Liputan6.com, Madrid Busana atau item fesyen lain yang terbuat dari fur atau bulu-bulu memang indah. Namun bagaimana bila harga dari keindahan itu adalah penderitaan makhluk hidup - makhluk hidup lain?
Seperti dilansir dari Vogue.co.uk, Kamis (18/9/2014), organisasi non-profit bernama Last Chance for Animals mengunggah sebuah video yang memperlihatkan kekejaman terhadap kelinci untuk diambil bulunya.
Baca Juga
Di video itu terlihat betapa kejamnya kelinci-kelinci itu diperlakukan. Untuk mendapat bulu-bulu kelinci, para pekerja peternakan langsung menggorok seekor kelinci dan kemudian mengulitinya. Kelinci-kelinci yang sakit dibiarkan menderita tanpa perawatan medis. Tak sedikit pula dari kelinci-kelinci yang sakit itu dibenturkan ke tembok hingga mati.
Advertisement
Pada video berdurasi hampir 5 menit tersebut, pihak pengelola peternakan kelinci mengklaim bahwa bulu-bulu kelinci itu digunakan oleh merek-merek fesyen ternama sebagai bahan dari produk-produk fesyen mereka. Beberapa label fesyen yang disebut adalah Marc Jacobs, Diane von Furstenberg, Burberry, Christian Dior, Giorgio Armani, Yves Saint Laurent dan Louis Vuitton.
Terkait hal ini, label Burberry mengklarifikasi bahwa Burberry tak memakai pasokan bulu-bulu kelinci dari peternakan yang ada di video itu. “Burberry dengan tegas mengutuk praktik kerjam yang ditunjukkan dalam video itu Burberry memasok bahan-bahan mentah secara hati-hati sebagai upaya untuk memenuhi standar etika dalam kebijakan perdagangan. Burberry tak akan menggunakan bulu-bulu yang produksinya melibatkan kekejaman pada hewan,” ucap pihak Burberry.
Senada dengan Burberry, pihak Christian Dior pun memberi penjelasan bahwa rumah mode itu tak punya kerja sama dengan peternakan di video itu. Pihak resmi label itu mengatakan “House of Dior sangat terkejut dengan isi video tersebut yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang kami pegang. The House of Dior menekankan bahwa semua produknya yang terbuat dari bulu sesuai dengan EU Guidelines”.
Selain kedua label itu, Saint Laurent juga menyampaikan respons serupa. "Setelah melakukan investigasi yang dalam kami nyatakan bahwa Saint Laurent tak terkait secara langsung maupun tak langsung dengan peternakan itu. Saint Laurent secara berkelanjutan memenuhi standard animal welfare. Saint Laurent sudah memiliki fur guidelines yang secara sistematis didistribusikan pada para penyuplai bahan," ucap pihak resmi Saint Laurent.
Video yang ditunjukkan oleh organisasi Last Chance for Animals adalah salah satu hasil riset organisasi tersebut selama 2 tahun. Bekerja sama dengan organisasi Animal Equality, riset ini menginvestigasi 70 peternakan kelinci yang ada di Spanyol. Sejauh ini label-label lain yang disebut dalam video itu belum memberikan komentar terkait hal ini.
Berikut ini adalah videonya.