Liputan6.com, Jakarta -Â Di tengah pandemi corona Covid-19, dunia penerbangan yang sempat lesu mulai kembali menggeliat. Seiring dengan kembali beroperasinya sejumlah maskapai penerbangan, produsen pesawat Airbus yakin bahwa industri penerbangan telah menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan perjalanan udara yang aman bagi para penumpang.
Presiden Airbus yang baru untuk wilayah Asia-Pasifik, Anand Stanley, mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut merupakan hasil kerja sama berbagai pelaku industri penerbangan. Ada Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Dewan Bandara Internasional (ACI), bersama dengan para regulator, maskapai penerbangan, bandara, dan produsen pesawat.
Anand menjelaskan, proses untuk memastikan perjalanan yang aman dimulai di bandara. Upaya tersebut antara lain membatasi akses masuk ke terminal, pemeriksaan suhu tubuh, dan memastikan penumpang memiliki kontak yang minim dengan orang lain ketika melewati berbagai tahap dari check-in hingga boarding.
Advertisement
Baca Juga
Di gerbang keberangkatan, pembatasan jarak sosial diberlakukan, dan maskapai penerbangan mengadopsi prosedur naik dan turun pesawat yang baru. Maskapai penerbangan juga memberlakukan pembatasan bagasi kabin untuk menghindari antrean saat memasuki pesawat. Kabin pesawat merupakan lingkungan dengan risiko yang sangat rendah karena sistem ventilasi, penyaringan udara, dan pola aliran udara yang canggih.
"Udara bersih selalu menjadi prioritas dalam desain kabin kami, dengan aliran udara, tekanan, suhu, dan kualitas yang terus dipantau," ujar Anand dalam konferensi virtual yang diadakan Airbus, Selasa, 28 Juli 2020.
"Udara di kabin diperbarui setiap dua sampai dengan tiga menit. Kualitas kebersihan dan kesegaran udara di kabin pesawat Airbus sebenarnya mirip dengan kualitas udara yang ada di dalam ruang operasi di rumah sakit," tambahnya.
Anand menambahkan, udara masuk ke dalam kabin melalui ventilasi yang terletak di dekat kompartemen di atas kepala penumpang, dan akan mengalir turun dengan kecepatan satu meter per detik. Aliran udara kencang ke arah bawah ini mencegah perpindahan udara secara horizontal di dalam kabin, sehingga mengurangi risiko kontaminasi silang.
Udara kemudian keluar dari kabin melalui ventilasi yang terletak sejajar dengan lantai, dan disaring menggunakan filter High Efficiency Particulate Air (HEPA). Filter HEPA dapat menyaring 99,95 persen partikel yang ada di udara kabin, termasuk bakteri dan virus-virus seperti virus corona yang ukuran partikelnya cukup besar.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Prosedur Pembersihan Pesawat
Udara yang sudah melewati proses filtrasi lalu disatukan dengan udara segar dari luar pesawat sebelum kemudian masuk kembali ke dalam kabin. Prosedur pembersihan akan ditambahkan di antara jadwal penerbangan. Prosedur pembersihan ini meliputi seluruh area kabin, termasuk area di sekitar kursi penumpang, troli makanan, dan kamar mandi.
Prosedur yang ditingkatkan ini diamanatkan oleh pihak regulator, dan harus menggunakan produk pembersih yang telah disetujui oleh produsen pesawat. Varian baru dari produk pembersih yang tahan lebih lama juga digunakan dan dapat memberikan perlindungan hingga lima hari.
Berbagai langkah perlindungan sementara lainnya juga diterapkan oleh maskapai untuk penumpang dan awak pesawat. Hal ini termasuk kewajiban memakai masker di dalam pesawat, dan manajemen arus pergerakan penumpang di dalam kabin selama boarding, terbang, dan turun pesawat.
"Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan lingkungan yang aman bagi penumpang dan awak pesawat, karena masalah kebersihan dan kesehatan saat ini jadi perhatian utama di hampir semua bidang termasuk penerbangan," terang Anand. "Hal ini membuat kami yakin bahwa perjalanan udara akan tetap menjadi moda transportasi yang paling aman, bahkan dalam masa-masa penuh tantangan ini," pungkasnya.
Advertisement