Liputan6.com, Semarang - Kehebohan terjadi di Pasar Peterongan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Itu hari, Presiden Joko Widodo berkunjung ke pasar ini.
Ribuan orang rela menunggu berjam-jam dan berdesakan di pasar tradisional itu, demi bertemu dengan Jokowi.
Advertisement
Presiden Jokowi yang mengikuti kegiatan memperingati Hari Bhayangkara ke-76 di Akpol Semarang, menyempatkan waktu mengunjungi sejumlah tempat.
Advertisement
Dalam kunjungan itu, Jokowi didampingi sejumlah menteri dan pejabat, salah satunya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Baca Juga
Kehadiran Jokowi dan Ganjar di Pasar Peterongan langsung membuat masyarakat heboh. Mereka meneriakkan nama Jokowi dan Ganjar dengan lantang.
“Pak Jokowi, Pak Ganjar sini pak pingin salaman. Ya Allah Pak Ganjar ganteng tenan ya, kayak (seperti) Arjuna. Pak Ganjar i love you full,” teriak warga, dikutip laman resmi Pemprov Jateng.
Ganjar membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan. Ia dengan sabar melayani warga yang ingin bersalaman dan foto bersama. Ganjar juga mengacungkan jempolnya kepada warga yang meneriakinya di belakang.
“Pak Ganjar aku bocahmu pak, sehat terus pak. Tetap semangat,” teriak warga.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Peringatan Hari Bhayangkara
Ganjar mengatakan seharian ini mendampingi kunjungan kerja Presiden Jokowi di Semarang. Dua agenda dilakukan Jokowi, yakni memimpin upacara peringatan Hari Bhayangkara di Akpol dan memberi bantuan kepada pedagang Pasar Peterongan.
“Ternyata meriah sekali acaranya, dan selalu Pak Presiden Jokowi tidak pernah melepas dari suasana kerakyatan yang dibangun,” kata Ganjar.
Maka saat peringatan Hari Bhayangkara, Kapolri mengundang puluhan ribu masyarakat. Setidaknya ada 33 ribu lebih masyarakat dilibatkan dalam acara itu. Sementara di Pasar Peterongan, suasana juga tak kalah meriah.
“Ini menurut saya luar biasa. Ini menggambarkan bagaimana di Hari Bhayangkara ini kepolisian menyatu dengan rakyat. Mudah-mudahan penyatuan ini bisa menjaga ketertiban bersama,” ucap dia.
Sementara, Presiden Jokowi meminta Polri selalu bekerja dan berperilaku sesuai harapan rakyat. Survei menunjukkan, 58 persen responden menganggap tindakan Polri sudah presisi, namun 28 persen menyatakan belum sesuai.
“Di manapun bertugas Polri selalu dalam pengamatan dan penilaian rakyat. Setiap kecerobohan di lapangan sekecil apapun, itu bisa merusak kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, Polri harus bekerja dengan hati-hati dan presisi,” kata Jokowi.
Di juga mengingatkan, tugas Polri ke depan masih banyak. Selain pandemi, semua harus waspada pada ketidakpastian global, krisis energi dan pangan, serta keuangan.
Selain itu, banyak agenda nasional yang harus dikawal Polri. Di antaranya pemindahan Ibu Kota Nusantara, G20, Pileg, Pilpres dan Pilkada serentak, serta agenda-agenda penting lainnya.
“Polri harus memastikan Kamtibmas. Individu dan kelembagaan Polri harus terus berinovasi, adaptif, responsif dan bertransformasi menjadi modern. Polri juga harus mewujudkan rasa keadilan dan kemanfaatan hukum agar bisa dirasakan masyarakat,” kata Jokowi.
Tim Rembulan
Advertisement