Arief Yahya Resmikan Dua Homestay di Desa Sigapiton

Menpar Arief Yahya Resmikan 2 Homestay Sigapiton

oleh Cahyu diperbarui 25 Nov 2017, 12:16 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2017, 12:16 WIB
Libur Panjang, Warga Serbu Tempat Wisata di DKI Jakarta
Menpar Arief Yahya Resmikan 2 Homestay Sigapiton

Liputan6.com, Toba Samosir Dalam rangka menyiapkan Danau Toba sebagai destinasi prioritas, Menteri Pariwisata Arief Yahya meninjau beberapa lokasi penting. Seusai mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Internasional Bandara Silangit, dirinya langsung mendatangi Desa Sigapiton, Kabupaten Toba Samosir, yang terletak di pinggir timur Danau Toba.

Desa Sigapiton merupakan sebuah desa kecil, yang dijadikan pilot project untuk pengembangan Homestay Desa Wisata oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Terakhir, Desa Sigapiton ditinjau Arief saat kunjungan lapangan pertamanya pada 8 Juli 2017.

Sejak 15 Oktober 2017, sekitar sebulan lalu, telah berdiri dua unit Homestay “Jabu Na Ture” yang dijanjikan oleh Arief. Tempat penginapan ini terinspirasi dari desain Sayembara Homestay Nusantara dan Homestay Ecopod yang merupakan percontohan homestay terbuat dari bahan bambu.

Bambu menjadi bahan dasar yang dipilih karena bisa cepat tumbuh dan berkembang di banyak daerah di Indonesia. Selain itu, bambu mudah dicari bahannya, sehingga mudah maintenance-nya.

Desain Homestay Jabu Na Ture sendiri terinspirasi dari bentuk Jabu Bolon, khas Rumah Tradisional suku Batak Toba, tetapi dengan modifikasi material bambu yang lebih murah dan eco-friendly.

Pembangunan homestay tersebut didanai oleh Kementerian Pariwisata untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana menjadikan homestay sebagai salah satu usaha pariwisata masyarakat, tetapi tetap mempertahankan ciri khas setempat atau arsitektur Nusantara. Untuk selanjutnya, pembangunan homestay sangat terbuka untuk didanai oleh Investor lainnya.

Keberadaan dua homestay di tengah masyarakat dan di wilayah otoritatif Danau Toba, diharapkan mampu menumbuhkan ketertarikan bagi anggota masyarakat lainnya untuk menjadikan rumah tinggalnya sebagai homestay , sehingga desa dapat menjalankan usaha pariwisata secara mandiri.

Arief juga sempat berkunjung ke Tomok. Dia meninjau Pasar Cinderamata dan Objek Wisata Budaya Sigale-gale yang ada di depan rumah-rumah adat.

“Ya, jika ingin menjadi global players maka pastikan selalu menggunakan global standard,” ujar Arief, yang sempat bertemu dengan Kelompok Sadar Wisata (PokDarWis).

Dalam pertemuan dengan PokDarWis, diketahui bahwa perkembangan homestay semakin marak dan butuh support dari Pemerintah Pusat. Saat ini, telah terdata 14 unit homestay yang membutuhkan bantuan peremajaan dari sisi interior.

Arief pun merespons positif informasi dan permohonan dukungan PokDarWis setempat, dan menyatakan Kementerian Pariwisata akan mendukung 20 paket peremajaan interior homestay yang akan diberikan selambat-lambatnya Desember 2017.

Sementara itu, untuk revitalisasi bangunan dan toilet, Arief akan berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga teknis terkait, seperti PUPR. Ia juga sudah melihat masuknya instansi lain yang mendukung pariwisata di Tomok, seperti Pelindo.

Arief berharap PokDarWis dengan didukung Bupati semakin gencar berkoordinasi lintas sektor untuk pengembangan pariwisata yang memakmurkan masyarakat lokal.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya