Meme Film Dilan, dari yang Kocak Sampai Serius

Tak hanya di dalam gedung bioskop, kemunculan film Dilan 1990 juga mendapat sambutan hangat di media sosial.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 27 Jan 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2018, 17:00 WIB
Pemain film Dilan, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
Pemain film Dilan, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta Sejak pertama kali tayang di bioskop pada 25 Januari 2018, film Dilan 1990 langsung mendapat sambutan hangat dari penonton Indonesia. Film yang disutradarai Fajar Bustomi ini bahkan telah ditonton lebih dari 200 ribu orang. Namun sambutan hangat masyarakat bukan hanya terjadi di dalam ruangan bioskop, di media sosial film yang diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq ini juga ramai diplesetkan dalam bentuk meme.

Djualan

Mungkin tidak semua anak seberuntung Dilan, hal ini yang coba diutarakan pemilik akun Instagram @Kedususu.

 

 

Fulan

Dalam unggahan @miftachul354, judul film Dilan diplesetkan menjadi Fulan. Isinya captionnya sangat menyentuh, karena mengajak warganet menjauhi maksiat. Meme ini menggambarkan Dilan sangat religius dengan kopiah dan berbalut sorban.

 

Pengangguran

Meme yang satu ini diunggah pemilik akun @ramadiresga. Kutipan Dilan diubah menjadi "Jangan nganggur. Ini berat. Kau takkan kuat. Biar aku saja."

 

Dilam-ar

Entah sekadar melucu atau justru mencurahkan isi hati, akun Instagram @hijrah.zamannow mengganti kutipan film dilan menjadi "Dilam-ar 2018, jangan pacaran dosa. Kau takkan kuat. Langsung nikah saja."

 

Hilang

Unggahan yang satu ini bernada serius, sosok Dilan diganti wajah Widji Tukul, penyair yang hilang tahun 1998. Dalam salah captionnya tertulis, "Dilan dipuja karena romantis tapi Wiji Thukul harus diingat sebagai pejuang tegaknya demokrasi. Dilan hanya fiksi, tapi Wiji Thukul adalah bukti sejarah kelamnya penegakan HAM di negara ini".

 

 

Romantisan mana? #Repost @gustiawanadi (@get_repost) ・・・ 20/30 ['D(H)ilan(G)'] Kalau kata Dilan, "Rindu itu berat, kau tak akan kuat, biar aku saja". Kalau kata Wiji Thukul, "Perjuangan itu berat, kau tak akan kuat, biar aku saja yang menjadi korban aparat". Kalau kata Dilan, "Kamu Milea ya? Aku ramal nanti kita akan bertemu di kantin". Kalau kata Wiji Thukul, "Kamu subversif ya? Aku ramal nanti kita akan diburu oleh rezim otoriter yang membungkam suara-suara kritis di negara yang katanya demokratis". Kalau kata Dilan, "Selamat Ulang Tahun, Milea. Ini hadiah untukmu, cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya". Kalau kata Wiji Thukul "Selamat Ulang Tahun, Indonesia. Ini hadiah untukmu, cuma puisi. Tapi puisi penuh dengan peringatan tentang kesengsaraan rakyat dan ketidakadilan. Aku sayang negara ini. Aku tidak mau rakyat sengsara dan melarat karena pemimpin negaranya otoriter. Dilan menghipnotis kawula muda untuk romantis dalam percintaan, Wiji Thukul menghipnotis para buruh dan petani untuk berani mengorganisir dan menyuarakan ketidakadilan yang dialami melalui puisi. Dilan dipuja karena romantis tapi Wiji Thukul harus diingat sebagai pejuang tegaknya demokrasi. Dilan hanya fiksi, tapi Wiji Thukul adalah bukti sejarah kelamnya penegakan HAM di negara ini. hanya repost sc: ig: _anvel , 30haribercerita #HILANG #Hilang1998 #30hbc1820 #30haribercerita #Dilan1998 #Dilan #Dilea #poem #poetry #sajak #SajakLiar

A post shared by Aldi59 (@aldi595959) on

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya