Profil Titiek Puspa, Mengenang Sepak Terjang Sang Legenda Musik yang Lahir dari Bintang Radio

Titiek Puspa meninggal dunia pada hari ini, Kamis (10/4/2025). Selamat jalan, Eyang Titiek...

oleh Ratnaning Asih Diperbarui 10 Apr 2025, 17:26 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 17:20 WIB
[Bintang] Titiek Puspa
Selain menjalani perawatan di rumah sakit, ia juga banyak berdoa. Agar diberikan isyarat demi kesembuhan penyakitnya. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang mengajarkan meditasi. (Nurwahyunan/Bintang.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Publik Tanah Air mengucap selamat tinggal kepada Titiek Puspa, penyanyi legendaris Indonesia ini telah menghiasi dunia hiburan Tanah Air selama puluhan tahun. Ia meninggal dunia pada hari ini, Kamis (10/4/2025).

Namun perjalanan kariernya, yang dimulai sejak usia muda yang penuh lika-liku, prestasi membanggakan, dan dedikasi yang tak pernah padam, merupakan kisah inspiratif bagi generasi penerusnya.

Lahir sebagai Sudarwati di Tanjung, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937, ia memulai perjalanan panjangnya dengan sebuah kemenangan yang mengubah hidupnya.

Performa Titiek Puspa dalam kontes Bintang Radio tingkat Jawa Tengah tahun 1954 menjadi titik awal kariernya yang gemilang. Menariknya, ia beberapa kali secara diam-diam mengikuti festival musik dengan nama samaran Titiek Puspa karena mendapat tentangan dari orang tuanya yang menginginkannya menjadi guru taman kanak-kanak.

Maklum, setamat SMP, ia memang melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK) lantaran dirinya menyukai anak kecil.

Dalam buku karya Alberthiene Endah berjudul Titiek Puspa A Legendary Diva, ayah Titiek Puspa, Tugeno Puspowidjojo, memiliki sebuah prinsip agar anak-anaknya serius menempuh pendidikan dan tidak bermain-main di dunia seni.

Dilansir dari Kapanlagi.com, kemenangan Titirk Puspa sebagai juara kedua Bintang Radio RRI Semarang membuat dirinya dikenal Sjaiful Bachri, pimpinan Orkes Simphony Djakarta. Tidak lama kemudian Titek Puspa menjadi penyanyi tetap grup tersebut, sampai memutuskan mundur pada tahun 1962.

Pertemuan dengan Presiden Soekarno

Setelah menetap di Jakarta, Titiek Puspa tampil di sejumlah panggung, termasuk siaran musik di RRI. Sampai pada akhirnya, pada akhir 1960, Titiek Puspa ditawari untuk menyanyi di Istana Negara. Pada saat itu, Presiden Soekarno sering menjamu tamu negara dan menampilkan pertunjukan hiburan.

Mendapat kesempatan ini, Titiek Puspa bahagia campur kaget bukan kepalang.  “(Bung Karno bilang) Wah, suaramu apik, kowe cantik, pinter nganggo kain,” kata Titiek Puspa, dalam wawancara khusus Titiek Puspa bersama Liputan6.com yang dipublikasikan Mei 2022. 

Ia juga tergabung dalam Lensois, yang dibentuk oleh Jack Lesmana atas perintah Soekarno sebagai respons RI-1 atas musik yang disebut sebagai budaya Barat. "Grup ini dibawa oleh Soekarno dalam lawatannya ke Eropa. Mereka tampil mengikuti ke mana Soekarno seperti di Perancis, Belanda dan lainnya," tulis pengamat musik Stanley Tulung dalam unggahannya mengenai hal ini.

Tahun 1957, ia menikah dengan penyiar RRI Zainal Ardi. Pasangan ini berpisah, dan Titiek menikah lagi dengan Mus Mualim pada 1970. Selama hidup, ia dikaruniai dua orang anak, Ella Puspasari dan Petty Tunjung Sari.

Meski sudah berumah tangga, jangan kira karier Titiek Puspa macet. Justru sebaliknya.

Warisan Abadi Sang Legenda

Titiek Puspa
Titiek Puspa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Titiek Puspa telah memberikan kontribusi besar bagi industri musik Indonesia. Lagu-lagunya yang legendaris masih sering dinyanyikan hingga saat ini, menunjukkan bahwa karya-karyanya abadi dan terus menginspirasi generasi penerus.

Sejumlah lagu-lagunya yang ia tulis dan nyanyikan masih populer hingga kini, bahkan tak sedikit yang dibawakan ulang oleh para juniornya. Beberapa di antaranya adalah "Bing," "Kupu-Kupu Malam", "Apanya Dong", "Gang Kelinci", "Jatuh Cinta", "Marilah Kemari", "Dansa Yo Dansa", "Menabung," "Bimbi", dan masih banyak lagi.

Bahkan ia pernah menulis lagu untuk band rock Jerman Scorpion. Kenangan soal lagu ini, sempat diulas kembali oleh band ini saat mengunjungi Indonesia untuk tampil di Jogjarockarta 2020. Member Scorpion, Klaus Meine dan Rudolf Schenker, pernah diundang ke acara East Meets West Festival di Bali pada 1990. Dari sini, bersama Titiek Puspa dan James F. Sundah, mereka menciptakan lagu berjudul “When You Came Into My Life.”

Lagu itu kemudian memperkuat salah satu album Scorpions. “Jadi, Indonesia selalu menjadi hal yang luar biasa (bagi kami),” kata Klaus Meine, seperti diwartakan Liputan6.com kala itu.

Operet hingga Film

Tak hanya di dunia tarik suara, Titiek Puspa juga berkiprah dalam dunia akting--baik panggung maupun layar lebar.

Salah satunya adalah Papiko atau Persatuan Artis Penyanyi Ibu kota yang merupakan paguyuban para artis penyanyi yang tinggal di Jakarta. Organisasi yang didirikan pada 27 Mei 1972 ini berawal dari niat baik Titiek Puspa untuk memayungi kiprah penyanyi ibu kota yang sering berkumpul di rumahnya. Dengan perolehan suara terbanyak, Titiek Puspa terpilih menjadi ketua Papiko. Sejumlah pergelaran Papiko mengukir kesuksesan, khususnya pertunjukan operet yang ditayangkan setiap malam takbiran di TVRI.

Adapun film yang pernah ia bintangi antara lain Ateng Minta Kawin (1974), Inem Pelayan Sexy (1976), Koboi Sutra Ungu (1981), Ini Kisah Tiga Dara (2016) dan masih banyak lagi.

“Ia ada di semua lini, bukan hanya musik. Di kesenian Indonesia juga, ia ada di semua lini,” kata Stanley Tulung mengapresiasi.

Meninggal Dunia 10 April 2026

Kini, kabar duka datang dari Titiek Puspa. Ia meninggal dunia pada hari ini, Kamis (10/4/2025). Ia mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, akibat mengalami pendarahan otak di kepala bagian kiri. 

Ia wafat sekitar dua pekan seteah Titiek Puspa dirawat sejak dilarikan ke rumah sakit tersebut pada 26 Maret 2025.

Selamat jalan, Eyang Titiek, kenangan dan karyamu abadi dalam hati kami...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya