Intip Pemakaman Langit di Tibet Bikin Jantung Berdegup Kencang

Pemakaman langit, tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat di provinsi Qinghai, Tibet, Mongolia Dalam dan Mongolia.

oleh Aria Sankhyaadi diperbarui 06 Mei 2014, 13:15 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2014, 13:15 WIB
Tradisi Pemakaman di Tibet yang Buat Jantung Berdegup Kencang
Pemakaman langit, tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat di provinsi Qinghai, Tibet, Mongolia Dalam dan Mongolia. (Foto: Dailymail)

Liputan6.com, Tibet Perkembangan zaman yang pesat saat ini, tak mempengaruhi masyarakat Tibet untuk meninggalkan nilai-nilai tradisi yang sudah diwariskan oleh para nenek moyangnya. Seperti halnya tradisi pemakaman berikut ini yang masih tetap dijalankan dan akan membuat jantung Anda berdegup kencang.

Seperti yang dilansir dari Dailymail, Selasa (6/5/2014), di Tibet masih ada tradisi yang cukup mencekam bagi masyarakat modern. Pasalnya, di sana masih ada tradisi pemakaman dimana tubuh jenazah di potong-potong dan dijadikan makanan burung pemakan bangkai.

Tradisi ini kemudian dikenal dengan nama pemakaman langit. Pemakaman ini merupakan praktik penguburan yang dilakukan masyarakat di provinsi Qinghai, Tibet, Mongolia Dalam dan Mongolia.

Umumnya masyarakat Tibet dan Mongolia merupakan penganut ajaran Buddha Vajrayana yang percaya dengan perpindahan roh atau reinkarnasi. Karena itulah, mereka tidak melihat tubuh manusia sebagai suatu kebutuhan untuk dipertahankan, layaknya sebuah bejana kosong, sehingga mereka menghilangkannya melalui pemakaman langit.

Dalam beberapa hari sebelum upacara pemakaman, para rahib yang dikenal sebagai lama, akan melantunkan doa di sekitar jenazah dan membakar kemenyan. Tubuh jenazah kemudian akan dipotong-potong oleh Rogyapas (pemecah tubuh).

Para Rogyapas ini melakukan tugas berdasarkan ajaran Budha, proses ini akan membuat kemudahan bagi jiwa yang meninggal terus berlanjut. Kemudian bagian tubuh yang tersisa akan ditaruh di Menara keheningan selama satu tahun, dimana mayat pria dan wanita berada di tempat yang sama.

Ketika nantinya hanya tinggal tulang yang tersisa, maka tulang-tulang itu juga akan dipecah-pecahkan dengan palu dan ditumbuk sampai halus, untuk dijadikan makanan bagi burung yang lebih kecil, seperti gagak dan elang.

Lebih lanjut, pemakaman ini juga berfungsi untuk membuang sisa tubuh manusia melalui kebaikan yakni dengan cara memberikan daging manusia untuk burung pemakan bangkai.

Ini lantaran akan menyelamatkan kehidupan binatang-binatang kecil yang kemungkinan akan dijadikan santapan bagi burung pemakan bangkai. (Ars/Liz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya