Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan mode wanita Shein meminta maaf setelah melakukan kesalahan serius dengan menjual sajadah yang diiklankan perusahaan sebagai karpet di website-nya. Shein mengunggah permintaan maaf lewat media sosialnya.
Orang-orang mengungkapkan kemarahannya tentang perusahaan yang menjual karpet yang menyerupai sajadah yang biasa digunakan umat Islam untuk salat. Pihak Shein menyebut hal itu sebagai kesalahan serius.
Advertisement
Baca Juga
"Kami meminta maaf!" perusahaan menulis di Instagram, seperti dikutip dari Today, Rabu (8/7/2020). "Kepada komunitas kami - kami membuat kesalahan serius baru-baru ini dengan menjual sajadah sebagai karpet dekoratif di situs kami. Kami mengerti ini adalah sangat menyakitkan dan benar-benar minta maaf."
Perusahaan tersebut telah menghapus barang yang dijual di website-nya. Pihaknya akan membentuk komite peninjauan produk untuk menghindari kondisi serupa di masa depan.
"Sebagai merek global, kami bersumpah untuk bekerja yang jauh lebih baik dalam mendidik diri kami sendiri tentang budaya, agama, dan tradisi yang berbeda untuk memastikan komunitas kami yang beragam untuk dihargai dan dihormati," tulis Shein dalam permintaan maafnya.
"Kami menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada semua yang telah kami sakiti dan tersinggung, dan berharap kami bisa mendapatkan maaf dari Anda."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Reaksi dari Mahasiswi
Permintaan maaf Shein muncul setelah seorang mahasiswi pascasarjana jurnalisme di Inggris bernama Khadija Rizvi. "Aku jijik," tulisnya minggu lalu. "Aku marah. @ Sheinofficial juga MENGUNTUNGKAN tikar sajadah muslim (janemaz / sajadah) dengan menjualnya sebagai karpet. Ada beberapa yang gambar Kakbah di karpet yang dijual itu," jelasnya.
Perempuan itu mengatakan kejadian ini sangat menyakitkan. "Sajadah adalah sepotong kain penting, digunakan oleh umat Islam, ditempatkan di antara lantai dan orang yang beribadah selama salat lima waktu. BUKAN karpet dan harus diperlakukan dengan hormat dan Anda dilarang memakai sepatu di atasnya," katanya.
Dilansir dari Buzz Feed News, banyak orang setuju dengan Rizvi, dan mengatakan bahwa produk yang dijual sebagai tikar biasa tidak sopan. Ia mengatakan unggahannya tidak viral seperti ini.
"Aku berbagi kemarahanku sendiri dan ternyata puluhan ribu merasakan hal yang sama yang menyebabkan barang dihapus, kami melakukannya bersama-sama," katanya. "Sebagai seorang jurnalis dan aktivis, aku percaya itu adalah tugasku untuk menggunakan platform dan suaraku untuk meningkatkan kesadaran akan sudut-sudut yang kadang-kadang diabaikan oleh masyarakat," kata Rizvi.
Advertisement