4 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Mencari Pekerjaan

Hati-hati, tanpa disadari 4 kesalahan ini sering terjadi saat Anda mencari pekerjaan.

oleh Adinda Tri Wardhani diperbarui 31 Okt 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 06:00 WIB
Hati-hati, tanpa disadari 4 kesalahan ini sering terjadi saat Anda mencari pekerjaan.
Hati-hati, tanpa disadari 4 kesalahan ini sering terjadi saat Anda mencari pekerjaan. (Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang bilang mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Namun tak semua orang merasakannya. Bagi sebagian orang, kariernya cukup cemerlang bahkan pernah pindah ke berbagai perusahaan besar tanpa halangan.

Memang, dalam mencari pekerjaan yang tepat dibutuhkan perjuangan ekstra keras. Bahkan jumlah pencari kerja pada akhir tahun lalu disebut-sebut mencapai 16 juta orang. Bisa dibayangkan betapa ketatnya persaingan para pencari kerja.

Bila selama ini Anda kerap gagal mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan, coba ambil napas terlebih dahulu. Duduk dan introspeksi diri, jangan-jangan ada kesalahan yang kerap Anda buat tapi tak disadari.

Dikutip dari DuitPintar.com, berikut ini empat kesalahan yang kerap dilakukan saat mencari pekerjaaan yang tepat.

1. Portofolio

Portofolio adalah contoh karya yang menjadi penguat posisi tawar kita dalam surat lamaran kerja. Mau melamar jadi desainer grafis, misalnya, ya sertakan contoh desain yang pernah dibuat. Jangan salah, portofolio bukan hanya berupa karya yang dibuat untuk kerja. Seorang fresh graduate pun sebaiknya menyertakan portofolio berupa karya profesional yang berkaitan dengan posisi kerja yang dilamar. Jelas lucu kalau mau jadi desainer grafis tapi menyertakan karya berupa puisi. Portofolio yang diberikan pun harus yang terbaik. Seleksi semua karya yang pernah dibuat, kalau perlu minta pendapat teman atau keluarga untuk menilai mana yang kira-kira bisa ditembuskan ke HRD.

2. CV terlalu standar

Di kalangan pencari kerja, masih beredar format CV alias resume yang gitu-gitu aja. Identitas diri, riwayat pendidikan, pengalaman organisasi dan segala hal yang kuno. Harus lebih kreatif dalam menerangkan pribadi, terutama kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar. Misalnya menonjolkan aktivitas atau proyek selama kuliah atau dalam pekerjaan sebelumnya. Kalau perlu, lengkapi dengan bukti dokumentasi foto. Tapi tentu semuanya harus tertata rapi. Tinggalkan pola lama mengirim CV dalam format Word. Bisa coba pakai program lain yang lebih interaktif, dari Power Point sampai Flash.

 

3. Alamat e-mail alay

Fenomena alay memang menggegerkan dan banyak diikuti. Tapi, kalau sudah mau masuk dunia kerja, gaya hidup itu harus d17in994lK4n. Bingung kan bacanya? Alamat e-mail termasuk yang terjangkit fenomena ini. Misalnya, waktu membuat e-mail untuk daftar Facebook, isinya huruf dan angka bolak-balik jadi satu. Atau memasukkan unsur-unsur narsis seperti jokolelakitampan@gmail.com.Tunjukkan bahwa kita profesional dengan menggunakan e-mail yang profesional. Cukup gunakan nama diri, umpamanya joko.santoso@gmail.com. Kalau nama itu sudah ada yang pakai, tambahkan angka di belakangnya, misalnya joko.santoso1@gmail.com. Yang penting e-mail harus jelas dan terlihat profesional.

4. Asal kirim

Kalau berniat cari kerja, utarakan niat itu dalam surat lamaran. Bukan sekadar submit CV. Mau menyebarnya ke 1.001 perusahaan, tentu kecil kemungkinan diterima. Parahnya lagi, kalau di dalam badan e-mail cuma menulis “Terlampir”. Apanya yang terlampir? Tulis pengantar dengan rapi dan runut. Mau pakai bahasa Indonesia atau Inggris, terserah. Tapi sesuaikan dengan lamaran. Sebisa mungkin pakai bahasa Inggris untuk menunjukkan kefasihan kita berbahasa asing. Asal bukan main copy paste dari Google.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya