Liputan6.com, Jakarta Banyak pasangan yang tidak menyadari bahwa suami istri tidak bisa tidak berkomunikasi. Walaupun tidak ada dari mereka yang berbicara. Sebuah komunikasi tidak perlu dilakukan dengan suara-suara keras. Sebab kenyataannya dalam diam terkadang menjadi bentuk komunikasi yang paling hebat daripada banyak kalimat yang terlontar.
Baca Juga
Anda dapat mulai dengan membayangkan skenario berikut ini. Anda sedang berjalan sendirian menuju rumah Anda, kemudian ada seseorang yang tiba-tiba menghadang jalan dan mengambil tas Anda. Ketika sampai di rumah, Anda merasa sangat putus asa. Dengan napas yang hampir habis Anda menceritakan seluruh kronologis pengalaman Anda kepada pasangan Anda.
Namun ia hanya diam, kemudian mengambil koran untuk dibaca. Dengan tanggapan seperti ini, Anda pasti merasa bahwa pasangan Anda tidak lagi peduli dengan Anda, namun benarkah? Apakah Anda pernah berusaha merumuskan setiap bentuk komunikasi yang terjadi di dalam hubungan Anda?
Advertisement
Kemungkinan yang terjadi dalam kasus di atas bisa menjadi banyak hal. Mungkin pasangan Anda tidak tahu harus berbuat apa untuk membantu Anda. Atau mungkin ia terlalu marah karena tidak bisa berbuat apa pun untuk Anda. Intinya diam merupakan bentuk komunikasi yang dapat mengirimkan pesan sebanyak yang dapat dilakukan oleh kata-kata.
Komunikasi memiliki makna yang lebih banyak daripada sekedar berbicara. Banyak pesan yang dapat disampaikan dengan cara yang berbeda. Seperti sikap, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Komunikasi juga dapat disampaikan melalui fisik. Pasangan Anda dapat mengirimkan pesan melalui genggaman tangannya pada Anda, dan ini dapat memiliki banyak makna.
Untuk menjadi komunikator yang efektif, Anda harus memahami apa yang berusaha disampaikan oleh pasangan Anda melalui suasana hati, sikap, gerak tubuh, perubahan, dan tindakannya. Semua hal di atas merupakan contoh dari komunikasi non-verbal. Berikut ini beberapa tips agar Anda dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non-verbal untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pasangan, seperti dilansir dari dummies.com, Jumat (22/1/2016).
1. Perhatikan perubahan suasana hati dan sikap
Apakah Anda merasa bahwa pasangan Anda berubah belakangan ini? Apakah hal ini pernah menjadi perhatian Anda sebelumnya?
Perubahan ini dapat menjadi tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di dalam hidup pasangan Anda. Walaupun ia belum ingin membicarakannya dengan Anda.
Anda harus tetap berusaha memberikan perhatian secara langsung mau pun tidak langsung kepada pasangan Anda. Perhatikan bagaimana ia menghabiskan hari libur atau waktu senggangnya. Memang akan sangat sulit untuk melakukan hal ini, namun komunikasi harus selalu berjalan dua arah. Khususnya dalam hubungan pernikahan. Untuk itulah penting bagi Anda memperhatikan perilaku non verbal yang dapat digunakan untuk mengamati pasangan Anda.
2. Perhatikan bahasa tubuh
Anda dapat mulai memperhatikan arah pandangan pasangan Anda. Ketika Anda bertanya tentang suatu hal. Apakah ia memandang tepat pada mata Anda atau mengalihkan pandangannya pada hal-hal lain di sekitar Anda? Dan bagaimana sikap tubuhnya? Apakah santai, tegang dan kaku?
Secara umum, sikap dari orang yang berkata jujur dan terbuka akan terlihat dari mata dan sikap tubuhnya. Ia akan memandang tepat ke mata Anda, dan sikap tubuhnya akan cenderung santai. Berbeda dengan orang yang berbohong atau berusaha menyembunyikan sesuatu, ia akan cenderung tidak berani menatap mata Anda dan tubuhnya menjadi kaku dan tegang.
3. Carilah tanda-tanda dari kegelisahan dan ketegangan
Jika Anda pernah mendapati pasangan Anda gelisah dan cemas saat kalian sedang dalam sebuah percakapan, mungkin ini adalah tanda ia merasa tidak nyaman dengan percakapan tersebut. Bagaimana pun untuk dapat menafsirkan sebuah komunikasi non verbal dengan baik, harus digabungkan dengan gambaran lengkap dari pasangan Anda.
4. Periksa kembali arti dari sebuah gerakan
Setiap gerakan adalah komunikasi yang digunakan untuk beberapa maksud. Namun ketika satu gerakan dalam hubungan Anda dengan pasangan memberikan maksud yang berbeda, ini dapat menimbulkan gesekan dalam hubungan Anda.
Sebagai contoh, Anda selalu menelepon pasangan Anda dua kali sehari karena rasa sayang dan peduli. Namun ternyata pasangan Anda mengartikan gerakan yang Anda lakukan ini adalah suatu bentuk kekangan yang mencekiknya.
Untuk menghindari hal ini, Anda dapat memastikannya langsung kepada pasangan Anda dengan cara bertanya maksud dari yang dilakukannya. Setelah Anda memahami emosi yang memicu gerakan tersebut, Anda dapat mengatasi hal ini dengan baik.
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6