Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah sudah tiba. Ada teladan yang patut ditiru dalam rangka silaturahmi saat Hari Suci itu datang. Rasulullah memberi teladan yang luar biasa, yakni selalu bersilaturahmi dengan orang yang memutus tali silaturahmi kepadanya.
"Akhlak Nabi yang paling hebat adalah silaturahmi dengan orang yang memutuskan tali silaturahmi," ujar KH. Syauqi Zainuddin MZ saat mengisi program Inspirasi Ramadan 2023 BKN PDI Perjuangan, Jumat (21/4/2023) di akun Youtube BKN PDI Perjuangan.
Putra da'i kenamaan Zainuddin MZ itu menyebutkan, banyak terjadi pergeseran makna dalam menyambut datangnya Idul Fitri. Hal itu terjadi karena adanya pengaruh gaya hidup global yang semakin materialistis.
Advertisement
"Sebenarnya tidak ada tradisi mudik. Hanya silaturahmi. Cuma, sekarang ini banyak yang salah arti. Cari duit sebanyak-banyaknya di tanah perantauan setelah itu dihabiskan di kampung halaman," ujar Kiai Syauqi.
"Orang lebih berpikir bagaimana menghidupkan lebaran daripada menghidupkan Idul Fitri. Konteks silaturahmi bergeser, sekarang show off, pamer, padahal di perantauan begitu-begitu saja. Lebaran itu silaturahmi bukan adu kekayaan. Yang Nabi ajarkan adalah silaturahmi," imbuhnya.
Syauqi lantas mengingatkan, manusia tidak berhak untuk menyombongkan diri karena sebenarnya tidak bisa melakukan apa-apa tanpa adanya kuasa Tuhan. Oleh karena itu, dalam urusan mudik dan silaturahmi di kampung, dia menyarankan untuk terus menghidupkan nilai menjaga hati.
"Menunjukkan kita itu sukses dan berhasil itu sesuatu yang bagus," jelasnya.
"Tetapi yang lebih bagus lagi adalah menjaga hati. Karena belum tentu semua orang itu suka sama kita atau semua benci sama kita. Konteks yawalan ini adalah saling memaafkan, minal aidzin wal faidzin. Karena urusan kita ini bukan cuma dengan Tuhan tetapi dengan sesama manusia," sambungnya.