada metode rukyat yang menunggu hasil pengamatan, maka kemungkinan Lebaran tinggal 5 atau 6 hari tergantung terlihat tidaknya hilal.

Meski begitu, besar kemungkinannya lebaran antara pemerintah dengan Muhammadiyah diprediksi bersamaan. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad. Menurutnya, Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawwal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam. Hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Berdasarkan perkiraan, 1 Syawal akan jatuh berbarengan dengan Muhammadiyah.

"Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan insya Allah (Idul Fitri) kita akan sama, yaitu di tanggal 31 Maret," katanya, beberapa waktu lalu, mengutip ANTARA.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Hitung Mundur Lebaran 2025 (People Also Ask)

1. Kapan Lebaran 2025 versi Muhammadiyah?

Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

2. Kapan sidang isbat untuk menentukan Lebaran 2025?

Sidang isbat digelar pemerintah pada Sabtu, 29 Maret 2025.

3. Mengapa Lebaran bisa jatuh pada tanggal yang berbeda?

Karena perbedaan metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan hilal) yang digunakan oleh organisasi Islam.

4. Kapan kemungkinan besar Lebaran 2025 dirayakan secara nasional?

Kemungkinan besar jatuh antara Senin, 31 Maret atau Selasa, 1 April 2025.

5. Berapa hari lagi Lebaran 2025 dari hari ini, 25 Maret?

Tinggal 6 hingga 7 hari lagi, tergantung hasil sidang isbat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya