Kronologi Lengkap Kasus Wadas, dari Warga Ditangkap Polisi hingga Permintaan Maaf Ganjar Pranowo

Berikut kronologi kejadian Wadas hingga beberapa warga ditangkap polisi

oleh Sabrina Julie diperbarui 09 Feb 2022, 19:52 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 19:11 WIB
Desa Wadas
Proses pengukuran hutan di Desa Wadas, Purworejo berlangsung tegang. Aparat mengamankan sejumlah warga. (Liputan6.com/ Istimewa)

Liputan6.com, Purworejo Proses pengukuran tanah untuk proyek Bendungan Bener, di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada kemarin Selasa (8/2) berujung panas. 

Aparat Kepolisian dikabarkan menangkap sejumlah warga masyarakat Desa Wadas yang dianggap telah melakukan provokasi dan bertindak anarkis. Namun, berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Gempa Dewa (Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas) kabar terkait masyarakat yang membawa senjata tajam dan bertindak anarkis tersebut tidak benar.

Berikut kronologi kejadian Wadas hingga beberapa warga ditangkap polisi:


Polisi Sudah Berjaga sejak Senin Siang

Karena sempat terjadi kasus serupa pada tahun 2021 lalu, aparat kepolisian sudah berjaga sehari sebelum pengukuran yakni pada Senin (7/2). Mereka membagi tugas, ada yang membuat tameng pagar betis, dan beberapa yang lain memantau keadaan di sekitar lokasi.

Kedatangan pihak kepolisian tersebut bertujuan untuk mengawal 70 petugas Badan Pertanahan Nasional yang akan melakukan pengukuran di lokasi Wadas. Lokasi tersebut rencananya akan dijadikan sebagai pertambangan batu andesit dan pembangunan waduk Bener.


Penolakan oleh Warga Wadas yang Kontra

Saat pelaksanaan pengukuran tanah, terdapat sejumlah warga masyarakat Wadas yang melakukan penolakan. Alasan mereka adalah pembangunan tambang di lokasi tersebut akan berpengaruh terhadap keberadaan 27 sumber mata air yang berpotensi merusak lahan pertanian.


Penangkapan oleh Aparat Kepolisian

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh pihak kepolisian, sejumlah 23 warga ditangkap karena membawa senjata tajam. 23 Orang tersebut kemudian diamankan di Polsek Bener. Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan bahwa ia mempersilakan masyarakat yang mendukung ataupun memprotes proyek tersebut agar menyampaikan aspirasi sesuai dengan mekanisme yang berlaku.


Kronologi versi Gempa Dewa

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Gempa Dewa, ribuan aparat sudah memasuki Desa Wadas sejak Senin (7/2) siang. Mereka mendirikan tenda untuk berjaga di Kaliboto, Kecamatan Bener, Purworejo belakang Polsek Bener.

Saat malam hari terjadi pemadaman lampu di Desa Wadas, sementara di desa lain sekitarnya tidak. Selasa (8/2) pagi, sekitar pukul 08.00, salah seorang warga Wadas didatangi oleh beberapa polisi saat sedang bersama istirinya. Warga tersebut kemudian dibawa ke Polsek Bener, sementara sang istri berhasil lolos dan pulang.

Dikabarkan bahwa hingga saat ini warga tersebut belum ditemukan. Tak lama kemudian tim pengukur Kantor Pertanahan datang ke Desa Wadas, di saat itu juga ribuan aparat kepolisian sudah memadati Desa Wadas. Beberapa polisi juga merobek dan mencopot poster-poster yang berisi penolakan terhadap pembangunan tambang di Wadas. 

Pukul 12.00, polisi melakukan penangkapan kepada sejumlah warga Desa Wadas, mereka membawa paksa lebih dari 60 orang tanpa alasan yang jelas. Tak hanya orang dewasa, aparat kepolisian tersebut juga melakukan penangkapan terhadap anak-anak kecil. Hingga saat ini diketahui bahwa warga Wadas masih kesusahan untuk berkomunikasi karena diduga sinyal ponsel dan internet yang diputus.


Polisi Bantah Ada Warga Hilang

Melanjutkan informasi terkait adanya warga masyarakat Wadas yang hilang, Polisi tidak membenarkan kabar tersebut. Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudusy, warga tersebut tidak hilang melainkan dibawa ke kantor untuk dimintai keterangan.


Permintaan Maaf Ganjar Pranowo

Melalui sebuah konferensi pers yang digelar di Mapolres Purworejo, Ganjar Pranowo meminta maaf kepada masyarakat Purworejo khususnya Wadas yang merasa tidak nyaman. Ia menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab atas kasus yang terjadi di Desa Wadas tersebut. 

"Yang pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo dan masyarakat Wadas. Karena kejadian kemarin mungkin ada yang merasa betul-betul tidak nyaman," kata Ganjar dalam konferensi pers di Mapolres Purworejo, Rabu, (9/2/2022). 

Ia juga mengatakan terkait beberapa warga yang ditangkap oleh pihak kepolisian, agar dapat dibebaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya