6 Model Disabilitas yang Taklukkan Pekan Mode Dunia

Mereka yang memiliki fisik yang tak sempurna, juga bisa berprestasi dan mewujudkan mimpinya menjadi model profesional.

oleh Henry diperbarui 03 Des 2019, 07:02 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 07:02 WIB
Kelly Knox
Kelly Knox, model penyandang disabilitas. (dok.Instagram @itskellyknox/https://www.instagram.com/p/BpmsPhfBiKV/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 3 Desember 2019 diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional? Peringatan ini ditetapkan untuk memberikan dukungan dan perhatian, perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas atau difabel.

Penyandang disabilitas bisa diartikan individu yang mempunyai keterbatasan fisik atau mental/intelektual. Meski memiliki keterbatasan, bukan berarti kemampuan mereka dibawa atau tidak sama dengan orang normal pada umumnya.

Penyandang disabilitas bahkan juga ada yang menjadi foto model atau model catwalk. Selama ini yang ada di benak kita, sosok model adalah wanita yang tinggi, langsing dan cantik. Sedangkan model pria pada umumnya juga tinggi, tampan dan punya tubuh proporsional.

Namun faktanya, mereka yang memiliki fisik yang tak sempurna, juga bisa berprestasi dan mewujudkan mimpinya menjadi model profesional. Dirangkum dari beragam sumber, berikut ini enam model disabilitas internasional yang mampu menggebrak panggung model dan pekan mode dunia.

Kelly Knox

Kelly Knox adalah model diabilitas yang lahir tanpa lengan kiri dan sempat hidup dengan tangan palsu.Namun, di pertengahan jalan hidupnya, Kelly memutuskan membuang lengan palsu. Ia mengatakan kepada temannya, jika ia ingin menjadi model.

Dilansir dari Daily Mail, perempuan 34 tahun ini sudah 11 tahun berjuang dan berkali-kali ia ditolak ketika ingin menjadi model. Saat hampir putus asa, kesempatan dan kepercayaan datang kepadanya.

Pada 2017, Kelly menjadi salah satu model pertama penyandang cacat yang tampil di ajang bergengsi London Fashion Week. Ia berjalan di atas catwalk untuk duo desain Inggris/Irlandia, Teatum Jones.

Ibu dari seorang balita ini bersyukur bahwa kini industri fashion telah merangkul keberagaman, seperti model-model plus size, berkulit hitam, disabilitas, serta transgender.Kehadirannya yang cukup mencuri perhatian di panggung London Fashion Week membuatnya menjadi salah satu role model disabilitas.

Jillian Mercado

Wanita kelahiran 30 April 1987 ini sejak remaja menderita distrofi otot, yang membuat dirinya dia tidak bisa berkembang seperti dengan remaja lain seusianya.

Namun, hal ini tidak mematahkan keinginannya untuk menggeluti dunia fashion. Dilansir dari Glamour, Mechardo sempat mengambil kuliah jurusan pemasaran fashion di Fashion Institute of Technology di New York.

Sejak enam tahun lalu, Mercado malah semakin eksis setelah menadatangi kontrak dengan sebuah manajemen model kenamaan IMG Models. Tak lagi sebagai marketing fashion, penyandang disabilitas ini justru lebih dikenal sebagai model profesional.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diandra Forrest

Diandra Forrest
Diandra Forrest, model penyandang disabilitas. (dok.Instagram @diandraforrest/https://www.instagram.com/p/Bnq2pazAhuK/Henry)

Diandra Forrest adalah model berdarah Afrika-Amerika yang mengidap albino. Meski memiliki kulit pucat dan rambut pirang alami, antara Afika dan Amerika Forrest tidak membiarkan dirinua terpuruk.

Ia memang sempat frustrasi dan menganggap fisiknya sangat aneh, tapi itu tak berlangsung lama. Buktinya, wanita 30 tahun ini mampu bangkit. Dengan bakat dan tekad besar yang dimilikinya, Forest sukses menjadi seorang model catwalk profesional yang selalu tampil total dan mengejutkan.

Madeline Stuart

Model asal Australia ini digadang-gadang sebagai model pertama yang tampil dengan penyakit down syndrome. Karena itulah dia dianggap sebagai fenomena dunia modelling yang bisa mengubah pandangan dunia mengenai inklusivitas.

Penderita down syndrome umumnya identik dengan ciri fisiknya, terutama badannya yang gemuk. Namun, Madeline berjuang agar bisa mendapatkan berat badan yang ideal untuk seorang model. Ia mengurangi berat badannya sampai 20 kg dengan mengubah gaya hidupnya.

Hasilnya, karier modelingnya meroket. Namanya sudah terdaftar dalam beberapa runway di beberapa negara, seperti New York Fashion Week, Paris Fashion Week, London Fashion Week, Runway Dubai, Mercedez Benz Fashion Week China, dan beberapa runway lainnya di dunia.

Tak hanya itu, ia juga tampil dalam beberapa majalah di dunia.Dikutip dari laman iconiclife.com , Madeline pun tidak menyangka bahwa ia akan menjadi model dengan down syndrome. Tapi, ia merasa bangga karena orang-orang di sekitarnya mendukung serta menerimanya sehingga ia mengalami kemajuan di bidang modelling.

Jack Eyers

Jack Eyers foto Instagram (jackeyersgb)
Jack Eyers foto Instagram (jackeyersgb)

Tak hanya wanita, model pria disabilitas juga cukup banyak yang sukses. Salah satunya adalah Jack Eyers. Pria 28 tahun ini menjadi orang pertama mengenakan mahkota Mr England dengan kaki teramputasi. Ia dinobatkan sebagai Mr England alisa Tuan Inggris dalam kompetisi yang berlangsung pada Oktober 2019.

Eyers yang terpaksa meruntuhkan ambisinya menjadi seorang pemadam kebakaran ini beralih ke industri olahraga atau Fitness.Ia menjadi instruktur berkualitas dan bersertifikat. Ia juga begabung dalam Models of Diversity, sebuah agensi model yang menjunjung kesetaraan dan keadilan dalam fashion dan media.

Pada 2015, Eyers menorehkan sejarah sebagai model pria disabilitas pertama yang berjalan di panggung New York Fashion Week. Selain itu, ia jadi model utama yang berjalan di catwalk pertunjukan AW17 Teatum Jones di London Fashion Week dengan membawa tema The Body.

Dengan keberhasilannya sebagai model, Jack Eyers mengungkapkan bahwa ia mempunyai misi untuk meningkatkan derajat para penyandang disabilitas terutama di industri fashion.

Kanya Sesser

Model asal California, Amerika Serikat ini lahir tanpa kaki. Kanya Sessar lahir di Thailand dan ditinggal begitu saja oleh orangtuanya.Pada usia lima tahun, ia diajak ke Portland, Oregon, di Amerika Serikat, dan tinggal bersama orangtua angkatnya.

Ia kemudian banyak belajar dan melakukan berbagai kegiatan.Kanya memulai karirnya pada usia 15 tahun. Ia menjadi model brand-brand ternama seperti Billabong, Nike, dan model pakaian dalam. Berkat profesi yang ditekuninya, perempuan 23 tahun ini bisa menghasilkan lebih dari 1.000 dolar AS per hari.

Dengan menjadi model, ia ingin menunjukkan seperti apa kecantikan yang sebenarnya.Kanya menolak menggunakan kursi roda ataupun kaki palsu karena ia tidak pernah merasa minder dengan kondisi tubuhnya. Perempuan berkulit sawo matang ini menggunakan skateboard sebagai sarana mobilitasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya