Barang Impian Jihan, Anak Korban Gempa dan Tsunami Palu

Jihan, anak korban gempa dan tsunami Palu memiliki sebuah barang impian.

oleh Putu Elmira diperbarui 18 Okt 2018, 03:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 03:00 WIB
Barang Impian Jihan, Anak Korban Gempa dan Tsunami Palu
Jihan, anak korban gempa dan tsunami Palu memiliki sebuah barang impian. (dok. Instagram @its.bayuandrein/https://www.instagram.com/p/Bo8utbnBhw0/?taken-by=its.bayuandrein/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Jihan Zahira merupakan satu di antara begitu banyak anak yang menjadi korban setelah gempa dan tsunami mengguncang Palu, Donggala, dan Sigi pada 28 September lalu. Anak cantik berusia 3 tahun ini belakang menjadi sorotan di dunia maya.

Saat ini, Jihan berada di pengungsian di kaki Gunung Gawalise, sisi barat Kota Palu, Sulawesi Tengah bersama warga lainnya. Kisah inspiratif mengenai sosok Jihan yang tegar menghadapi kondisi usai bencana dibagikan oleh relawan bernama Bayu Andrein.

Kepada Liputan6.com, Bayu sempat menyampaikan beberapa hal yang dapat membuat Jihan tetap mampu kuat dan tegar. Salah satunya adalah mengenai barang impian dan makanan kesukaannya.

"(Jihan suka) boneka Frozen. Makanan kesukaannya mie instan dan roti," jelas Bayu Andrein melalui pesan langsung di Instagram pada Rabu, 17 Oktober 2018.

Sementara, Bayu menuju lokasi pengungsian di kaki Gunung Gawalise, Palu bersama Yayasan Karampuang yang bekerja sama dengan UNICEF pada 12 Oktober 2018. Adapun tujuan mereka datang adalah untuk melakukan trauma healing buat anak-anak yang menjadi korban bencana.

"Kami melihat anak-anak adalah pilar masa depan Palu. Mereka yang berusia 5-14 tahun rentan mengalami trauma, jadi kami memiliki metode trauma healing dengan mengajak bermain dan konsentrasi menuangkan kesedihan yang selama ini mereka rasakan," tambah Bayu.

Ada cara lain yang digunakan Bayu dan teman-teman relawan dalam melancarkan proses trauma healing. Cara tersebut adalah dengan mengajak anak-anak membuat Surat Masa Depan yang berisi tulisan tentang harapan mereka di masa mendatang.

"Surat Masa Depan kami bagikan untuk menuliskan masa depan apa yang mereka harapkan. Setelah itu, dikumpulkan dan diidentifikasi. Seperti apa kondisi psikologi masing-masing anak. Hal ini terbukti dengan perkembangan kembali ceria," kata Bayu tentang trauma healing anak-anak korban gempa dan tsunami Palu.

Simak video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya