Liputan6.com, Jakarta Pasokan minyak goreng di beberapa daerah Jawa Timur masih langka di pasaran. Kelangkaan minyak goreng tersebut usai sejumlah pejabat daerah setempat menggelar sidak ke pasar tradisional maupun ritel.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, kelangkaan minyak goreng di Lamongan dan Jember Jawa Timur. Stok minyak goreng di sejumlah lapak pedagang minyak goreng di Pasar Agrobis Babat, Lamongan terpantau masih langka.
Bahkan, harga jual minyak goreng di pasar tersebut tergolong mahal dan di atas harga eceran tertinggi (HET) yang seharusnya berlaku mulai 1 Februari 2022 kemarin.
Advertisement
Baca Juga
“Harga minyak goreng Rp 17.500 per liter dan stoknya juga minim. Harga gula juga masih di angka Rp 14 ribu per kilogramnya atau masih di atas harga HET, yakni Rp 12.500,” kata Sekretaris Komisi B DPRD Lamongan, Anshori saat melakukan sidak, Selasa (1/2/2022) kemarin.
Anshori menyebutkan, kelangkaan minyak goreng diduga karena pasokan dari distributor masih kurang memadai dan maksimal untuk kebutuhan masyarakat di Lamongan.
Dia menduga, ada permainan nakal dari sejumlah oknum di balik kelangkaan minyak goreng yang terjadi. Dia menduga ada penimbun minyak goreng yang menyebabkan harga jual tinggi dan tak sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
“Menurut saya ini sudah darurat dalam waktu dekat kita akan mengundang Bulog, Dinas terkait, termasuk distributor minyak, gula dan bahan pokok lain, karena harga naik,” katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini
Pelaku UMKM Kesulitan
Kelangkaan minyak goreng juga di Jember Jawa Timur saat Forkopimda melakukan sidak di beberapa gudang penyimpanan dan toko modern berjaringan. Diketahui, kelangkaan minyak goreng sudah terjadi tiga hari terakhir.
Bahkan, stok minyak goreng di salah satu jejaring toko modern Jember kosong baik di etalasi maupun gudang penyimpanan.
Hal serupa juga terjadi di dua gedung penyimpanan distributor pemasok barang toko modern wilayah Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Probolinggo. Stok minyak goreng di kedua gudang terbilang sangat sedikit.
“Sulit untuk didapat memang karena hanya satu dua tempat yang ada. Ini abis dari gudang, memang stoknya sedikit,” sebut Bupati Jember Hendy Siswanto.
Kelangkaan tersebut menyebabkan pelaku UMKM kesulitan mendapat bahan baku minyak goreng sehingga berpengaruh kepada produksi. Diketahui, harga minyak goreng di pasar tradisional Jember juga masih terpantau tinggi.
Warga berharap kondisi ini akan segera normal. Sehingga harga minyak goreng murah dapat dinikmati masyarakat kecil.
Advertisement