Karya Seni Terinspirasi Stupa Candi Borobudur di Wave of Tomorrow 2019

Ada beragam elemen yang dibangun untuk membuat karya seni berbasis teknologi, Arka Niskala.

oleh Putu Elmira diperbarui 23 Des 2019, 12:02 WIB
Diterbitkan 23 Des 2019, 12:02 WIB
Wave of Tomorrow 2019
"Arka Niskala" oleh Maika di Wave of Tomorrow 2019. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Wave of Tomorrow kembali diadakan tahun ini di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan mulai 20--29 Desember 2019. Salah satu kreator yang memamerkan karyanya di festival seni berbasis teknologi ini adalah Maika Collective Studio.

Karya Maika di Wave of Tomorrow 2019 bertajuk Arka Niskala. Saat akan memasuki instalasi, pengunjung akan disambut oleh kaca-kaca yang dirangkai sedemikian rupa dan dapat diputar.

"Kita terinspirasi dari bentuk stupa Candi Borobudur yang punya tingkatan, yang di mana tingkatan itu punya arti masing-masing. Di instalasi ini kita juga punya tingkatan tersendiri," kata Glee Ananda, creative director Maika Collective Studio kepada Liputan6.com di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu, 22 Desember 2019.

Glee menambahkan, perumpaman segitiga tersebut adalah elemen-elemen detail yang ada di Candi Borobudur dan candi lainnya. Selain itu, terlihat pula pemakaian material bambu pada instalasi Arka Niskala.

"Bambu satu material yang unik, bisa banget dieksplorasi dan kita mencoba menantang diri coba aplikasikan bambu ke karya kita. Kebanyakan kalau kita ngomong karya teknologi, something yang futuristik tapi gimana bisa mencampurkan unsur alam terhadap karya instalasi kita," lanjutnya.

Ada beragam elemen yang turut memberi disertakan Maika lewat karya mereka mulai dari sentuhan nature, tribe, culture, hingga Nusantara. Deretan itu pula yang membuat instalasi menjadi satu kekuatan yang kokoh.

"Jadi nggak cuma dari bentuk aslinya, tapi dari filosofi yang sudah kita masukkan ke dalam instalasi," jelas Glee.

Kehadiran material kaca disebutkan Glee sebagai penemuan yang unik. Seperti yang diketahuim kaca sehari-hari dapat digunakan untuk bercermin, berias, hingga refleksi terhadap diri.

"Tapi ternyata, cermin bisa digunakan untuk sesuatu yang memantulkan cahaya, memberi bentuk-bentuk yang unik pada karya instalasi jadi menurut kita eksplorasi kaca lagi," ungkap Glee.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pesan yang Ingin Disampaikan

Wave of Tomorrow 2019
"Arka Niskala" oleh Maika di Wave of Tomorrow 2019. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Karya seni Arka Niskala tak hanya dibuat sebagai sebuah instalasi dari perjalanan eksplorasi para kreatornya, tetapi ada pula pesan-pesan lain yang ingin disampaikan kepada pengunjung.

"Tagline kita setahun belakangan ini "Nusantara for Global", kita ambil inspirasi, referensi, ide yang ada di seluruh Nusantara. Instead kita melihat atau ambil referensi dari luar, kita coba mempelajari lebih banyak lagi tentang budaya kita di rumah kita," kata Abdullah Bedi, selaku business director Maika Collective Studio kepada Liputan6.com pada kesempatan yang sama.

Abdul, begitu ia akrab disapa, menyampaikan bahwa bagian 'for global' menunjukkan sebenarnya inspirasi-inspirasi yang ada di seluruh Nusantara dapat dikemas dengan relevansi global.

Karya Arka Niskala bukan menjadi project pertama Maika yang dikemas dengan inspirasi dari seluruh Nusantara dengan relevansi global. Sebelumnya, mereka pernah menerapkan ini di Salatiga, Jawa Tengah.

"Salatiga ada membawa folklore lokal, cerita daerah sana tapi membuat projection map yang kita tembakan ke air mancur bisa dansa juga secara teknis dan packaging siap disebarkan ke seluruh dunia, tapi sebenarnya inspirasi datang negara kita sendiri," lanjutnya.

Tak hanya lewat karya di Wave of Tomorrow 2019, Maika Collective Studio berkomitmen untuk terus mengusung Nusantara for Global sebagai key message dari setiap karya mereka ke depannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya